Wisata Edukasi Ke Rumah Sakit Premier Bintaro #Blogger2Hospital - Dunia-Spasi

Sunday, 30 March 2014

Wisata Edukasi Ke Rumah Sakit Premier Bintaro #Blogger2Hospital



 
Bersama Blogger, dr. Nailufar dan dr. Angelia
Bintaro, 29 Maret 2014 – Saya tak menyia-nyiakan ikut Touring ke Rumah Sakit Premier Bintaro. Yang merupakan salah satu Rumah Sakit yang sudah memperoleh sertifiikat standar Internasional. Terletak di pemukiman Bintaro Jaya Sektor VII Tangerang.

Program ini adalah program pertama dengan nnama Blogger2Hospital yang digagas oleh Mas Anjari Umarjianto yang lebih dikenal dengan panggilan “Eyang” di kalangan Blogger, walau masih muda. Beliau menggagas program ini karena ada relevansi dengan pekerjaannya dalam bidang kesehatan. Tujuan Eyang mengajak Blogger untuk Touring ke rumah sakit ini, untuk lebih memberikan informasi bagaimana sebenarnya pihak rumah sakit menerima dan melayani pasien dari mulai kedatangan pertama sampai ditanganinya. Sebab selama ini, banyak sekali media yang salah kaprah menginformasikan sesuatu terkait pelayanan rumah sakit dengan hanya satu sisi saja. Dan sisi tersebut hanya mengungkapkan negatifnya tanpa data akurat dan verifikasi terhadap rumah sakit terkait.

Generalisir informasi negatif sejumlah pihak terhadap hal ini, patut diluruskan dengan verifikasi dan menggali wawasan lebih dalam lagi tentang segala hal tentang rumah sakit. Dengan banyak membaca, mencari informasi dari berbagai sumber yang lebih independen tanpa suatu kepentingan tertentu dan mengunjungi langsung ke rumah sakit yang bersedia untuk diketahui “dapur”nya walau dalam batasan tertentu.
Kali ini, saya dan beberapa Blogger mendapatkan kesempatan istimewa ini untuk menggali wawasan dan informasi di Rumah Sakit Premier yang dijembatani oleh Eyang Anjari. 

 
Rumah Sakit Premier Bintaro dan beberapa titik luar dan dalam ruangan
Sabtu itu, begitu saya sampai di Rumah Sakit, seperti memasuki sebuah Mall terkemuka di Ibu Kota. Bentuk gedung yang luas, tinggi, bersih, peralatan modern di mana-mana, tidak tercium bau obat-obatan seperti khas bau rumah sakit pada umumnya. Di meja resepsionis dua orang perempuan cantik berseragam menyambut dengan ramah setiap tamu yang datang menghampiri. Konsep bangunan yang memberikan bukaan lebar untuk beberapa sudut, membuata rumah sakit terasa teranng tanpa pencahayaan lampu berlebihan. Di belakang lobi rumah sakit, terdapat kolam hias dan berbagai tumbuhan hijau penghias tanaman yang menyejukkan beberapa area rumah sakit. Konsep Go Green dan ramah lingkungan pun diusung dalam bangunan rumah sakit skala internasional ini.


Suasana Touring di RS Premier Bintaro


Setelah semua peserta Touring berkumpul di lobi, kami berganti kaos putih bertuliskan “Blogger2Hospital” untuk dipakai selama kegiatan berlangsung. Kami diterima oleh Marketing Manager RS Premier Bintaro, drg. Nailufar, MARS dan dr.Angela. Ngobrol santai dan membicarakan teknis Touring sambil menikmati snack yang disediakan di Ruang Medik Komite. Belum apa-apa,kami sudah merasakan apresiasi dari pihak RS ini, karena semuanya begitu responsif menerima kehadiran para Blogger. Senangnya Blogger mendapat tempat yang istimewa.

Tahap awal, kami menuju Ruang IGD (Instalasi Gawat Darurat) di sana ada beberapa petugas yang ikut melengkapi paparan penjelasan dr. Nailufar, dijelaskan bahwa prosedur wajib bagi pasien yang datang, harus melalui assesment awal dengan menemui dokter selama lima menit, agar dapat diketahui tingkat emergency post pasien, apakah parah, semi parah atau tidak parah. Jadi dapat diketahui bagaimana penanganan yang tepat untuk pasien tersebut. Sri, salah satu petuugas IGD mengatakan bahwa IGD juga harus menerapkan First Life Safety untuk semua pasien. Di RS Premier, setelah prosedur lima menit menemui dokter, pasien akan ketahuan tingkat emergency post-nya. Jika tak memerlukan tindakan medis segera atau tidak parah, pasien akan distabilkan dulu dan dirujuk ke rumah sakit lain yang sesuai dengan tingkat kemampuan pasien. 
“Walau di sini mempunyai kebijakan untuk membantu pasien disaat kondisi darurat, tetapi kami juga mempunyai market yang harus dipenuhi. Maka jika pasien yang tidak parah datang ke rumah sakit kami, diketahui kondisinya yang kurang mampu, kami akan tetap melayaninya dan merujuk ke rumah sakit atau poliklinik lain yang sesuai dengan kemampuannya. Tujuannya agar tak memberatkan beban pasien.” dr.Nailufar menjelaskan.

