Michelin Didik 400 Pelajar Jabodetabek Untuk Berkendara Aman dan Beretika - Dunia-Spasi

Friday 13 October 2017

Michelin Didik 400 Pelajar Jabodetabek Untuk Berkendara Aman dan Beretika

MotoMobi, Diandra dan Fitra Eri

Setiap tahunnya di dunia termasuk di Indonesia, kematian usia produktif kian bertambah. Sebagian besar karena kecelakaan pengendara sepeda motor. Kecelakaan tersebut melibatkan pengendara berumur 15-24 tahun dengan jumlah 8.700 kejadian. Faktornya macam-macam, ada yang disebabkan memang belum mahir, belum cukup usia karena labil di jalan dan belum terlatih dalam mengoperasikan kendaraan.

Remaja sedang tinggi gengsinya kadang tak peduli risiko yang dihadapi di jalan raya. Sendirinya sudah hati-hati namun banyak faktor pengendara di jalan yang sering teledor jadi tak bisa mengandalkan kemampuan diri, aware terhadap sekitarnya adalah lebih penting juga.

Surat Izin Mengemudi (SIM) adalah bekal yang kuat untuk siapapun dalam menghadapi segala suasana di jalan raya. Karena jika sudah punya SIM, mau sepahit apapun keadaan terjadi, yang jelas pengendara sudah semaksimal mungkin berusaha menjalankan kendaraan sesuai aturan.

Melihat kondisi ini, Michelin Indonesia berinisiatif untuk mengadakan pelatihan kemananan dan etika saat berkendara melalui Michelin Safety Academy (MSA). Tahun ini adalah tahun ke empat MSA diselenggarakan. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengedukasi kesadaran berkendara untuk anak sekolah, khususnya pelajar SMA (Sekolah Menengah Atas) yang sudah layak mendapatkan SIM.

AKBP Aldo Siahaan

Michelin melibatkan 400 orang siswa-siswi dari 10 sekolah di Jakarta, Tangerang, Bekasi dan Cilegon. Pada konferensi pers yang diadakan di Restoran Meradelima pada 4 Oktober lalu, AKBP Aldo Siahaan, S.IK, Kasi Kemitraan Subdit Dikmas Ditkamsel Korlantas Polri memberikan materi tentang keamanan dan etika berkendara kepada para peserta yang hadir.

Siswa-siswi SMA yang hadir pada acara ini menyimak setiap paparan yang dikemukakan Pak Aldo Siahaan. Menurutnya, kecelakaan lalulintas terjadi karena kondisi pengendara sendiri yang mengalami, apakah tidak fokus, sudah berhati-hati dan sesuai prosedur tapi pengendara lain yang teledor. Pak Aldo pun mengatakan bahwa seiring pertumbuhan pengendara di jalan, kepadatan terjadi membuat pengendara baru bisa saja merasa grogi atau tidak tahu bagaimana teknisnya melalui jalan yang dipenuhi pengendara lain.

MSA didukung oleh Federasi Otomotif Internasional yang diwakili Ikatan Motor Indonesia (IMI). Peserta memperoleh materi tentang persiapan sebelum berkendara dari instruktur-instruktur andal yang menjadi ikon besar di dunia otomotif. Instruktur tersebut diantaranya melibatkan IMI Jakarta, Fitra Eri (Pembalap profesional dan jurnalis otomotif), Diandra Gautama (Pembalap wanita di ajang lokal) dan MotoMobi (Pengulas Otomotif).

Diandra Gautama, pembalap nasional
Diandra Gautama sharing tips aman berkendara di jalan. Menurutnya, jika anak muda ingin mengekspresikan diri dalam berkendara, sebaiknya di sirkuit saja.
“Jangan berpikir bahwa di sirkuit rawan kecelakaan justru di sirkuit adalah tempat teraman untuk mengekspresikan para pengendara dibanding dilakukan di jalan raya yang banyak distraksinya.” Ujar Diandra.

Frederick Muller dari Michelin
Frederick Mueller III, Presiden Direktur Michelin Indonesia mengatakan bahwa MSA sebagai salah satu bentuk komitmen perusahaan dalam melakukan tanggung jawabnya kepada masyarakat untuk memberikan edukasi saat berkendara. Di samping itu, Michelin juga mengeluarkan produk ban berkualitas untuk mendukung keselamatan di jalan raya.

Dalam kesempatan yang sama, Pak Hindro Surahmat, ATD, Direktur Jenderal Perhubungan Darat, Kementerian Perhubungan menyatakan dukungannya juga, bahwa langkah yang dilakukan Michelin Indonesia merupakan upaya dukungan kepada pemerintah dalam mempromosikan buadaya berkendara yang baik dan aman bagi generasi muda Indonesia.

Peserta MSA diberi pelatihan di Pusdik Lantas Polri Serpong, Tangerang pada 7 dan 14 Oktober 2017. Setelah melalui pelatihan tersebut, peserta didik akan diberikan SIM A dan SIM C dengan ikut ujian resmi pada Tanggal 14 Oktober 2017 di Satpas SIM, Daan Mogot, Jakarta Barat.

Melihat inisiatif Michelin ini, saya pun setuju dengan menggalakkan edukasi bagi anak muda untuk membudayakan berkendara yang aman dan beretika, mengingat kebutuhan kendaraan bermotor semakin meningkat karena efektivitas waktu dan ongkos perjalanan. Jika edukasi ini digencarkan, kecelakaan pun dapat diminimalisir dengan baik.

3 comments:

  1. Wa,kegiatannya bagus banget. Miris banget rasanya,setiap hari di daerah tempat aku tinggal sekarang,banyak ortu yg membebaskan anak2nya untuk berkendara sepeda motor. Keselnya itu selalu mainin gas :(

    ReplyDelete
  2. "Remaja sedang tinggi gengsinya kadang tak peduli risiko yang dihadapi di jalan raya. Sendirinya sudah hati-hati namun banyak faktor pengendara di jalan yang sering teledor jadi tak bisa mengandalkan kemampuan diri, aware terhadap sekitarnya adalah lebih penting juga."

    nah ini kadang suka pengen ngegetok remaja yang ugal-ugalan kayak beberapa hari lalu ngalamin. bonceng tiga ga pake helm di jalan kecil malah ngebut. giliran jatuh atau celaka, bukan mereka yang repot, justru warga sekitar yang harus nolongin. juga orangtua yang kasihan

    salut sama Michelin yang konsisten terhadap keselamatan pengendara di Tanah Air. semoga kampanye mereka diikuti banyak perusahaan besar lainnya untuk bersinergi dengan dishub, lantas, dan lainnya demi menekan angka kecelakaan

    ReplyDelete
  3. Semoga tidak hanya anak muda, yang sudah tua pun semakin memiliki kesadaran untuk berkendara yang baik. Tapi memang anak muda, emosinya masih kurang stabil. Jadi dalam berkendara pun terkadang kurang berhati-hati

    ReplyDelete

@templatesyard