Saya baru menyadari ada
Pohon Tanjung di sekitar perumahan tempat saya tinggal. Saat buah-buah tanjung
itu jatuh bertebaran dipinggiran jalan utama. Saya penasaran dan memungut satu
buah yang jatuh, memecahnya dengan memencet buah tersebut. Lalu menyembul biji
buahnya yang keras, berwarna cokelat dan padat. Ingatan saya langsung ke masa
kecil. Masa saya belum sekolah.
Dulu, biji tanjung ini
dibuat mainan oleh anak-anak di lingkungan rumah saya, bahkan anak remaja dan
dewasa pun kerap memainkan biji tanjung sebagai pengisi waktu luang. Jika
mendapatkan banyak biji tanjung, bisa dijual ke teman-temannya yang
menginginkan. Biasanya yang pintar memainkan biji tanjung akan mendapat bonus
dari yang kalah, keuntungannya adalah dapat biji tanjung sejumlah yang
dimenangkannya.
Cara main biji tanjung
ini adalah, permainan bisa dimainkan oleh minimal 2 orang dan maksimal 4 orang.
Masing-masing menyumbang 10 biji atau berapa saja sesuai kesepakatan. Lalu biji
tanjung tersebut dikumpulkan di tengah, para pemain hompimpah, siapa yang
menang, dia yang main duluan. Cara bermain, biji tanjung yang terkumpul tadi di
sebar oleh pemain, lalu dimainkan seperti mengadu biji kelereng, tangan dan
antar biji yang berserakan tidak boleh mengenai tanjung yang sedang diadukan.
Jika sampai mengenai, akan gugur dan permainan dialihkan ke teman lainnya.
Begitu seterusnya. Kalau kita bermain tanpa gugur dan lancar saja, kans untuk
mendapattkan banyak biji tanjung sangat besar, karena hasil biji tanjung yang berhasil
diadukan tanpa mengenai biji tanjung lain tersebut otomatis menjadi milik si
pemain. Biasanya yang sering menang ini disebut “Jagoan”
Biji Tanjung ini selain
untuk permainan di atas, juga berfungsi sebagai biji untuk permainan congkak.
Lebih asyik memakai Biji Tanjung dari pada memakai biji kerang yang terlalu
besar ukurannya, atau biji plastik yang mudah kotor. Biji Tanjung bentuknya
padat berisi, kuat, licin, mudah dibersihkan dan dingin. Tetapi untuk
mendapatkannya sekarang memang susah. Selain permainan ini sudah punah, Pohon-Pohon
Tanjung ini jarang ditemukan lagi di sekitar rumah penduduk. Paling di pinggir
jalan raya, itu pun sangat jarang.
Saya setiap melewati
Pohon Tanjung itu selalu rajin memungut buahnya yang jatuh, saya ambil bijinya
dan dicuci. Setelah itu saya simpan dalam stoples dan sesekali saya ajarkan
permainan tanjung ini pada anak saya. Anak saya senang bukan main. Dia merasa
tertarik, karena selama ini mainannya Cuma games di tablet pc dan nonton
kartun. Anak saya juga mengajak teman-temannya bermain permainan Tanjung ini,
wah saya jadi nostalgia ke masa lalu. Saat berkompetisi mengumpulkan banyak
tanjung, kecewa saat kalah karena Biji Tanjung saya disikat si jagoan yang
mengalahkan saya.
Permainan Biji Tanjung
ini bisa melatih ketelitian, ketelatenan dan kecepatan dalam mengerjakan
sesuatu. Bahkan mengatur strategi, saat Biji Tanjung disebar, kita harus jeli,
pasangan tanjung mana dulu yang harus diadukan seperti kelereng, biasanya pilih
yang tidak jauh-jauh jaraknya biar kena dan mudah mengadukannya.
Kehadiran Biji Tanjung
ini, mudah-mudahan bisa membangkitkan lagi aneka permainan tradisional yang
sudah hampir punah atau bahkan sudah tak ada lagi. Dengan membudayakan
permainan tradisional yang harus meibatkan interaksi dengan teman-temannya,
akan melatih sikap agar tidak individualistis, melatih jiwa sosial dan kepekaan
serta empathy terhadap orang lain.
baru kali ini lihat biji tanjung, Kalau main congklak biasanya pakai biji sawo :D
ReplyDeleteKalau biji sawo ketahanannya kurang kuat mba, kalau biji tanjung ini gak akan busuk2 :D
DeleteAq paling pake biji sawo sist ^_^
ReplyDeletebiji tanjung baru dengar hehehehehheehe
ReplyDeleteaku baru denger ada permainan seperti itu
ReplyDeletehehehe.
saya tunggu kunjungannya di blog saya :)
jangan lupa follbek juga blognya
terimakasih, salam kenal salam hangat Goglees :)
dulu waktu saya masih SD biasa panjat pohon tanjung, dan biasanya saya mengincar biji tanjung yg agak besar dan tua, setelah itu gosok cangkang biji sampai bagian dalam biji terlihat, dan bisa di korek dalamnya, stlah semua keluar cuci dgn air lalu bisa dibuat mainan priwitan (ditiup)
ReplyDeletecaranya diselipkan diantara 2 jari yg terkepal, lalu ditiup dari lekukan jari. suara akan nyaring, tergantung ukuran lubang biji tersebut. slamat mencoba, hehe saya nostalgia