Ruth Maureen , “ Karakter Anak Terbangun dari Cermin Karakter Orang tua” - Dunia-Spasi

Wednesday 9 September 2015

Ruth Maureen , “ Karakter Anak Terbangun dari Cermin Karakter Orang tua”

Foto : Doc Pribadi

“Karakter dapat menentukan nasib seseorang, karena karakter berawal dari pikiran, perkataan dan kebiasaan, setelah itu berlanjut ke pembentukan karakter.” Ruth Maureen membuka sesi talkshow bertajuk Morning Tea di Sekolah Cita Persada 8/9 dengan bahasan “Mengajarkan Karakter Pada Anak.” Dihadiri oleh beberapa orangtua murid dan Blogger.


Foto : Facebook Cita Persada
Definisi Karakter dari Heraclitus dan Cicero menjelaskan bahwa Karakter dapat menentukan nasib seseorang, bahkan negara. Maka, pembangunan karakter yang baik pada generasi muda, harus benar-benar dilakukan agar terbentuk sampai dewasa kelak dan dapat memberikan keputusan-keputusan tepat dalam hidupnya yang berpengaruh untuk dirinya sendiri maupun orang lain.

Menurut Maureen, membangun karakter pada anak bisa dimulai dari kehidupan sehari-hari yang biasa dialami. Misalnya, ketika mengantre di fasilitas publik, antre di restoran cepat saji, sebuah contoh yang tak baik ketika orang tua mengajarkan anaknya untuk menyela antrean dengan dalih anak-anak pasti didahulukan. “Ini bahaya, karena anak akan merekam semua yang diajarkan orangtua nya sampai ia dewasa. Jadi, hati-hatilah dalam menerapkan kebiasaan atau melontarkan perkataan di depan anak.” Kata Maureen.

Mengajarkan karakter yang baik juga bisa dimulai dengan melatih mengendalikan diri dalam lingkungan keluarga maupun lingkungan masyarakat. Ini adalah tantangan terbesar bagi para orang tua.
Kepala sekolah Cita Persada ini juga mengemukakan bahwa ketika anak gagal, orangtua harus mendukungnya dengan dorongan moral yang kuat. Anak harus diajarkan bersikap sportif dan menghargai proses. Sehingga dalam setiap kegagalan anak diharapkan memetik hikmah dan bangkit semangat kembali. Juga tidak menjadikan kegagalan sebagai suatu hal yang harus diratapi dengan kekecewaan mendalam. Jika anak merasakan kecewa, akan berpengaruh terhadap psikologisnya.

Ruth Maureen, Kepala Sekolah Cita Persada

“Melatih kedisiplinan pada anak akan berpengaruh pada pembangunan karakternya, misalnya ketika anak dipanggil oleh orangtua nya, ajarkan supaya langsung merespon walaupun pada saat asyik bermain. Minimal harus menyahut.” Ujar perempuan lulusan University of Colorado USA ini. Dalam hal lain, melatih kedisiplinan juga bisa dalam berbagai kegiatan, misalnya bermusik, olah raga dan lain-lain. Ajarkan anak untuk mengikuti kegiatan dengan konsisten dan komitmen penuh. Tidak setengah-setengah. Hal ini dimaksudkan agar anak dapat memahami tanggung jawabnya terhadap keinginannya.

Saat anak mengadu kepada orangtua, sebaiknya ditelusuri dulu akar permasalahannya, bukan langsung emosi atau langsung protes kepada yang diadukan. Karena, jika ini terjadi, anak akan meniru sikap orangtua nya. Anak jadi merasa ada yang membela walaupun salah. Ini sangat tidak baik karena anak jadi tidak bertanggung jawab dan kurang memahami teguran orang lain yang sebenarnya bisa saja baik bagi dirinya. Jadi, ini pun merupakan bagian dari pembangunan karakter. Upayanya adalah ajarkan anak untuk merespon positif teguran orang lain. Tidak selalu ditanggapi emosi, agresif dan sikap suka mengadu.

Anak perlu diberikan pemahaman self control orangtua dapat memberikan pengaruhnya ketika anak berprestasi dan melakukan hal baik, berikan pujian dan beri penekanan terhadap hal yang harus diperbaiki. Anak juga dapat diberitahu saatnya interupsi dalam pembicaraan dengan orang lain. Sikap pengendalian diri ini dapat berpengaruh pada kehidupan anak di masa mendatang saat terjun ke masyarakat.

