Jakarta,12 April2014 –
Untuk kedua kalinya saya mengikuti program #Blogger2Hospital sebuah program
kunjungan ke Rumah Sakit yang sudah diadakan dua kali dan akan dijadikan
program rutin. Kegiatan ini adalah gagasan dari Mas Anjari Umarjianto ( @Anjarisme
) yang tergerak ingin mengedukasi dan sosialisasikan bagaimana sesungguhnya
aktivitas yang ada di rumah sakit. Termasuk mmemberi pemahaman birokrasi Rumah
Sakit yang selama ini selalu diperdebatkan media atau kicauan di beberapa akun
sosial media dengan tanpa dasar, data dan verifikasi yang akurat.
Berangkat dari hal
tersebut, Mas Anjari yang merupakan salah satu aktivis kesehatan dan bekerja di
Kementerian Kesehatan, punya misi untuk memberikan pemahaman tentang Rumah
Sakit yang mudah dimengerti masyarakat luas. Melalui ajakan kepada Blogger
sebagai awal, diharapkan akan memberika informasi tentang Rumah Sakit yang
diketahuinya secara natural dan dapat tersebar luas kepada masyarakat. Karena fungsi
rumah sakit sebagai pelayanan, pelatihan dan pendidikan harus benar-benar
terwujud.
Briefing sebelum Touring |
Beberapa sudut RSIA Evasari |
Bulan lalu, saya
mengunjungi Rumah Sakit Premier Bintaro yang lebih umum, ketika ditawari lagi
oleh Mas Anjari untuk mengunjungi Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Evasari
Jakarta, saya sangat tertarik karena pasti akan ada hal berbeda, RSIA adalah Rumah Sakit
khusus untuk Ibu dan Anak, berarti saya akan memperoleh ilmu lebih banyak lagi.
Seperti yang menjadi sorotan utama dalam kehidupan masyarakat, bahwa kesehatan
ibu dan anak sangat perlu diperhatikan. Mengingat mereka adalah sosok-sosok
penting yang akan membesarkan bangsa. Ibu adalah penjaga dan pemberi bimbingan
anak di rumah dengan multitasking-nya
sementara anak-anak adalah calon generasi penerus bangsa yang perlu diberi
perlindungan menyeluruh, terutama masalah kesehatannya. Maka, kehadiran RSIA,
sebagai tonggak dalam memberikan pelayanan prima dan utuh terhadap ibu dan
anak, akan menjadi salah satu solusi dan dapat meminimalisir kematian ibu
akibat persalinan dan kehamilan. Pada umumnya RSIA dapat menerima pasien
manapun, karena RSIA adalah rumah sakit khusus, maka ada tambahan untuk dokter
spesialis anak dan kandungan. Bahkan perawatnya pun harus ada perawat spesialis
yang dapat mengoperasikan peralatan untuk bayi dan ibu melahirkan.
RSIA Evasari, saat saya
masuk Rumah Sakit ini, sudah disambut senyuman dari dua recepcionist
yang berdiri di belakang meja, saya langsung menuju lantai dua untuk
bergabung dengan teman-teman yang sudah hadir di sana. Setelah registrasi dan
berganti seragam Blogger2Hospital,
berupa kaos putih yang keren, kami diberikan fasilitas untuk cek kesehatan
gratis di sana, diantaranya tes lemak, tes gula darah dan tes kepadatan tulang.
Beruntung sekali kami mendapatkan tes kesehatan gratis ini karena kapan lagi
kami sempat melakukannya.
Setelah semuanya
melakukan tes kesehatan gratis, kami menuju ruangan meeting dan acara dibuka
oleh Mas Anjari serta sambutan dari Pak Agus dari RSIA Evasari. Dilanjutkan
presentasi RSIA Evasari oleh dr.Hetzi yang akrab dipanggil dr.Eci.
dr.Eci memperkenalkan
RSIA Evasari yang sudah berdiri sejak 38 tahun lalu, memasuki Tahun 2011
bergabung ke RS Awal Bross. Uniknya, RSIA Evasari salah satu pendukung
pelestarian Batik Indonesia, sehingga di setiap sudut dan dinding ruangan
terdapat hiasan berbagai jenis Batik, tak heran jika RSIA Evasari punya sebutan
Batik Heritage Hospital.
