Memungut Kepingan Sejarah dan Budaya Yang Belum Terangkat Di Musikal Khatulistiwa Behind The Scene - Dunia-Spasi

Friday 21 October 2016

Memungut Kepingan Sejarah dan Budaya Yang Belum Terangkat Di Musikal Khatulistiwa Behind The Scene

Kru dan Produser membuka acara
Dua minggu yang lalu, saya menulis tentang Drama Musikal Khatulistiwa yang diproduksi oleh CIMB Niaga, Yayasan Djosodirjo dan Zig Zag. Akan tayang di Teater Taman Ismail Marzuki pada 18-20 Nopember 2016. Pada acara konferensi pers saat itu, semua tim pendukung sudah menjelaskan semua persiapan, konsep dan segala hal terkait pementasan Drama Musikal Khatulistiwa ini.

Tak menyangka, saya diundang lagi untuk menyaksikan Drama Musikal Khatulistiwa Behind The Scene pada 18 Oktober 2016 di Gedung Nyi Ageng Serang, Kuningan. Di sana lebih detail lagi diinformasikan semua persiapannya, Semua narasumber memberikan penjelasan yang akurat, mulai produser, budayawan, koreografer, perancang kostum dan para pemainnya.

Asep Kambali, Budayawan
Awal acara, Asep Kambali, Budayawan berbagi pengetahuan tentang pentingnya memahami Sejarah serta melestarikannya.

“Memberi edukasi sejarah mudah saja, praktikan dalam cerita menarik kepada anak-anak saat ngobrol atau jalan-jalan. Sambil menjelaskan situs-situs atau segala hal yang ada kaitannya dengan sejarah dalam kehidupan sehari-hari. Kemas cerita dengan menarik” Kata Asep.

“Tak akan ada yang tertarik datang ke suatu tempat jika tak ada sejarahnya. Misalnya, orang Paris tak akan ke Jakarta jika Monas sejarahnya sama dengan Menara Eiffel begitu pula sebaliknya. Jadi, sejarah pun merupakan suatu potensi wisata.” Asep menambahkan.

Dalam hal terkecil, seperti nama jalan, nama pahlawan dan asal usul sesuatu yang menjadi ikon, jarang kita mencari tahu apa filosofinya. Misalnya, adakah yang tahu Jalan Daan Mogot itu dari kata apa? Belum banyak yang tahu bahwa Daan Mogot adalah salah satu nama Pahlawan Nasional Indonesia. Ada yang belum tahu juga kan, kalau H.R Rasuna Said itu perempuan? Hehehe. Dan apa arti kata “Pahlawan” ? Saya baru tahu juga kalau Pahlawan itu artinya Pahala-Wan. Makanya gelar Pahlawan diberikan bagi yang sudah meninggal.

Ben, anak SD yang tertarik sejarah, bertanya ke Kang Asep

Generasi muda harus diajak untuk memahami dan melestarikan sejarah, dengan sejarah bisa menjadi pengikat dan pemersatu bangsa. Selain itu, jika sejarah benar-benar dipahami, akan menjadi acuan untuk melanjutkan perjuangan para pendahulu serta menghargai semua jasa-jasanya.

Paparan Asep Kambali begitu mencerahkan dan membuka wawasan kami yang hadir. Peserta kali ini, bukan hanya Blogger tapi anak-anak sekolah menengah dan mahasiswa dari DKI Jakarta dan sekitarnya pun ikut hadir.

Mengapa soal sejarah ini penting diulas menjelang gelaran Drama Musikal Khatulistiwa ini? Karena perlu diinformasikan kepada masyarakat supaya dalam membuat sesuatu harus berdasarkan akarnya, tidak boleh asal. Misalnya, dalam Drama Musikal Khatulistiwa ini, menceritakan beberapa pahlawan nasional dari 7 daerah di Indonesia. Pasti melalui proses survei dan data tentang tokoh-tokoh yang diangkatnya. Mulai dari asal usul sampai detail-detail lainnya.

Setelah maghrib dan istirahat makan malam, kami menyaksikan proses latihan para pemain yang diselingi paparan sutradara Adjie N.A sebagai sutradara, mengungkapkan bahwa penjiwaan karakter tokoh dalam drama musikal harus total, untuk itu perlu pendekatan dengan mengetahui kepribadian tokoh yang diperankannya.