Buat pengaruh yang baik terhadap anak dalam setiap perkataan dan tindakan. Pengaruh bisa datang dari mana saja, termasuk dari keluarga inti, kakek, nenek, paman, bibi dan lain-lain. Jadi, sebagai orangtua juga harus selalu mengecek perubahan-perubahan yang dialami oleh anaknya selama tinggal dengan anggota keluarga lain.

Kebersamaan bersama anak dapat dimanfaatkan untuk membangun karakter anak, misalnya saat pagi hari ketika sarapan, siang ketika bermain dan belajar dan pada malam hari menjelang tidur, bisa dibacakan dongeng-dongeng yang menginspirasi anak.

Anak tak perlu dimanja berlebihan, jika anak diberikan kesenangan semata tanpa mempertimbangkan pembangunan karakternya, hal ini dapat menjatuhkan anak. Bukan kebahagiaan yang didapat tetapi malah kerusakan karakter.
Menurut Maureen, jangan sekali-kali orangtua membandingkan anak dengan teman-temannya. Karena anak itu unik dan punya kepribadian berbeda, fokus saja terhadap diri dan potensi anak sendiri. Bangun karakternya dengan baik. Karena orangtua di rumah adalah role model utama bagi anak daripada sekolahan yang hanya beberapa jam saja.

Kesimpulannya, mengajarkan karakter pada anak bisa dimulai dari kegiatan yang dilakukan sehari-hari bersama keluarga, melatih kedisiplinan, memupuk jiwa sosial dan sikap pengendalian diri yang kuat. Jika hal ini sudah ditanamkan sejak dini, anak-anak dapat tumbuh menjadi generasi berkualitas.
Selesai Morning Tea Break bersama Ruth Maureen, kami berkeliling melihat-lihat sekolahan Cita Persada yang hommy dan asri. Terlihat anak-anak lalu lalang, anak TK yang lucu dan interaktif dengan kami membuat gemas dan kagum karena mereka semua full berbahasa Inggris dengan baik. Sekolah Cita Persada memakai konsep full English dalam kegiatan belajar mengajarnya. Kecuali untuk kelas lima ke atas sudah diperbanyak Bahasa Indonesia nya karena sebagai persiapan Ujian Nasional.

Bangunan yang terletak di Jalan Cinere Raya No.3 Depok ini, berlantai 3, lantai 1 untuk TK dan lantai 2 untuk SD dan SMP. Di lantai 2 ada perpustakaan, ruang musik, klinik dan Laboratorium Komputer yang ditata dengan unik dan terasa seperti di rumah sendiri. Sehingga proses belajar untuk anak-anaknya terasa menyenangkan. Klinik menyediakan pemeriksaan kesehatan gratis bagi para siswa nya terutama pemeriksaan gigi secara rutin.

Locker pun berjejer rapi di samping kelas masing-masing. Di luar ruangan sebelah kantin, ada taman bermain yang luas dalam hamparan rumput hijau. Juga kolam renang khusus di pojok dengan payung pepohonan rindang.


Bangunan Sekolah Cita Persada, Foto by Haya Aliya Zaki


Ruang Kelas
Klinik Sekolah
Ruang Komputer
Ruang Musik
Tempat bermain
Kolam Renang Sekolah Cita Persada
Taman Bermain yang luas
Saya dan rekan Blogger usai menghadiri talkshow

Sekolah Cita Persada mempunyai misi menyediakan pendidikan berkualitas bagi anak-anak di mana pun berada dengan menghargai setiap perbedaan dan mengutamakan kesetaraan dalam memberikan pendidikan berkualitas.

23 comments:

  1. Waduuh, ini yang jadi tugas berat emak-emak.. secara "membangun karakter itu kan musti seimbang antar bapa sama ibu" menyatukan dua watak orang tua terhadap pendidikan anak. Kita sebagai ortu musti pinter-pinter nyambangi perasaan anak.. -eh, curcol jadinya. hehehehe

    ReplyDelete
  2. Teh Ani, baca tulisan Teh Ani, saya jadi introspeksi, ini PR banget buat saya yang baru jadi orang tua, kadang dalam mendidik anak masih suka tersulut emosi.. hihihi.. Sekolah Cita Persada ini luas banget ya Teh dan keren, kebayang anak saya bisa lari-lari ke sana ke mari.