Ruangan IGD |
Selesai ramah tamah dan
presentasi, kami melakukan Touring
yang pertama kami tuju adalah Ruang Instalasi Gaawat Darurat ( IGD ) yang
standar waktu pelayanannya sama dengan rumah sakit pada umumnya, yakni 24 jam. Ruangan
IGD RSIA Evasari yang dindingnya berrwarna pink sangat friendly dengan anak-anak sehingga tak ada kesan spooky bagi anak-anak. Pintu ada di
depan dan belakang ruangan sehingga memudahkan keluar masuk pasien saat harus
cepat ditangani. IGD sebagai penolong disaat trauma, mau melahirkan dan
lain-lain.
Fungsi IGD adalah
sebagai penyelamat nyawa dan mencegah kecacatan. Untuk proses masuk IGD di RSIA
Evasari ini pun melalui tahap menemui dokter selama lima menit,untuk diketahui True atau False Emergency-nya.Agar penanganan lebih tepat, jadi ada yang
harus segera ditangani ketika sangat parah, ada juga yang sebenarnya tidak
terlalu parah atau tidak parah yang prosesnya akan distabilkan dahulu baru
ditangani sesuai kebutuhan dan kondisinya. Di ruang Resusitasi atau “Tindakan Segera” ada peralatan Oksigen, Inpus,
Monitor dan Defibrilator (Alat getar).
Dari Ruang IGD, kami
menuju Ruang NICU (Neonatal Intensive
Care Unit) yang merupakan sarana penanganan khusus bayi premature atau bayi
baru lahir yang memerlukan kehangatan suhu tubuh, stabilkan pernapasan bayi dan
perawatan khusus lainnya bagi bayi premature dan bayi baru lahir yang sakit.
Di ruangan NICU ini
terdapat inkubator dan peralatan lainnya, NICU masih terbatas dan di Jakarta
pun masih terbatas, tak di setiap Rumah Sakit ada, sebabnya mahal biaya
peralatan dan operasionalnya. Saya pun baru mengetahui bahwa perawat untuk NICU
pun harus benar-benar terlatih, diutamakan perawat yang telah lulus keperawatan
dan mengambil kursus lagi sedikitnya 3 Bulan untuk memperdalamnya. Alasannya
karena perawat harus terampil mengoperasikan semua peralatan di sana termasuk
tahu kapan harus melakukan suatu tindakan yang dianggap perlu pada bayi yang
ditanganinya.
Dari NICU, kami menuju
Ruang perawatan bayi, di RSIA Evasari sangat terjamin security-nya, selain
ruangan perawatan bayi hygienis, tak sembarangan orang dapat masuk ke sana, di
depan pintu ada kunci sistem sidik jari, jadi dipastikan hanya yang
berkepentingan dan pihak rumah sakit saja yang dapat masuk ke sana.
Poliklinik Anak dan Hiasan dinding Batik |
Lalu kami menuju
poliklinik anak yang di desain sangat lucu,menarik dan tak seperti sedang
berada di rumah sakit. Saya melihatnya seperti di sebuah playground, semua dinding dihiasi gambar tokoh kartun lucu,
binatang dan tumbuhan. Sekalian mengedukasi. Di sana juga terdapat tempat
bermain anak.
RSIA Evasari sangat
mengedepankan pelayanan, sesuai dengan misinya yakni, “Memberikan pelayanan kesehatan secara profesional dengan penuh
kepedulian” Fasilitas yang lengkap dan nyaman, seperti tersedianya sarana
publik bak hotel berbintang. Tersedianya Kafe, Swalayan kecil, ATM dan lain
sebagainya. Untuk dokter spesialis tentu saja dan perawatan semuanya diberikan
yang terbaik.
Touring berakhir di
Ruangan Rawat Inap VIP, benar-benar seperti di hotel,bahkan apartemen, karena
di sana ada sofa, kursi dan meja makan serta lemari makan dan tempat tidur yang
luas.
