![]() |
Photo taken from ; www.newsquirt.com |
Sinopsis "Little Big Master" dari CELESTIAL MOVIES
Adalah seorang Kepala
Sekolah bernama Lui Wai-Hung (Miriam Yeung) yang bekerja di sebuah sekolahan
ternama. Lingkungan yang mayoritas orang tua muridnya kalangan berada, tak
sedikit yang memanfaatkan kekayaannya untuk membeli prestasi anak-anaknya tanpa
usaha keras untuk belajar. Keadaan ini sangat bertentangan dengan hati nurani
Hung. Ia tak bisa berkutik karena pihak sekolah merasa terbantu dengan subsidi
dari orang tua murid untuk pembangunan sekolahan tersebut. Hung capek
menghadapinya, ditambah dengan kondisi kesehatannya yang menurun akibat kanker
di tenggorokannya. Ia memutuskan mengundurkan diri dan berencana istrirahat dan
refreshing keliling dunia, bersama suaminya Dong (Louis Koo).
Suaminya Dong yang
bekerja sebagai perancang museum, sangat mendukung keputusan istrinya, selain
istrinya bisa istirahat juga bisa melakukan kebersamaan berkualitas bersamanya.
Dan mewujudkan keliling dunia berdua. Semua direncanakan dengan matang.
Ketika Hung sedang fitness dan tak sengaja melihat berita,
sebuah TK yang hampir bangkrut dan tutup. Jika sekolah tersebut tak mendapatkan
kepala sekolah sekaligus pengawas, maka akan segera ditutup. Padahal masih ada
lima orang murid yang harus ditolong. Lima orang murid tersebut dari kalangan
orang tua tak mampu. Hung merasa bangkit kembali naluri mengajarnya. Sikap
kemanusiaan yang tak pernah padam dalam dirinya menggelitik untuk berbuat
sesuatu.
Tanpa pikir panjang
Hung besoknya langsung mencari informasi dan mendatangi TK tersebut. Walau aura
sekitarnya pesimis, Ia tetap optimis dan merasa yakin sekolah tersebut tak akan
sampai tutup. Ia melamar menjadi kepala sekolah sekaligus pengawas dan pengajar
di sana. Diterima dan semua pekerjaan dilakukan dengan baik, sampai
bersih-bersih sekolahan pun dilakukannya. Karena sesuai perjanjian demikian
adanya.
Hung bersemangat setiap
pagi menjemput lima anak didiknya di gerbang sekolahan, upayanya berkontribusi
di sekolahan tersebut, tak berjalan mulus karena banyak hambatan baik dari
murid-muridnya yang sedang beradaptasi, orang tua murid yang skeptis dan
lingkungan masyarakat sekitarnya yang memandang sebelah mata sambil mencemooh.
Tak sedikit pihak yang menganggap aksi Hung ini hanya untuk cari perhatian saja
agar terkenal.
Tapi semua itu
dihadapinya dengan lapang dan pendekatan-pendekatan yang membumi. Hung kerap
mengunjungi keluarga murid-muridnya sehingga mengetahui kondisinya secara
langsung. Tujuannya agar tahu bagaimana harus bersikap. Sehingga mudah
memecahkan permasalahannya.
Lima murid tersebut
dengan berbagai karakternya, adalah :
Ho
Siu Suet (Ho Yun-ying Winnie) yang dewasa sebelum waktunya
karena hanya tinggal bersama ayahnya yang sakit-sakitan dan sudah tua. Ibunya
belum bisa masuk ke Hongkong karena masih menunggu visa di Cina daratan.
Tam
Mei Chu Chu (Keira Wang) yang takut pada petir
karena punya trauma masa lalu atas kejadian yang menimpa orang tuanya yang
meninggal karena kecelakaan di tengah badai. Chu Chu akhirnya diadopsi oleh
saudara jauhnya, Bibi Han. Dengan segala keterbatasannya.
Lo
Ka Ka (Fu Shun-ying) Anak yang sangat penyayang, apalagi
kepada kedua orang tuanya. Ia rela tak pergi sekolah demi menjadi penengah jika
kedua orang tuanya bertengkar.
