Citra Indonesia Bersinar Di Jakarta Fashion and Food Festival 2014-06-05 - Dunia-Spasi

Thursday 5 June 2014

Citra Indonesia Bersinar Di Jakarta Fashion and Food Festival 2014-06-05


Industri fashion kemajuannya akan bisa dirasakan jika dalam pengelolaannya ada inovasi dan kreativitas. Artinya, mampu melakukan terobosan-terobosan yang cukup berarti dalam memilih bahan dan gaya busana yang tak mengekor pada fashion pada umumnya. Selain itu adanya regenerasi perancang melalui lahirnya designer-designer muda akan memberikan nuansa penyegaran yang cukup berarti.



Hal ini saya rasakan ketika menyaksikan Fashion Extravaganza di Next Young Promising Designers yang mengambil tema “Embracing Hand Woven The Indonesian Heritage” Bertempat di Sentra Kelapa Gading. Saya sempat menghadiri event ini umenjelang hari terakhir pagelaran, 31 Juni 2014. Sedangkan event ini sudah berlangsung sejak 9 Mei – 1 Juni 2014. 

Event ini berada pada naungan Jakarta Fashion and Food Festival (JFFF) yang sudah berlangsung sebelas kali dan tahun ini adalah tahun pertama dari dua dekade berlangsungnya JFFF ini. Program tahunan JFFF bekerjasama dengan pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta bersama PT Summarecon Agung Tbk. Tetap mengusung semangat “Transforming Indonesia Into Global Taste” yang bertujuan mengangkuat citra, harkat dan martabat Indonesia melalui industri produk fashion dan kuliner asli Indonesia yang berkualitas Internasional. Dengan konsisten mengangkat rangkaian acara Fashion Extravaganza, Food Festival dan Gading Nite Carnival.

Salah satu karya peserta Next Young Promising Designers
 
Kain tenun dan corak tenun yang elegan dan berkualitas Internasional
Jam 14.00 acara dibuka oleh MC, dihadapan panggung duduk 7 orang juri yang sudah punya kompetensi dalam bidang seni dan mode tanah air, mereka adalah Aida Nurmala (Pemeran Seni, Direktur Studio One), Dhanny Dahlan (Perwakilan Citra Tenun Indonesia), Didi Budiarjo (Perancang Mode Indonesia), Koestriastuti (Pengurus bidang pelatihan dan pengembanga CTI, pengurus DEKRANAS), Ninik M Pambudy (Wakil Pemimpin Redaksi Harian Kompas), Rian Salmun (Perwakilan JFFF) dan Sandrina Satar (Bendahara CTI, Isteri Direktur Utama Garuda Indonesia). Mereka menilai 10 Finalis yang telah terpilih dari proses penjurian sebelumnya.

Seluruh finalis mempresentasikan karya mereka dalam bentuk rancangan berbahan dasar tenun Nusantara dalam corak, motif dan keseluruhan busananya.  Saya sangat terkesan dengan semua yang ditampilkan. Ada tenun khas Garut Jawa Barat, Bali, Lombok, Sumba, Palembang dan Kalimantan. Berbagai macam corak dan model berbahan dasar tenun ini ditampilkan sangat luwes. Apalagi untuk tenun yang dikolaborasikan. Pada beberapa rancangan peserta, ada yang mengkombinasikan antara tenun Garut-Palembang, Bali-Palembang, Kalimantan-Garut-Bali dan lain sebagainya. Dari presentasi ini, terlihat betapa Indonesia mempunyai banyak ragam keindahan dan cita rasa seni yang berkelas.
Sambil menunggu pengumuman pemenang, para undangan dan media menikmati suguhan musik dari sebuah band.


Kehadiran JFFF ini sangat membantu sekali promosi budaya dan industri mode Indonesia sampai ke selutuh dunia, selain itu dapat mengangkat kesejahteraan para penenun di seluruh pelosok Indonesia. Bahkan ajang Next Young Promising Designers ini sangat memacu semangat dan kreativitas anak bangsa. Dengan hadirnya para perancang muda berbakat ini, akan lahir maestro-maestro seni budaya terbaik tanah air berikutnya.

Dari 10 Finalis tersebut didapat pemenang sebagai berikut :

Para pemenang diapit oleh modelnya

Pemenang ke 1 : Felisa Aprilia (tema : When Culture Meet Urban)
Pemenang ke 2 : Audrey Aledya Chaerunnisa (tema : Envisage Vol 2)
Pemenang ke 3 : Dewi Christina Lie Echeveste (tema : Living Madrid)

Sedangkan Pemenang Favorit melalui voting terbanyak di Fanpage Facebook Jakarta Fashion and Food Festival adalah Qurnia Harmas (tema : Playing Tenun)

Usai menonton awarding Next Young Promising Designers saya ke La Piazza, masih di kawasan Sentra Kelapa Gading. Di sana ada Kampoeng Tempo Doeloe diberi nama Pasar Gambir di sana saya dapat menikmati suasana Pasar Gambir tempo dulu, dengan hiruk pikuk masyarakat dan pedagang serta aneka jajanan khas Indonesia yang semuanya mampu membuat saya terpuaskan melahapnya. Semua makanan di sana sangat sesuai dengan lidah saya dan ada beberapa makanan yang mampu mengobati kerinduan saya terhadap kampung halaman saya di Bandung. Makanan yang jarang sekali saya temui di Jakarta, ada Mie Kocok Bandung, Bala-Bala (Bakwan Sayur) , Oncom goreng, combro dan Misro.

Suasana Pasar Gambir Tempo Doeloe
 
Nasi Bebek
 
Bala-Bala (Bakwan Sayur, Oncom dan Tempe Goreng)
Saya yang selama ini penasaran dengan Serabi Notosuman, bisa langsung merasakan di sana, tak perlu jauh-jauh ke tempat asalnya. Banyak sekali aneka kuliner di sana Bisa beli Nasi Bali, Nasi Lengko, Nasi Jamblang dan masih banyak lagi. Dijual dalam gerobak-geobak dan booth-booth khas Pasar Gambir Tempo Dulu, sangat membangkitkan selera, sambil menikmati kuliner bisa menikmati hiburan di Panggung utama.

Rangkaian acara yang sangat padat, bermanfaat dan menghibur. Semoga di Tahun depan dapat berkesempatan mengikuti acara JFFF ini lagi.


[B Blog x JFFF 2014 Blogging Competition[3]] berpartisipasi dalam B Blog x JFFF 2014 Blogging Competition[3]

6 comments:

  1. Wuih, saya bisa seharian gak pulang nih klo ngendon di kulineran model begitu hehehehe...

    ReplyDelete
  2. ciaaaattt....ramai banget yah acaranya... aku malah pengen kulinernya kayanya mantaabbb :))

    ReplyDelete
  3. kalo kulineran, saya bisa betah.. :)

    ReplyDelete
  4. nyami banget tuh makanan nya
    mau dong hehehehe

    ReplyDelete

@templatesyard