Tak terbantahkan bahwa Indonesia memiliki kekayaan
budaya, sumber daya alam serta berbagai karya yang berciri khas. Ada yang
bertahan, bahkan tercatat di UNESCO sebagai bagian dari warisan Budaya
Indonesia yang punya hak paten, seperti Batik dan Angklung. Ada juga yang pudar
karena kurangnya dipelihara serta perhatian terhadapnya kurang maksimal.
Salah satunya adalah Budaya Teh Indonesia. Sudah
hampir tak terasa gaungnya. Dahulu, Teh Indonesia banyak dinikmati oleh
masyarakat lokal serta luar negeri. Yang menikmati, tahu bahwa teh tersebut
adalah Teh Indonesia. Karena punya ciri khas rasanya yang pekat, aroma wanginya
tajam dan terbuat dari bahan berkualitas. Teh ini umumnya dikonsumsi oleh para
Raja di Indonesia.
Pudarnya Budaya Teh Indonesia, berpengaruh terhadap
eksistensi budaya di kancah nusantara dan internasional. Kalah jauh dengan
Jepang, Cina dan Inggris. Padahal, kualitas teh Indonesia jauh lebih baik dari
kualitas teh negara-negara tersebut.
Berangkat dari hal ini, Ketua Dewan Teh Indonesia,
Ratna Somantri duduk bareng dengan Aristyo Kristandyo selaku Group Head of Marketing Beverages WingsFood, mengungkapkan keprihatinan
terhadap budaya teh Indonesia yang semakin terpinggirkan. Maka muncul ide untuk
kampanyekan "ManaIndonesiamu" yang tersebar di berbagai sosial media.
Mengajak seluruh masyarakat untuk bersama-sama memunculkan dan meng-eksploitasi
berbagai keunikan dan budaya Indonesia dalam segala bentuk dan karya. Dengan
upload foto, video serta artikel yang memuat tentang Budaya Indonesia. Salah
satunya di Twitter @manaIDmu
Seiring kampanye "Mana Indonesiamu" pada
Tanggal 14 Januari 2015, diluncurkan produk teh kemasan dalam botol bernama
Javana berisi 350 ml. Teh melati dengan nuansa khas Jawa. Dengan tagline Cita Rasa Teh Indonesia. Dimaksudkan untuk
mendukung gerakan eksploitasi kembali budaya teh Indonesia yang punya ciri khas.
Teh ini dibuat dengan memunculkan kembali sensasi aroma teh dengan Aroma
Recovery System. Dengan tiga tahap, extraction adalah pengambilan rasa dan
aroma, repository system yaitu penyimpanan rasa dan aroma, serta infusing
system, merupakan pengembalian kembali kesegaran teh dalam Teh Javana.
Aristyo Kristandyo, Tohpati dan Ratna Somantri |
WingsFood menyasar minuman kemasan dalam botol karena pertumbuhan minuman kemasan naik 15% per tahunnya. Disampaikan juga oleh Aristyo Kristandyo, bahwa 41,5% makanan di modern market urutan kedua tertinggi biasanya yang dibeli adalah minuman kemasan dalam botol.
Di acara peluncuran Javana Cita Rasa Teh Indonesia ini juga hadir Tohpati, gitaris legendaris yang menyukai teh. Tohpati mengatakan bahwa ia kerap mendapatka inspirasi dalam menciptakan karya setelah minum teh. Minum teh membuatnya berkonsentrasi. Tohpati juga terlibat dalam penggubahan jingle Javana.
Saya dan Blogger yang hadir, Anisa, Dewi, Mba Erna, Fitri dan Helda |
Dukung yuk, kampanye 'ManaIndonesiamu'
Baru ngeh, Javana ada kemasan Btol belingnya nggak? kayaknya kunci kesuksesan produk sebelah itu karena kemasan botol belingnya karena enak dipegang (apa ya bahasa yang lebih tepat?)
ReplyDeleteKemasan beling belum ada Bang Ahmed :D
Deleteaku pecinta teh mbak ani, tapi kalau pakai gula malah kurang suka.
ReplyDeleteSama, aku juga gak suka pake gula :D
DeleteTeh. Saya suka, saya suka... tapi tanpa gula... paitan gitu...
ReplyDeleteToss dong :D
DeleteSaya suka teh dan baunya yang harum.
ReplyDeleteIya Mba apalagi teh hijau ya panas2 aromanya menyeruak hehehe
Deletembak, bedanya apa sama teh rasa melati lainnya?
ReplyDeletekemarin sempet tester ga?
Kalo Teh Melati Javana ini rasanya lebih pekat dan tajam Mba, agak pahit sih tapi ini asli ciri khas nya :D
Deleteaku belum pernah nyoba,baru ihat launchingnya kapan hari...keren ya mak dirimu,diundang terusss heheeh
ReplyDeleteHehehe Mba juga bisa datang ko kalo mau :D
DeleteWaaah, baru tau ada Javana Tea, pengen nyoba nih
ReplyDelete