Tak
jauh dari tikungan Pasar Ciputat, ada tiga orang yang masih terlihat anak-anak
usia SD kelas lima dan enam. Mereka sibuk menjadi tukang parkir liar. Salah
satu diantaranya jongkok di tepi trotoar jalan sambil menghisap rokok tanpa
beban. Beda lagi dengan yang saya lihat di warung tepi jalan 200 meter dari
pasar tadi. Dua orang anak yang juga masih terlihat anak-anak membeli rokok
eceran beberapa batang. Saya saat itu langsung bertanya ke salah satunya,
karena saya tak bisa menahan diri melihat pemandangan tersebut. “Dik, beli
rokok buat siapa?” Tanya saya. Anak yang memegang rokok menjawab “Buat aku.” Katanya
datar. “Kamu masih kecil udah merokok?” Tanya saya lagi. “Iya Kak, kan aku udah
kerja dan bisa cari duit sendiri dari ngamen. Jadi aku bisa beli rokok karena
pakai duitku sendiri.” Anak tersebut menjawab lagi dengan kepolosan dan
keluguannya.
Melihat
kejadian diatas, saya sangat nelangsa. Bagaimana bisa mereka yang masih usia
dibawah 10 tahun merokok? Hati saya berdialog gusar. Seolah mereka adalah adik
saya sendiri. Saya tak ingin mereka lambat laun mengalami kerusakan paru-paru
atau penyakit lainnya dari akibat merokok. Karena bagi orang dewasa yang
merokok pun saya kurang setuju. Walau berbagai alasan mereka kemukakan bahwa
merokok melepas penat, mengusir rasa grogi dan lain sebagainya. Tetapi merokok
tetaplah berbahaya untuk siapapun dan usia berapapun.
Lebih
jauh dari itu, rokok adalah pintu masuk narkoba bagi para perokok yang mudah
dipengaruhi orang lain untuk mencoba barang haram ini. Banyak pemakai narkoba
yang awalnya adalah pecandu rokok. Ada pula yang bisa mengenal narkoba karena
awalnya merokok sejak muda. Gejolak muda akan selalu penasaran dengan sesuatu
yang lebih dalam lagi. Setelah anak muda merasa keren dan gaul dengan rokoknya,
mereka yang labil akan mencoba sesuatu yang lebih jauh lagi. Yakni, narkoba
berupa ganja, shabu-shabu bahkann heroin yang mematikan.
Sebagai
dukungan terhadap kampanye anti narkoba yang diserukan Badan Narkotika
Nasional. Dalam gerakan yang telah dicanangkan pemerintah bahwa Tahun 2014
adalah tahun penyelamatan bagi pengguna narkoba. Maka kita harus ikut
berpartisipasi dalam hal ini. Sosialisasikan segala hal terkait narkoba, mulai
dari asal muasalnya mengenal narkoba sampai upaya pemberantasannya. Semua pihak
harus turun langsung demi menyelamatkan anak bangsa.
Rokok,
pintu masuk narkoba, bisa disebut demikian mengingat dari coba-coba dan terus
penasaran dengan yang lebih dalamnya lagi yang menjurus hal lebih berbahaya.
Selain rokok dapat merugikan karena sama saja dengan membakar uang, rokok pun
dapat merugikan kesehatan. Mulai dari kanker paru-paru, bronkhitis, kerusakan
otak, melepuhnya kulit, gigi kuning dan lain-lain. Saya sangat setuju dengan
slogan pada kemasan dan iklan rokok sekarang yang berbunyi “Rokok Dapat
Membunuhmu” memang ini benar adanya.
Selain
rokok biasa, marak juga hadir rokok elektrik, rokok modern yang dikembangkan
pada Tahun 2003 oleg SBT.Co.Ltd, sebuah perusahaan yang berbasis di Beijing ini
diclain sebagai rokok yang aman dan ramah lingkungan karena tak berasap tetapi
membakar cairan dari baterainya. Sehingga uapnya langsung masuk ke paru-paru
pengguna. Tentu saja tetap membahayakan. Jadi tak ada rokok yang aman
sebenarnya. Karena menurut penelitian dari Vardavas dari Center for Global
Tobacco Control di Harvard School Public Health dikutip dari Reuters dan
dilansir dari detikhelath, bahwa pengguna rokok elektrik sudah mendapatkan efek
jangka pendek secara langsung, Yakni efek fisiologis secara cepat dengan mengalami
penyempitan saluran pernapasan.