Kitty
Fathima dan Jennie Fathima (Zahra Fathima & Khan Nayab)
Kakak beradik dengan darah Asia Selatan ini cukup semangat sekolah namun
ayahnya kurang mendukung dalam memberi pendidikan layak bagi kedua anaknya.
Setelah berbagai
pendekatan yang dilakukan oleh Hung, lambat laun ada perubahan positif, murid
dan orang tuanya menjadi kompak mendukung upaya Hung agar sekolahan TK tetap survive. Optimisme Hung bangkit, Ia
bekerjasama denga para orang tua murid untuk merekrut murid baru, mempromosikan
dan membuat pertunjukan menarik.
Hung juga mengajukan
proposal ke beberapa pihak untuk lima muridnya agar mendapat fasilitas
sekolahan yang layak. Dalam upayanya ini, Hung banyak ujian, mulai dari tawaran
mengajar yang gajinya besar tapi tak manusiawi, ini jelas ditolaknya demi lima
muridnya. Dan perekrutan murid tak menuai hasil. Hal ini membuat Hung drop dan
harus dirawat di rumah sakit. Kanker di tenggorokannya kambuh. Dong suaminya
sangat khawatir. Sempat marah dengan aksi Hung yang tak memerhatikan kesehatan
tetapi ia tetap mendukung upaya dan kegiatan Hung. Sementara Hung dirawat di
rumah sakit, Dong menggantikan mengajar lima murid tersebut.
Saat Hung sembuh, ia
menghadiri upacara penutupan sekolah TK tersebut. Dihadiri seluruh orang tua
murid dengan penuh keharuan. Rasa rindu memuncak dan tangis pun meledak. Lima
muridnya mempersembahkan pertunjukan terbaiknya untuk kepala sekolahnya. Semua
larut dalam keharuan yang dalam. Pertunjukan lima murid tersebut berhasil
memancing penduduk untuk menonton dan menuai banyak simpati positif.
Hung merasa terobati
dengan pertunjukan terbaik yang disuguhkan. Kebahagiaannya melebihi apapun yang
ia alami.
Apakah TK ini jadi
ditutup? Apakah Hung tetap menjadi kepala sekolah di sana? Tonton saja film ini
malam ini, Tanggal 25 Oktober di beberapa TV berbayar jam 20.00. Pastikan sedia
tissue ya. Karena akan menguras air mata. I Love Hk Movies.
Review
Saya sangat terhanyut
menonton film ini. Karena nyawa film ini sampai dengan sempurna ke seluruh
penonton. Emosi tercabik-cabik bahkan sampai tak bisa membendung air mata.
Semua yang disuguhkan dalam film yang disutradarai Adrian Kwan ini tak jauh dari
apa yang kita temui di kehidupan sehari-hari. Natural dan mengalir. Walau tata
artistik kurang maksimal tetapi konten cerita dan akting para pemain mampu
menyempurnakan film Little Big Master.
Miriam Yeung mampu
menyatukan emosi, akting dan jiwanya menjadi Lui Wai-Hung yang mudah tersentuh,
dilengkapi akting Louis Koo yang sangat lelaki. Ditambah para pemain yang
berperan sebagai orang tua murid yang maksimal memainkan masing-masing peran
dengan kondisi yang dialaminya.
Alur cerita yang tak
dibuat-buat karena memang sesuai kisah nyata ini berisi banyak pesan moral.
Seperti sikap Hung yang merasa lebih baik mundur menjadi kepala sekolah di
sekolahan ternama dengan gaji besar karena alasan dirinya harus bekerja sesuai
hati nurani dan menjunjung rasa kemanusiaan. Padahal di zaman sekarang sikap
ini sudah bagaikan jarum di padang rumput. Sangat jarang sekali.
Terus kisah anak-anak
yang semangat belajar tetapi keadaan tak mendukung, kondisi ini mengingatkan
kita akan kondisi sekarang, banyak anak yang dimanjakan orang tuanya tanpa
didorong untuk mandiri dan berusaha. Dengan alasan orang tua masih mampu.
Padahal ke depannya anak harus mandiri dan tak akan selalu dengan orang tua.
Film ini mengingatkan esensi kemandirian dan mengajarkan proses hidup pada
anak.
