Petanian Harus Semakin Maju dan Petani Harus Sejahtera! - Dunia-Spasi

Friday 18 December 2015

Petanian Harus Semakin Maju dan Petani Harus Sejahtera!

Kembali saya bersyukur sekali bisa menghadiri even yang ada hubungannya serta pengaruhnya dengan kehidupan manusia secara langsung, yakni pertanian. Tanpa ada pertanian, kita harus bisa menanam sendiri semua bahan makanan yang ada di muka bumi ini. Dari contoh kecil ini sudah jelas bahwa peran petani  sangat punya andil dalam kehidupan manusia secara umum. Artikel saya sebelumnya tentang pertanian ada di sini http://duniaspasi.blogspot.co.id/2015/10/petikan-inspirasi-di-peringatan-kinerja.html




Tanggal 14 Desember 2015 lalu saya menghadiri forum diskusi “Revolusi  Kelembagaan Petani” di hotel Aston Priority  TB Simatupang, Jakarta. Diselenggarakan oleh Media Perkebunan dan disupport oleh Kementerian Pertanian. Dengan narasumber Ir.Bambang. MM , Kepala Dinas Perkebunan dan Hortikultura Sulawesi Tenggara.

Menurut Pak Bambang, pertanian di Indonesia sudah mencapai titik yang lebih baik ditinjau dari penyediaan sarana, infrastruktur dan pembiayaan dalam pemberdayaan pertanian di Kabupaten / Kota maupun tingkat propinsi. Kemajuan ini belum maksimal karena masih ada masalah dalam pengelolaan Sumber Daya Manusia yang belum massif dan tepat sasaran. Terbukti, masih banyak petani di pedesaan yang kesulitan dalam sarana produksi pertanian, budidaya pascapanen, pengolahan hasil hingga proses pemasaran. Oleh karena itu, menurut Pak Bambang, kelembagaan pertanian harus lebih ditingkatkan kuantitas dan kualitasnya. Sehingga dapat membantu para petani menjadi mandiri dan mampu berdaya saing dengan maksimal.

Selama ini, hambatan yang terjadi pada sektor pertanian adalah ego sektoral dan ini harus diminimalisir. Keberadaan lembaga seperti KUD ( Koperasi Unit Desa ) pun sebaiknya bisa dikembangkan dan dihidupkan kembali.  Sebagai gambaran, bahwa petani belum mampu dalam meningkatkan daya saing dan produktivitasnya, Pak Bambang menyontohkan produksi  karet yang semestinya mampu menghasilkan 1,6 Ton per hektanya sekarang baru mampu di bawah 1 Ton, untuk Kakao yang seharusnya mampu 2 Ton, masih mampu di kisaran 500 Kilogram begitu pula untuk kelapa yang seharusnya mampu menghasilkan 3,5 Ton, baru mampu di jumlah 850 Kg saja.
Contoh lain, agar para petani bisa mendapatkan nilai tambah terhadap produksinya, harus ada pengelolaan yang terpadu dan beberapa proses yang bisa menghasilkan produk baru. “Misalnya untuk kakao, sebelum diproses menjadi tepung semestinya difermentasikan dulu agar menghasilkan minyaknya selain tepung kakao.” Kata Pak Bambang.

Ini artinya, potensi alam belum berbanding lurus dengan sumber daya manusia yang harus dikembangkan. Support dari pemerintah berupa infrastruktur dan pembiayaan lainnya harus diimbangi dengan edukasi bagi para petani dan semua pihak yang berhubungan dengan pertanian. Agar tujuan mejadikan pertanian semakin maju tercapai. Para petani harus diberdayakan dulu baik SDM maupun penyediaan infrastrukturnya. Jika petani sudah dibekali edukasi maka akan otomatis mengelola pertanian dengan baik.

Salah satu solusi dalam menuju pertanian yang berkembang dan petani sejahtera, Pak Bambang memperkenalkan Lembaga Ekonomi Masyarakat ( LEM ) Sejahtera. Lembaga ini dikelola murni oleh masyarakat dan mengacu pada dasar hukum UU Pemda No.23 yang telah disempurnakan, UU Koperasi No.17, dan UU Desa No.6. LEM berdiri Tahun 2009 dan telah membantu banyak petani di Sulawesi Tenggara dalam mengembangkan berbagai komoditas pertanian. Baik secara infrastruktur maupun sumber daya manusia.


