Mengembalikan Kejayaan Kelapa Indonesia - Dunia-Spasi

Friday 22 September 2017

Mengembalikan Kejayaan Kelapa Indonesia

Foto: Facebook Sahabat Kelapa Indonesia

Masih ingat lagu Nyiur Hijau Ciptaan Maladi? Betapa menggambarkan sebagian ikon Indonesia atas kekayaan yang dimilikinya, yakni kelapa yang melimpah dan membawa keberkahan bagi rakyatnya. Lalu ingat Tunas Kelapa? Lambang Pramuka sebagai simbol didikan bagi generasi muda yang tangguh dan bercitra positif? Ini pun mengambil ikon buah kelapa sebagai simbol dunia.

Kelapa yang yang bermanfaat dari ujung atas hingga ujung bawah ini kini sedang menjadi primadona kalangan asing mengingat produk dari kelapa bulat maupun turunannya menunjukkan kualitas dan kegunaan yang baik untuk dikonsumsi maupun sebagai bahan komoditi dan industri.

Tetapi mirisnya, Indonesia sebagai penghasil kelapa terbesar dunia kini hanya tinggal kenangan. Beberapa saat lalu banyak diberitakan di media-media bahwa Indonesia sudah mulai mengimpor kelapa dari India, Malaysia, Thailand dan Filipina. Hal ini dibenarkan oleh BPS (Badan Pusat Statistik) dan APCC (Asian and Pacific Coconut Community) pada 2017.

Walaupun Indonesia mengimpor hanya produk jadi dan turunannya tetapi hal ini perlu disikapi bahwa sikap Indonesia mengimpor kelapa sangat mengejutkan dan miris. Sehingga berita ini menggelitik beberapa pihak yang peduli akan kelangsungan nasib perkebunan kelapa di Indonesia.

Oleh karena itu, pada 14 September 2017 diadakan Diskusi Nasional yang diselenggarakan Media Perkebunan di Gedung C Kementerian Pertanian Jakarta. Mengambil tema “Mengembalikan Kejayaan Kelapa Indonesia” dengan Narasumber Ir. Bambang, MM( Direktur Jenderal Perkebunan) Bapak Dr. Ismail Maskromo (Kepala Balit Palma, Badan Litbang Pertanian) Prof. Nelson Pomalingo (Bupati Gorontalo) dan Bapak H.Muhammad Wardan (Bupati Indragiri Hilir Riau) dan Bapak Mawardi Simpala (Ketua Sahabat Kelapa).

Bahasan yang diulas mencakup solusi dan pemecahan akar permasalahan mengapa kelapa Indonesia kian hari kian berkurang komoditinya?

Pak Bambang mengemukakan bahwa komoditas kelapa membutuhkan perhatian serius. Permasalahan utama yang dihadapi adalah dari 3,6 juta hektar mayoritas tanamannya sudah tua sehingga produktivitas menurun, masalah yang kedua adalah kurangnya bibit unggul dan penyempitan lahan.

Pada 2017 ini, pemerintah mengalokasikan 12 ribu benih untuk dibudidayakan. Serta terus melakukan identifikasi terhadap berbagai potensi kelapa di Indonesia. Namun, menurut Pak Bambang, persoalan kelapa ini bukan semata-mata tanggung jawab pemerintah saja. Penduduk pun harus ikut berpartisipasi dan terlibat dalam memajukan kebun kelapa Indonesia.

Mengingat kebun kelapa didominasi oleh perkebunan milik rakyat, selayaknya para petani kelapa ikut memikirkan solusinya agar kelapa Indonesia menghasilkan produk unggul dan mampu memproduksi bibit-bibit berkualitas.

Untuk memperkuat hasil dari para petani kelapa yang visinya adalah ekonomi kerakyatan, diperlukan kelembagaan petani kelapa di setiap daerah dan hal ini belum terbentuk hingga sekarang.