Beberapa menit setelah
penutupan Touring Blogger2Hospital, kami menuju pemeriksaan jantung anak,
kebetulan teman kami Echa membawa serta Raffi yang masih bayi, jadi Raffi
diperiksa jantungnya seperti USG di Poli Kebidanan. Poli Kebidanan RSIA Evasari
sangat rapi, dindingnya dihiasi wallpaper motif bunga, AC nya cukup dingin dan
ruangannya luas.
Untuk USG, di sana
tersedia fasilitas USG 4 Dimensi yang dapat digunakan bagi pemeriksaan
kehamilan yang sudah menginjak 20 Minggu. Fungsi USG adalah; Untuk mengetahui
jenis kelamin, kelainan panca indera, mengetahui fungsi jantung dan pemeriksaan
rutin kesehatan janin. Jika terdapat kelainan, akan dilakukan tindakan yang
dianggap perlu.
Setelah makan
siang,kami pun menyimpulkan bahwa peran RSIA dimanapun sangat penting demi
meminimalisir risiko sakit dan kematian pada ibu dan anak. Mengingat di RSIA yang
semuanya ditangani khusus akan dapat membantu Ibu dan Anak dalam proses
penyembuhannya yang lebih tepat. Oleh karena itu, masyarakat pun perlu
mengetahui peran RSIA khususnya dan RS umumnya, agar ketika berobat dapat langsung
teratasi semua keluhan dan masalahnya secara spesifik. Masyarakat pun harus
diberi informasi tentang True-False
Emergency agar mengetahui kemana seharusnya datang ketika darurat.
Semoga
#Blogger2Hospital terus berlanjut dan dapat memunculkan ide, inovasi,
kreativitas dan sinergi bagi kemajuan Rumah Sakit Indonesia dan tersampaikan
pesan serta informasi aktual mengenai prosedural Rumah Sakit kepada masyarakat yang
sebenarnya membantu masyarakat itu sendiri.
bermanfaat banget ya Teh, turingnya... btw RSIA itu singkatannya Rumah Sakit Ibu dan Anak? Saya lihat di Budi Kemuliaan, mereka pakenya Rumah Sehat Ibu dan Anak Budi Kemuliaan.. hehe..
ReplyDeleteMakasih mba. Ulasan #blogger3hospital yg panjang lebar.. See u the next session ;)
ReplyDeleteDan alhamdulillah jantung raffi baik2 saja wuhuuuuu \m/
ReplyDeleteSerunya #Blogger2Hospital ya Teh... smg sll berkelanjutan spy bs tambah wawasan dan ilmu :)
ReplyDeletesampe Rumah Sakit merasa perlu mengundang blogger agar tidak keliru memandang RS yaa mbak Ani Berta
ReplyDeleteBeda bgt ya sama kejadian saya hari ini ke RS Evasari, Saya membawa tmn saya yg ngeflek langsung ke IGD, di periksa dokter jaga dan di suruh tunggu dokter kandungannya, tapi informasi yang kita dapat dari dokter jaga kalau dokter kandungan sudah datang dan sedang sholat, kita tunggu sudah 30mnt tapi blm dtg jga akhr nya kita disuruh tunggu di poli, sampai poli kita tanya kepada dokter jaga dsna dy info kalau dokter praktek jam 5. Sedang kan kita disna dari jam 3 tapi info nya simpang siur gitu, kondisi teman saya memang tidak lemas, tapi namanya ibu hamil pasti ada kecemasan akan keadaan kandungannya. Dokter IGD pun tidak menjelaskan apa-apa, hanya dirujuk ke dokter kandungan. RS Mahal ko pelayan 0 besar. Dan disana itu gak ada dokter yang ready praktek disana tipa jam nya pada hal kan itu RS Ibu dan Anak tidak seperti RS Hermina tiap jam ada dokter praktek disana. Gak ngebayang aja kalau ada keadaan darurat tapi dokter nya gak ready, dan pasein harus tunggu lama dengan informasi simpang siur seperti itu.
ReplyDelete