Lembaga ini dapat menjadi inspirasi bagi lembaga lainnya agar dapat tercipta solusi dalam pemberdayaan masyarakat desa dalam pembangunan terpadu. Sebagai lembaga yang lebih kompetitif, transparan dan demokratis. Juga bisa mengedepankan investasi swadaya, membangun jejaring desa, kecamatan, kabupaten serta provinsi dalam skala panjang.

Dengan demikian, edukasi berkelanjutan dan saling berjejaring antar petani dari desa ke desa bisa mencapai solusi dalam mengembangkan produktivitas atau membuat nilai tambah suatu sektor pertanian. Seperti yang diungkapkan oleh Pak Syamsuddin Said selaku Ketua Petani kakao di Sulawesi Tenggara. Bahwa masyarakat desa khususnya petani yang punya satu komoditas pertanian harus bisa mengolah komoditas lainnya agar pada musim paceklik dari satu komoditas bisa beralih ke komoditas lainnya. Misalnya yang punya sawah, bisa juga melakukan tumpangsari dengan tanaman lain atau diversifikasi. Jadi, semua persoalan dapat di wadahi dalam lembaga yang ada di setiap desa.

Untuk menciptakan sinergi antara masyarakat, petani dan pemerintah, Kementerian Pertanian RI diharapkan menjadi garda terdepan dalam memfasilitasi atau mendukung lembaga yang pro petani secara terpadu. Dengan demikian, untuk mewujudkan hal ini akan ringan pekerjaannya dan solusi tercapai untuk mewujudkan petani yang sejahtera dan Pertanian Indonesia yang lebih maju.

11 comments:

  1. FGD soal Petani, tapi ndak ada petaninya :-D

    ReplyDelete
  2. Semoga petani Indonesia semakin maju ya teh ani ..

    ReplyDelete
  3. acaranya inspiratif bu, kapan2 mau ikut ah :)
    secara, pertanian, khususnya petani merupakan tulang punggung negeri ini
    jadi, kalo mereka sejahtera, bisa dipastikan masyarakat pun sama

    kapan2 mau belajar lebih lanjut soal LEM Sejahtera

    ReplyDelete
  4. Saya berharap profesi petani sama kayak buzzer-buzzer yang seliweran di media sosial, Teh Ani. Sekali cangkul dibayar 100.000, lebih bagus dua juta sih kayak Gita Gutawa :D

    ReplyDelete
  5. kelembangaan petani menjadi pe er ku banget teh, ini tugas berat karena kita harus bisa membantu mereka untuk memanage kelompoknya, KUD sendiri cuma ada satu dari 4 wilayah binaan yang aku pegang teh, itu pun kondisinya turun naik, tapi kelembagaan gapoktannya jalan untuk simpan pinjam, itu membantu petani banget dalam produksi

    ReplyDelete
  6. Dengan adanya Lembaga ini, diharapkan para petani dapat lebih banyak menerima informasi dan pengetahuan ya, sehingga mampu meningkatkan taraf hidup masing-masing petani. Petani menggunakan internet? kenapa tidak? ibu rumah tangga juga sekarang banyak yang menggunakan internet untuk mencari resep masakan,

    ReplyDelete
  7. Amiin teh..
    iya ya terkadang petani juga butuh hidup lebih sejahtera, dah harus ada edukasi melek internet min biar tau informasi aja.

    ReplyDelete
  8. semoga bukan skedar wacana dan wacana lagi ya kak :) , persawahan di seluruh plosok negri butuh sentuhan ilmu dan teknologi agar Indonesia kembali mnjd negeri agraris

    ReplyDelete
  9. dukung kemajuan duni apertanian di Indonesia, miris skr banyak sawah di jual

    ReplyDelete
  10. keren teh.. semoga kedepannya enggak ada istilah "cuman jadi petani aja", sdm yang mumpuni, teknologi bagus dan dukungan pemerintah membuat pertanian Indonesia makin maju

    ReplyDelete

@templatesyard