Terus soal idealisme
seorang guru, sebaiknya tak silau dengan pencitraan. Kisah Hung yang dilamar
sebuah perusahaan besar dengan jaminan yang pasti mulai dari kesejahteraan dan
popularitas, ditolak Hung karena hal itu tak memberikan manfaat terhadap banyak
orang. Hal ini mengingatkan kita pada sikap tulus ikhlas dalam berbagi terhadap
sesama dengan menyingkirkan ego.
Terakhir, inspirasi
komunikasi dengan keluarga, baik lima muridnya ataupun Hung dengan suaminya
sangat terjalin dengan baik. Maka, dalam kondisi apapun mereka tetap merasa
kaya. Karena kaya hati melebihi segala kekayaan materi.
Komposisi sutradara
yang punya jam terbang tinggi, pemain profesional dan populer serta isi cerita
inspiratif memadu dalam satu film yang digarap penuh nuansa kemanusiaan.
Membuat saya tak akan bosan untuk menontonnya. Karena berbagai inspirasi yang
terkandung di dalamnya menjadi peringatan yang mampu mengubah keputusan
seseorang untuk meneladani kebaikan.
Contohnya, karena
melihat film ini, saya jadi tergerak ingin kembali mengajar setiap Senin pagi
di SMP Terbuka di kawasan Ciputat Tangerang Selatan. Terima kasih Celestial
Movies, sudah memberi tontonan yang mampu menggerakan naluri kemanusiaan.
Jangan lupa dan jangan
sia-siakan untuk menonton film LITTLE
BIG MASTER malam ini di beberapa Stasiun TV berbayar yang ada Program
CELESTIAL MOVIES nya mulai jam 20.00. Pokoknya saya I Love HK Movies.
![]() |
Photo by : Ani Berta |
![]() |
Saat emosi teraduk-aduk kunyah aja popcorn hahaha |
![]() |
Pembukaan acara oleh Kartika Putri Mentari dari Agrakom PR |
Terima kasih juga buat Agrakom yang memberikan kesempatan kepada saya dan teman-teman Blogger untuk menonton bareng film ini di Cinemaxx Plaza Semanggi pada 17 Oktober lalu, seru sekali dan sangat berkesan.
Sepertinya bagus nih filmnya, pingin nonton. Sedia tissue dan popcorn dulu :)
ReplyDeleteSepertinya bagus nih filmnya, pingin nonton. Sedia tissue dan popcorn dulu :)
ReplyDeleteGak nyesel, mbak nontonnya. Hehehe. Akhirnya juga bisa kenalan sama Mbak Ani di lokasi acara :)
ReplyDeleteKayaknya bagus ya filmnya..tipe film from zero to hero :) Kalo nonton ini pasti bakal mengharu biru...
ReplyDeleteMaksdnya mlm ini 25 okt filmnya tayang, Ani dear?Tq
ReplyDeleteFilm ini memang sukses mengaduk-ngaduk perasaan, sampe iingsrekan ya teh.
ReplyDeleteKeren banget dan sangat inspiratif.
Ini film bagus dan menyentuh.. :)
ReplyDeleteKebetulan saya sudah nonton, dari situ sadar kalau perjuangan saya masih sedikit, belum banyak.. :)
belum pernah nonton tapi kalau liat dari sinopsisnya baguuus ya...selalu suka dengan film yang sarat pesan baik :)
ReplyDeleteSaya gak suka nonton film Hongkong, Korea dan setipenya. Tp krn review ini jd pgn nonton.
ReplyDeleteFilmnya sangat menginspirasi ya mbak, bagus nih buat tontonan sekaligus tuntunan. Eh tapi harus sedia tisu ya, duuhhhh
ReplyDeletekapan hari juga baca reviewnya,baca ini lagi jadi bener2 penasaran..pingin nontonnn mbak^^
ReplyDeleteAsalamualaikum,tehh ani. Salam buat semua blogger juga...
ReplyDeleteMantap ya yg udah pada nonton.
:). Dan goodjob. Buat keputusannya tehh ani. Langkah nyata buat perubahan besar. Hehee cemungut kakak :D
Wasalamualaikum wr wb