Adjie N.A memberi wawasan tentang permainan drama musikal

“Monolog dan Dialog harus diperhatikan, dalam drama musikal dua teknis ini dibutuhkan sebagai penghidup drama dengan kolaborasi musik.” Kata Adjie.

Perancang Kostum di Drama Musikal ini pun berbagi bahwa membuat kostum pemain drama itu tidak sama pola dan teknisnya dengan baju biasa, karena dalam permainan drama selalu dituntut cepat untuk ganti kostum, salah satu contohnya, pemasangan kancing hanya ditempel, baju bisa merekat karena perekat lain yang mudah dibuka.




Koreografer, produser, penulis skenario, penata musik dan semua kru Drama Musikal Khatulistiwa ini semua berbagi bocoran persiapan pertunjukan ini. 100 talent pendukung acara ini dibagi waktunya untuk berlatih mulai pukul 17.00 hingga 23.00. Nantinya, pertunjukan ini akan menghabiskan waktu lebih kurang 2,5jam.

Ahmad Emir Farabi dari Sun Life Indonesia pun hadir dan menyatakan dukungan penuh atas Drama Musikal Khatulistiwa ini dan mengajak semua elemen untuk ikut peduli terhadap sejarah dan budaya Indonesia karena identitas bangsa harus dipertahankan.

Drama yang dipersiapkan matang dan maksimal ini, melihat latihannya pun terasa merinding bangga, apa lagi kalau nonton pertunjukannya nanti.

Saya sangat senang terlibat dalam Drama Musikal Khatulistiwa ini walaupun dalam kapasitas sebagai blogger, setidaknya dapat menyiarkan berita ini sebagai bagian dari edukasi bagi masyarakat untuk memahami sejarah dan budaya dengan cara yang mengasyikan melalui tontonan drama musikal.

Bagaimana cara melestarikan sejarah dan budaya bangsa pada generasi muda? Biasakan anak-anak senang pergi ke museum, perpustakaan, gemar membaca dan dampingi mereka, ketika bertanya hendaknya dijawab dengan cerita yang asyik. Sehingga anak tidak merasa bosan ketika berada di tempat-tempat sejarah.

Buat blogger dan vlogger pun sama, perbanyak konten blog atau video nya dengan ulasan tempat bersejarah dengan kemasan cerita menarik dan bisa menjadi magnet pembaca untuk ingin tahu tempat tersebut datang berbondong-bondong untuk mengetahui dan belajar.


Atau, ajak anak-anak menonton Drama Musikal Khatulistiwa ramai-ramai bersama keluarha Tanggal 18-20 Nopember 2016 nanti karena acara ini dikemas fun dan dijamin tak akan membosankan. Karena saya sudah melihat latihannya dan proses yang berkualitas pasti menghasilkan pertunjukan yang maksimal. Apa lagi dalam drama musikal ini, banyak cerita sejarah yang belum diketahui dan tak banyak diceritakan. Jangan lewatkan! Tak sabar saya ingin menonton.

8 comments:

  1. Lihat behind the scene nya jadi pengen banget nonton live ya ��.

    ReplyDelete
  2. satu lagi PR kita sebagai bangsa Indonesia yaitu mengenal sejarah. Ada yang menganggap belajar sejarah itu membosankan dan bikin ngantuk. Tapi, kalau belajar sejarahnya dengan drama musikal seperti ini, pasti ngga akan bosan. Jadi, tergantung bagaimana sejarah itu dikemas ya teh. Mau juga dong nonton Drama Musikal Khatulistiwa ini teh :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bener Uciiii, dan tiket nonton ini pun murah Ci, buat anak-anak yang di luar kota akan didistribusikan via DVD jadi semua anak Indonesia bisa nonton Drama Musikal ini :)

      Delete
  3. Sejarah yang disampaikan dengan kemasan menarik tentu menarik minat mempelajari
    salam sehat selalu mbak Ani - amin

    ReplyDelete
  4. Dan aku gagal memahami sejarah, selalu ngak tertarik berkunjung ke tempat2 seperti museum dan sejenis nya. Kayak nya gw perlu ketemu mang asep kambali lagi biar di doktrin ttg sejarah hehehe

    ReplyDelete
  5. 18-20 nov? cateeeeet ah :)

    btw, judulnya bikin galau nih.
    kirain, "memungut kepingan hati yang hilang" #eaaa

    *gagal fokus

    ReplyDelete
  6. nice sharing, Teh Ani... nuhun. Makin tak sabar ya menunggu pementasan.

    ReplyDelete

@templatesyard