Sebagai
upaya penyelamatan anti narkoba, maka kampanye anti rokok pun harus dilakukan.
Dengan sosialisasi untuk mencegah bahaya merokok bisa bertahap mulai kampanye
untuk anak-anak dan remaja.
Menurut
sumber dari Buletin P4GN yang dirilis Badan Narkotika Nasional edisi ke 11
Tahun 2012, sebagai bentuk wujud nyata Indonesia Bergegas dalam menghadapi
tantangan penyelamatan pengguna narkoba. Salah satunya dengan mencegah
anak-anak dan remaja merokok. Beberapa cara yang dapat dilakukan adalah sebagai
berikut :
1. Memahami
apa penyebab yang membuat anak dan remaja merokok? Jika mereka merokok karena
lari dari suatu permasalahan, bisa dilakukan upaya pendekatan dengan dialog dan
mencarikan jalan keluar untuk masalahnya sehingga dapat dihindari kecenderungan
merokok lebih jauh lagi.
2. Selalu
mengingatkan anak dan remaja untuk tidak merokok, jangan bosan untuk bawel
atauu cerewed kepada mereka untuk menjelaskan bahaya merokok yang akan membawa
keburukan lebih luas.
Beri
contoh yang nyata dari para orangtua di rumah, jika anaknya tak ingin menjadi
pecandu rokok, jangan merokok di rumah dan jangan menyuruh anak untukmembeli
rokok.
Sedangkan
sosialisasi di luar rumah oleh berbagai institusi, sekolah dan masyarakat luas,
bisa dengan memberikan informasi bahaya merokok melalui talkshow, seminar atau acara lainnya.
Peran
guru, teman dan keluarganya sangat
penting dalam mendukung perttumbuhan biologis dan mental remaja agar
seimbang dan mencapai kedewasaan berpikir untuk lebih siap menerima bahwa
bahaya merokok sangat membawa dampak buruk bagi dirinya. Tekankan juga bahwa
rokok bisa menjadi pintu masuk narkoba yang akan merenggut masa depannya.
Berikan
mereka contoh nyata akibat dari merokok, dengan memberikan informasi kesehatan
yang buruk beserta detail gambar dan sebab akibatnya agar mereka lebih memahami
lebih dalam. Bahwa merokok itu bukan lambang kedewasaan atau simbol gaulnya
anak muda. Ditekankan pula bahwa rokok dapat mengakibatkan susahnya diri
sendiri saat kecanduan dan akan menyusahkan keluarga serta orang disekitarnya
juga. Termasuk ketika mencoba lebih jauh lagi, narkotika dan obat terlarang
lainnya.
Sosialisasi
bahaya merokok tak hanya diperuntukan bagi anak-anak dan remaja, bagi para
perempuan pun wajib dilakukan. Karena perempuan mempunyai siklus hidup hamil
dan menyusui. Jika perempuan merokok, maka jika ia hamil, anaknya akan rentan
mengidap penyakit meningitis yang dapat merusak sebagian organ tubuh dan
otaknya.
hai kenalan dong...
ReplyDeleteBerkunjung, Memang menyedihkan melihat anak2 yang masih dibawah umur sudah merokok mbak, Salam Kenal ya
ReplyDeletePerokok pasif dari kelompok wanita adalahkorban paling nelangsa. Sudah jelas terpapar, nasib anak dalam kandungan belum lagi ga enaknya itu buat complain.
ReplyDeleteTembakau pada asalnya ada manfaatnya juga, tetapi seringkali semua ini dampak dari masalah pikiran, ingin tenang dan menghilangkan stres, jadi lari ke rokok. atau obat-obatan... padahal itu bisa diubah dengan mengubah pikiran. sedih memang melihat yang masih muda belia merokok, itu bukan karena mereka punya beban psikologis, tetapi pendidikan dari apa yang dilihat di sekitar mereka... karena hidup bukan hanya di dalam sekolah namun juga di luar sekolah... perlu peran semua pihak... khususnya orang tua juga... langkahnya tentu tidak dengan kekerasan, tetapi edukasi...
ReplyDeletesusah banget gan ingin berhenti itu , godaan nyta selalu ada terus duh berat banget buat ninggalin rokok itu
ReplyDelete