Penjelasan dr.Nailufar tersebut sangat logis dan memang benar, jika kemampuan pasien untuk membayar rumah sakit terbatas, bahkan kurang mampu, buat apa berobat ke rumah sakit yang mahal. Rumah sakit pun punya kebijaksanaan agar pasien tak bertambah bebannya disaat sedang menanggung sakit harus memikirkan biaya besar pula. Tetapi, jika pasien sangat parah dan memerlukan tindakan medis segera, RS Premier Bintaro tetap akan melayaninya pada saat itu juga.

Ketentuan IGD di RS Premier Bintaro, semua yang bertugas dibagian ini wajib mempunyai sertifikat kegawatdaruratan dan untuk kepala IGD harus dokter Anestesi.
Ruang IGD jalur kuning, salah satu lorong ruang rawat inap, Garis jalur IGD dan ruangan breakfast MCU

Saya melihat sesuatu hal yang kelihatannya sepele tetapi sangat penting sebagai kemudahan jalur penanganan pasien di IGD. Di ruang IGD RS Premier Bintaro ada tiga jalur warna di lantai yang berfungsi sebagai petunjuk kemana pasien harus ditangani. Tiga warna tersebut adalah Merah, Kuning dan Hijau. Warna Merah menandakan jalur untuk pasien yang kegawatdaruratannya tinggi, Warna Kuning, tinggi namun tidak terlalu parah dan Warna Hijau untuk pasien yang tidak parah dan tidak memerlukan tindakan medis segera.

Ruangan untuk jalur Hijau, peralatan medis yang tersedia adalah peralatan basic yang terdiri dari Oksigen, Infus, Sabun untuk cuci tangan dan stop kontak. Sedangkan jalur Kuning dan Merah, selain peralatan medis basic, ada tambahan peralatan berupa tensi dan monitor continuous. Wah,ini sangat benar-benar pengetahuan baru buat saya tentang proses dan prosedur rumah sakit yang sebenarnya sangat memudahkan pasien ketika berobat ke rumah sakit. Tinggal mengedukasi masyarakat agar mereka dapat memahami mengapa ada beberapa prosedur yang harus dijalani. Ternyata jika dipahami sebenarnya prosedur ini sangat menolong.

Dari ruangan IGD, kami menuju ruangan Radiologi, petugas Radilogi menjelaskan bahwa Radiologi, Laboratorium dan Farmasi dapat berfungsi sebagai penunjang diagnostik bagi pasien, Rincian penjelasannya dibagi menjadi :

- Ruang Diagnostik terbagi menjadi tiga, yakni pemeriksaan konvensional, Mamo dan CT Scan.
- Ruang Imaging mencakup Gelombang Elektromagnetik dan Magnet Tinggi.
- Sedangkan Intervensional berhubungan dengan aneograsi atau pembuluh darah.

Di RS Premier Bintaro,ketika pasien melakukan X Ray, selalu harus memakai rompi berlapis PB (Tiimbal) yang telah disediakan, agar keamanan pasien dari efek radiasi X Ray dapat dicegah. X Ray dapat dilakukan setiap satu tahun sekali pada saat Medical Check Up. Ketika dalam kondisi tertentu, misalnya penyakit kronis TB, baru dilakukan per tiga bulan sampai kondisi membaik.

Dari Ruang Radiologi, menuju Ruang Medical Check Up (MCU), kami mendapat pengetahuan bahwa MCU dibagi dua, ada yang Basic, yang meliputi pemeriksaan Laboratorium, Torax dan EKG. Sedangkan bagian General MCU, selain mendapatkan pemeriksaan basic, ditambah juga USG dan Mamografi.

“Idealnya seseorang melakukan Medical Check Up satu tahun sekali jika mampu, agar kondisi tubuh dapat terkontrol.” Kata dr.Nailufar ketika menjelaskan manfaat dari MCU ini. Dari ruangan MCU, kami menuju lorong-lorong ruang poli. Yang selalu penuh adalah bagian poli anak dan penyakit dalam. Untuk ruangan rawat inap, pasien VIP bebas untuk jam penjengukannya sedangkan untuk kelas lainnya dibatasi waktu besuknya antara jam 11 sampai jam 14 Siang dan Jam 7 sampai 8 Malam.