Hal ini disikapi oleh Bupati Gorontalo, Bapak Nelson yang hadir dalam diskusi nasional ini. Menurutnya, selayaknya bukan hanya pemerintah dan organisasi saja yang semangat dalam membangkitkan produksi kelapa ini. Tapi pemerintah daerah pun harus mampu menggerakkan masyarakatnya agar berbuat sesuatu untuk membudidayakan kebun kelapa dengan kualitas tinggi bahkan bernilai ekspor.

Bapak Nelson sudah berencana membentuk wadahnya yang akan diberi nama Koalisi Pemerintah Daerah Penghasil Kelapa.

Bapak Ismail pun berpendapat bahwa solusi membangkitkan kembali kejayaan kelapa Indonesia bisa melalui tiga cara, yakni Peremajaan dan Rehabilitasi, Bibit Unggul dan Perluasan Lahan. Dalam hal ini, diperlukan kerjasama dengan beberapa pihak terkait agar berjalan lancar.

“Memperluas lahan tak hanya perlu ruang khusus, bisa mengambil posisi pada perkebunan kakao sebagai naungan dan ini dapat memenuhi target perkebunan kelapa seluar 5 Juta Hektar.” Kata Pak Bambang.

Sebagai titik balik dari upaya mengembalikan kejayaan kelapa Indonesia, pada 9-11 September lalu, terselenggara dengan sukses Festival Kelapa Internasional yang dihadiri beberapa pihak dari nasional maupun internasional. Menurut Bapak Mawardi Simpala, hal ini menunjukkan bukti geliatnya bahwa kelapa Indonesia segera bangkit dengan melakukan berbagai pembenahan.

Kelapa Indonesia harus dibangkitkan kembali untuk memperkuat ekonomi Indonesia dan Indonesia. Diharapkan Indonesia tidak kalah dengan negara bukan penghasil kelapa namun mereka bisa maju dengan produksi kelapa dan turunannya. Karena negara seperti Thailand yang mengimpor kelapa bulat dari Indonesia lalu mengolahnya dan mengekspor kembali produksinya ke Indonesia, sungguh ini miris.

Indonesia jangan hanya menjadi pengekspor bahan baku saja tapi harus menjadi pengolah juga yang dapat dipasarkan ke lokal maupun internasional.

Kesimpulan dari hasil diskusi nasional ini adalah penting bagi pemerintah dan masyarakat bekerja sama dalam memajukan kembali kelapa Indonesia dengan melakukan peremajaan, rehabilitas, pembibitan unggul dan perluasan lahan. Di samping itu, penting juga sinergi dengan industri. Karena perkebunan erat kaitannya dengan industri.

Bahkan kelapa yang bermanfaat selain untuk produk makanan juga bermanfaat untuk pembuatan produk rumah tangga dan kerajinan bernilai ekonomi tinggi.

Sudah banyak bukti bahwa dari luar buahnya yang dapat dimakan, batok, sabut, batang dan pelepah daun kelapa bisa berdaya guna untuk kebutuhan peralatan rumah tangga seperti membuat sapu lidi dari pelepah daunnya, membuat briket arang serta interior dinding dan lantai dari batok kelapa yang diolah bahkan batangnya yang kokoh menjadi bahan berkualitas untuk bangunan. Jadi, potensi kelapa sangat luas, para petani pun tidak hanya mengandalkan penjualan buah bulatnya saja. Hal ini berkaitan erat dengan kerjasama bersama industri.


Semoga kejayaan kelapa dapat bangkit dengan cepat dan kelembagaan petani kelapa di setiap daerah segera diperkuat agar para petani mempunyai wadah untuk saling berbagi solusi. 

2 comments:

  1. siar siur daunnya melambai...
    ingat banget lagu itu teh..

    jaman dulu ada usaha meningkatkan produksi kelapa dengan kelapa hibrida, apakah hasilnya sudah tak sebanyak dulu lagi?
    mudah2an ada solusi supaya nyiur hijau tetap melambai

    ReplyDelete
  2. Kelapa, buah yang banyak banget manfaatnya. Sebagai makanan hingga produk rumah tangga, bisa didapatkan dari kelapa. Moga kelapa Indonesia biaa berjaya lagi yaa. Amiiin :)

    ReplyDelete

@templatesyard