    ReplyDelete
  3. ebuset, sekolahan sd aja ada kolam renangnya :)

    soal antre, ini yang jadi masalah buat kita -maksudnya semua, pan saya belom punya anak-
    saya sering liat orang tua yang nyuruh anaknya buat nyelak
    emang sih alesannya jelas, tapi dari kecil udah -tanpa sengaja- diajarin kayak gitu, bahaya pas nanti udah besarnya...

    ReplyDelete
  4. Taman bermainnya masih "asli" rerumputan hijau, pelajaran untuk calon orang tua nih membangun karakter.

    ReplyDelete
  5. Taman bermainnya masih "asli" rerumputan hijau, pelajaran untuk calon orang tua nih membangun karakter.

    ReplyDelete
  6. Salah satu yang paling sulit itu mengajarkan soal proses lebih penting dari kemenangan. Soalnya suka nangis kalau ngeliat temennya di lomba menang :')

    ReplyDelete
  7. Walau belum berkerluarga, rasanya sudah harus belajar untuk mendidik dan membentuk karakter anak. Biar ga kaget nanti hehehe..

    ReplyDelete
  8. makasih sharingnya mbak..jadi tau ntr gimana mendidik anak :)

    ReplyDelete
  9. Bener banget Teh Ani, memang karakter anak itu pondasinya yg paling kuat ya dari rumah. Thks utk sharingnya ya Teh, saya masih kedodoran banget membelajari anak khususnya dlm mengontrol emosi. Sayanya sendiri masih sering lepas kendali huhuhuuuu...

    ReplyDelete
  10. Membentuk karaktek pada anak bisa dikatakan sulit ya, Mbak. Selain harus dilakukan sejak dini dna peran orang tua penting banget. Karena orang tualah yang seharusnya membentuk karakter anak. Thx untuk tulisannya, Mbak :)

    ReplyDelete
  11. Setujuu banget ama tulisan teh Ani, gampang2 susah ya mengurus anak, apalagi membentuk karakter anak. Tapi selama ini mengurus anak emang bener anak adalah cerminan ortu. Ngeliat si olive emakna pisan dr mulai karakter sikap dll na huiiks..

    makasih ya teh sharingnya , harus banyak belajar2 lagi apalagi sekarang menghadapi anak abg :)

    ReplyDelete
  12. Tulisan yang sangat bermanfaat teh, penting banget untuk mama muda kayak liza...

    ReplyDelete
  13. Keren banget ya sekolahnya..tulisannya juga..sebagai orang tua suka banyak khilafnya. Makasih jadi diingatkan lagi.

    ReplyDelete
  14. apalagi anak mempunyai Intelektual plus karakter yg bagus...semakin keren!

    ReplyDelete
  15. Asyik ya sekolahnya.... Pertanyaanku adalah berapa harga sekolah disana nanti pas aku udah punya anak? *mikir keras*

    ReplyDelete
  16. Rapiii, bersiiiih, sekolahnya keren. Tapi memang pendidikan yang palingkuat itu dari rumah ya dari ortunya sendiri :)

    ReplyDelete
  17. Dari hal sepele aja, soal mengantri dan buang sampah pada tempatnya. Hal yang mudah untuk dilakukan tapi kenapa tidak bisa? Ini salah satu gagalnya pendidikan karakter. Ortu memegang kunci, dan sekolah partner utama. Kadang anak gak nurut sama ortu tapi nurut sama guru. Perlu peran sekolah disini. Nice sharing mba Ani

    ReplyDelete
  18. menambah wawasan, terima kasih ya mbak ,,

    ReplyDelete
  19. Sekolahnya bagus bgt . Jadi lbh hati2 nih mendidik anak takut salah didik

    ReplyDelete
  20. Iya betul, karakter anak yang kita bentuk sejak dini akan berpengaruh besar di hari depannya. Alarm juga buat kita sebagai orangtua ketika kita bersikap salah di mata anak. Orangtua benar-benar harus mendampingi setiap langkah anak-anaknya. Jangan sampai anak mengalami gangguan psikologis yang berat.
    By the way itu sekolahnya nyaman banget, ya... :)

    ReplyDelete
  21. Beneran jadi pengin berenang kemaren itu pas ke sana. Mana cuacanya lagi panas wkwkwk.

    ReplyDelete
  22. hal sepele tapi bisa berpengruh pada karakter anak ya teh, seneng banget bisa ambil banyak ilmu dari seminar ini. Sekolahnya keren

    ReplyDelete
  23. Waaahhh pasti mahal yak sekolah di situ. Hehe

    ReplyDelete

@templatesyard