Kedua kalinya saya ikut acara
sosialisasi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) salah satu program Kementerian
Kesehatan RI yang mengusung jaminan kesehatan bagi seluruh masyarakat
Indonesia. Seluk beluk JKN sendiri sudah saya bahas pada pertemuan sebelumnya,
dapat dilihat di #SahabatJKN1 dan acara Presscon setahun yang lalu.
Sebagai bukti bahwa JKN memang
akan mempermudah proses perolehan jaminan kesehatan untuk masyarakat, maka
dalam kesempatan tersebut, pada Tanggal 30 September 2014 sampai 1 Oktober 2014
di Hotel Harris, sosialisasi JKN bersama RS Jantung Harapan Kita pun digelar
pada hari pertama dan hari kedua melakukan kunjungan ke Kantor Kementerian
Kesehatan RI di jakarta Selatan.
Sebelum diskusi dengan pihak dari
RS Jantung Harapan Kita, Eyang Anjari
memberikan contoh kasus yang harus didiskusikan oleh kami yang dibagi menjadi
lima kelompok, kasus yang dibagi adalah tentang fasilitas JKN Plus, Kelompok 3,
yang diketuai Reza Gardino mendapat nilai tertinggi karena uraiannya tepat,
menurut Kelompok Reza, JKN Plus tak perlu diadakan karena prinsip Gotong Royong
dan pemerataan tidak akan terjadi jika ada JKN Plus, jika ingin mendapat
fasilitas yang lebih, bisa memanfaatkan asuransi kesehatan diluar JKN. Setelah
diskusi bersama, kamipun menyimak paparan dari RS Jantung Harapan Kita terkait
implementasi JKN disana.
Implementasi JKN di RS Jantung
Harapan Kita sudah berjalan dengan baik, dipastikan akan dilayani sepenuhnya
jika masyarakat yang berobat melalui prosedur pelayanan tingkat dasar, yakni
puskesmas atau klinik yang bekerjasama dengan BPJS. Tak semua rumah sakit
swasta atau klinik swasta bekerjasama dengan BPJS maka pasien harus mengetahui
dulu status kerjasama rumah sakit terkait.
Pusat komunikasi Publik yang diketuai
oleh drg. Murti Utami, MPH yang membawahi kepala bidang dan Sub Bidang bagian
ini, bekerja keras untuk membangun hubungan baik dengan pihak internal maupun
eksternal agar kinerja kemenkes dapat berjalan dengan baik dan segala informasi
penting sampai kepada seluruh masyarakat. Berangkat dari masalah kesehatan yang
distribusi informasinya kurang merata, banyak masyarakat yang kurang memahami
bagaimana cara mendapatkan manfaat tersebut, masalah kesalahpahaman juga banyak
terjadi, bukan hal aneh jika citra negatif dan opini negatif banyak dilayangkan
ke kemenkes sebagai institusi pemerintah yang menjalankan program kesehatan secara
keseluruhan.
Pusat Komunikasi Publik
merealisasikan anggaran sebanyak 56% untuk publikasi Media Massa. Dalam kurun
waktu 2012-2014 Pusat Komunikasi Publik Kemenkes telah melakukan publikasi via
Media Elektronik, Advertorial Media
Cetak dan Online, penerbitan majalah resmi kemenkes bernama Mediakom( Mediakom telah
mendapat penghargaan dari beberapa institusi), iklan layanan masyarakat di
sarana transportasi, Media Briefing dan Jumpa Pers, Media Monitoring, Badan
Koordinasi Humas Pemerintah, Sosialisasi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dan
BPJS Kesehatan, Kompetisi Jurnalistik, Press Tour dan Buku Kinerja Kementerian
Kesehatan.
Pojok Informasi di Gedung Prof.Sujudi lantai 1 |
Perpustakaan di Gedung Kemenkes terbuka untuk umum |
Informasi publik pun dilakukan
secara terbuka, layanan pengaduan bisa disampaikan melalui telepon 500567 atau
SMS melalui 081281562620 , E-mail kontak@depkes.go.id
tersedia juga Pojok Informasi yang ada di Gedung Prof.Sujudi Lantai 1 Kementerian
Kesehatan RI, jam pelayanan mulai pukul 08.00-16.00. Bagi yang aktif di media sosial dapat juga
mengakses informasi atau melakukan pengaduan layanan melalui akun Twitter
@puskomdepkes atau Facebook “Halo Kemkes”
Menjawab kualitas layanan publik,
saya sangat takjub dengan kinerja Kemenkes untuk Pusat Komunikasi Publik ini,
kehadiran perpustakaan di Kementerian Kesehatan RI yang dapat diakses gratis
oleh umum ini sangat membantu dalam mencari berbagai referensi kesehatan,
menurut petugas yang berjaga saat itu, banyak mahasiswa, khususnya mahasiswa
kedokteran yang mengunjungi perpustakaan tersebut, dari umum pun banyak dan
layanan ini gratis untuk siapapun.
drg Murti Utami dan Eyang Anjari |
Dalam obrolan bersama Prof.Akmal
Taher, Dirjen Biro upaya kesehatan Kemenkes di ruang meeting bersama Blogger,
beliau mengatakan bahwa dengan terjalinnya hubungan bersama Blogger, Kemenkes
dapat menjadi sahabat sejati dengan Blogger, “Kedua belah pihak tak hanya
menyampaikan yang baik-baik saja tetapi kritikan dan masukan terhadap Kemenkes
sangat diperlukan, bukankah sahabat sejati itu selalu memberikan masukan
berharga, maka kita berharap dapat menjadi sahabat sejati.” Kata Prof.Akmal.
Usai diskusi dan ngobrol bersama
beberapa pejabat Kemenkes, kami mengikuti Office Tour di dua Gedung Kemenkes,
termasuk Gedung baru yakni Gedung Prof.Sujudi. Kami para blogger melihat secara
langsung kinerja yang ada disana, begitu terbuka dan benar-benar melayani
dengan baik. Anti gratifikasi dan banyak akses pengaduan agar kinerja
benar-benar bersih.
Terima kasih untuk Eyang Anjari Umarjianto yang telah
memberikan kesempatan kepada para Blogger untuk mengenal lebih dekat Pusat
Komunikasi Pubil Kemenkes dan kami bisa melihat secara langsung aktivitas yang
ada disana. Khusus untuk JKN, kami Blogger akan menjadi sahabat sejati dan
menjadi corong informasi bagi masyarakat akan manfaatnya.
suka banget kalo ada kontak pengaduan,asik aja kl ada yg g beres lgsg telpon aja hehe..seru dan menarik acaranya :)
ReplyDeleteMantapppp......
ReplyDeleteasyik ya mbak acaranya,nambah ilmu juga
ReplyDelete