Lalu kami menuju ruang Documentation Based Care (DBC) yang merupakan program pemulihan untuk memperbaiki sistem otot pada pinggang, leher dan punggung agar normal kembali dilakukan upaya terapi gerakan menggunakan alat-alat yang tersedia di sana. Klinik DBC di RS Premier Bintaro ini didirikan pada Tahun 2006 dan merupakan klinik pertama di Indonesia.

Salah satu sudut di ruangan Terapi Klinik DBC
 
Klinik DBC ini didirikan mengingat penyakit pada leher, punggung dan pinggang merupakan penyakit yang menempati urutan kedua setelah ISPA untuk setiap negara di seluruh dunia, oleh karenanya, perlu perhatian khusus agar fungsi dan keadaan otot pada area tersebut dapat normal kembali dan produktivitas masyarakat tidak terganggu karena masalah ini.

Di ruangan terapi ini, kami sempat mencoba alat-alat yang terdapat di sana. Selesai dari ruang terapi DBC, kami mengunjungi salah satu pasien di sana, sambil ngobrol ringan. Pasien tersebut merasa nyaman berobat dan melakukan rawat inap di RS Premier Bintaro, karena sudah kenal dengan dokter yang menanganinya dan lokasi rumah sakit tak jauh dari tempat tinggalnya. Suasana rumah sakit yang nyaman juga jadi pertimbangannya. 

RS Premier Bintaro mempunyai layanan internasional bagi pasien dari luar negeri yang sengaja berobat ke sana atau bagi para ekspatriat yang sedang bertugas di Indonesia yang sakit dan dirujuk ke RS ini. Staff Call Center untuk bagian ini mempunyai kemampuan Bahasa Inggris yang bagus dan komunikatif sehingga pasien luar negeri dapat berobat dengan nyaman menyampaikan keluhan-keluhannya.

Touring diakhiri dengan makan siang dan foto bersama. Disela makan siang, kami melanjutkan kembali diskusi hasil touring tadi. Kami mendapatkan banyak wawasan baru yang membuat kami menjadi punya anggapan menjadi konservatif terhadap prosedur rumah sakit.

Prosedur yang diterapkan oleh RS Premier Bintaro yang sudah dijelaskan diatas, menurut dr.Nailufar tidak dapat menjadi acuan untuk mewakili prosedur yang harus diterapkan oleh RS Swasta di seluruh Indonesia. Tetapi prosedur dan sikap pendekatan humanis RS Premier Bintaro yang mempunyai Tagline “People Caring For People” ini diharapkan dapat menginspirasi dan menjadikan semua rumah sakit ada pendekatan kekeluargaan agar tujuan "rumah sakit sahabat pasien" bisa terwujud. Masyarakat tertolong, rumah sakit pun menjadi tempat nyaman dan tidak memberatkan.

Mudah-mudahan, dengan sosialisasi yang masif dari semua pihak, bukan dari Blogger saja, dapat dilakukan oleh seluruh elemen masyarakat dalam menyampaikan edukasi tentang rumah sakit dan tata cara memahami prosedur yang diterapkan setiap rumah sakit, akan semakin memudahkan masyarakat untuk berobat. Jadi, berobat ke rumah sakit sudah bukan hal menakutkan lagi apalagi membebani.

Adapun disampaikan dr.Nailufar, dr.Angela dan Eyang Anjari, bahwa Rumah Sakit standar internasional tak terpatok pada bangunan fisik rumah sakit semata, namun kualitas komunikasi, pelayanan dan First life Safety pada pasien adalah hal utama yang harus menjadi poin penting bagi rumah sakit itu sendiri.
Terima kasih saya haturkan untuk Eyang Anjari, dr.Nailufar, dr.Angela dan RS Premier Bintaro atas kesempatannya, saya mendapatkan banyak ilmu dan wawasan serta informasi yang tak terbeli dari Touring Blogger2Hospital ini, harapan saya agar program ini dapat berkelanjutan.

9 comments:

  1. kereen....
    tiap hari kesini, tapi buat nganter obat bukan touring. hehe

    ReplyDelete
  2. Wow hebat bgt yaaaa , kereeeeen daah

    ReplyDelete
  3. Wow... Surprise. Mba ani menuliskannya dg runut..
    Kami jg makasih mba ani mau ikut #blogger2hospital mhn dukungannya acara ini terus berlanjut...

    ReplyDelete
  4. ahhh mak Ani aku kok gak diajak yahh... hihi

    ReplyDelete
  5. Sayang aku tidak ikut nih acaranya

    Salam

    ReplyDelete
  6. Iya bagus kesigapan dokter saat menangani anak saya malam2 pun alhamdulillah bagus n memuaskan ...

    ReplyDelete
  7. Iya bagus kesigapan dokter saat menangani anak saya malam2 pun alhamdulillah bagus n memuaskan ...

    ReplyDelete

@templatesyard