Penulis muda Riiku dan Adya |
Jakarta, 18 Juli 2014 – Meet ‘n Greet The Writers , Adya F dan
Riiku Hanazawa diadakan di XL Xplore Senayan City lantai 4. Menampilkan dua
penulis yang menggunakan aplikasi buku digital MOCO untuk menerbitkan karyanya.
Kedua penulis berbagi kiat menulis dan memunculkan ide-ide untuk cerita yang
dibuatnya. Riiku selalu menuangkan ide yang muncul secara cepat agar ide atau
inspirasi tersebut tidak menguap. Biasanya dicicil dalam bentuk draft, ” Ide bisa datang dari mana saja
dan untuk menciptakan tokoh serta karakter biasanya dilakukan observasi,
misalnya karena saya suka membuat cerita yang terinspirasi dari cerita Korea,
maka saya suka menonton Drama Korea atau membaca buku-bukunya.” Kata Riiku. Nama
Riiku sendiri adalah nama pena yang terinspirasi dari sebuah tokoh cerita. Sedangkan
Adya, berbagi kiat jika sedang stuck ketika
menulis, biasanya akan refreshing dulu dengan baca buku-buku favorit atau
nonton film. Harapan Riiku dan Adya, para penulis muda ini ingin generasi muda
berkarya tanpa batas dan meningkatkan kemampuan serta kepercayaan dirinya tanpa
terhalang keraguan. Riiku dan Adya menerbitkan buku secara digital melalui MOCO
karena suka akan konsep Go Green dan
efisensinya.
Mba Astri Damayanti berbagi tips bahwa penulis harus punya ciri khas |
Selanjutnya, ada presentasi
dengan materi Imaginative Writing yang disampaikan penulis Junwinanto. Yang
menjelaskan bahwa Imaginative Writing
adalah gagasan cerita yang disampaikan secara kreatif melalui penuangan
perasaan dalam bentuk cerita dan puisi. Proses menulisnya ditentukan dengan penentuan alur yang pas,
unsur emosi yang hidup dan arti serta keterkaitan imajinasi dalam cerita yang
dituangkan.
Pengembangan ide bersumber dari
epilog, monolog dan prolog yang dikemas secara kreatif dan berisi. Maka ritme
penulisan tak lepas dari tema atau topik yang pertama ditentukan. Tema harus
terstruktur, artinya mempunyai keterkaitan dalam keseluruhan cerita yang
dibuat, dari awal sampai akhir harus ada hubungannya jadi tidak beralih ke lain
topik. Selain itu, proses Imaginative
Writing juga harus mengandung fitur dan pesan yang jelas.
Untuk menghadirkan pembaca dalam
cerita, diperlukan karakteristik yang lebih hidup, caranya dengan study
comparative, membangun tokoh dan kreativitas secara mendalam. Cerita dikemas
dengan unik dan hidup.
Sekarang kita kenalan sama MOCO
yuk, apa sih MOCO itu? Katanya sih MOCO itu sama saja dengan Maca alias
membaca, moco adalah bahasa Jawa dari membaca.
Untuk produksi buku-buku baru,
membutuhkan kertas baru yang tak sedikit, mengolah kertas yang bahan bakunya
dari kayu tentu saja harus menebang banyak kayu lagi. Berarti akan banyak pohon
yang hilang. Untuk menjaga lingkungan tetap asri dan hijau, untuk memproduksi
buku-buku baru dapat dibuat secara digital. Sudah banyak memang penyedia
buku-buku digital tetapi ada satu Buku Digital yang mempunyai nilai plus, sebab
tersedua juga perpustakaan online atau e-pustaka yang ditujukan untuk meminjam
dan mengembalikan buku secara digital. Sangat mudah, bukan?
MOCO, dari Aksaramaya, inilah
nama aplikasi sosial reading dengan dukungan berbagai fitur, menariknya, akan
tercipta interaksi antara pembaca dan penulisnya, pengguna MOCO bisa saling
berteman dan merekomendasikan buku yang menarik. MOCO dapat diunduh dan diakses
melalui Android, iOS dan Hybrid menggunakan Smartphone, Tablet dan PC/Laptop.
Aksaramaya mengajak pengguna
untuk memanfaatkan MOCO melalui layanan yang diberikan berupa :
1.
ePustaka
: Aplikasi Buku Digital untuk perpustakaan dan kampus. Pembaca bisa meminjam
dan mengembalikan buku digital dengan cepat, mudah dan tanpa terbatas ruang dan
waktu juga dapat diakses multidevice.
Mengapa ePustaka ?
- Solusi penyimpanan aset pustaka dengan efisiensi tempat dan biaya.
- Mampu melayani lebih banyak anggota dari segala penjuru
- Sarana penyebarluasan karya tulis antara anggota (pengajarsiswa/mahasiswa,pembaca umum dan mendukung eLearning.
- Membuka kesempatan pengembangan kerjasama digital atau pertukaran konten dengan lembaga lain.
- Membuka potensi untuk memperoleh pemasukan finansial.
- Mengurangi penggunaan kertas dan mendukung ‘Go Green’
- ePustaka berpotensi untuk pengelolaan membership fee, penyewaan eBook dan penyebarluasan karya tulis/penerbitan digital.
2.
Penerbitan
Digital untuk :
- Penulis yang ingin menerbitkan buku dan dibaca oleh jutaan pembaca
- Perusahaan / Instansi pemerintah yang mempunyai konten untuk disebarluaskan kepada komunitasnya dalam bentuk digital.
- Pabrikan yang mempunyai buku manual untuk disebarluaskan bagi pengguna produk
- Toko / wholesaler yang memiliki katalog produk untuk disebarluaskan.
- Penerbit yang mempunyai buku-buku cetak untuk diterbitkan ulang melalui digital.
3.
Jasa
konversi buku digital , Aksaramaya memiliki fasilitas konversi buku di
Yogyakarta dengan kapasitas 1000 buku dalam sebulan dan siap melayani
permintaan untuk digitalisasi.
eVoucher untuk ePustaka |
Untuk eVoucher
ePustaka bisa didapatkan secara gratis dalam event-event terbatas MOCO dimana
saja, untuk kedepannya akan bisa didapatkan secara bebas dan berbayar. MOCO ini
adalah produk anak bangsa, dengan mempergunakannya berarti menghargai karya
anak bangsa. MOCO sudah memberikan inovasi yang kreatif dan inovatif serta
menjaga lingkungan dengan konsep Go Green
yang diusungnya.
Ada bukuku juga di MOCO lho .... *pamer.com ... hehhehehhe
ReplyDeleteWow! judulnya apa Mba astri :D ?
DeleteBtw kalo saya blh tanya, moco ini bisa bantu mencetak atau menerbitkan hasil karya kita?kalo bisa, gimana caranya?
ReplyDeleteBtw kalo saya blh nanya, moco ini bisa membantu menerbitkan atau memcetak karya kita?kalo bisa, gimana caranya?
ReplyDelete