Menerapkan didikan agar anak
menjadi generasi berkualitas yang akan sanggup menjadi pemimpin bagi dirinya
sendiri, orang terdekat dan masyarakat kelak, saya mayoritas mengadopsi cara
orang tua saya saat membesarkan saya dan adik. Pola dasar mendidik anak dilakukan
orang tua saya dengan praktek langsung. Tak hanya teori dan nasihat. Dari kecil
kami sudah di didik tegas namun tidak otoriter, selagi ada celah kebaikan
terhadap aktivitas kami, orang tua selalu mendukung dan tetap kontrol.
Berikut sebagian ajaran orang tua
kepada saya yang akan saya adopsi untuk mendidik anak saya :
Hubungan sosial
Ketika ada tamu berkunjung ke
rumah, saya dan adik harus berada di kamar atau ruangan lain, kami tidak boleh
cari perhatian kepada tamu apalagi kalau sampai merengek dan minta ini itu.
Setelah tamu pulang kami diberi tahu, bahwa cari perhatian kepada tamu adalah
tidak sopan dan akan mengganggu kenyamanannya. Hal lainnya sebagai upaya
melatih sikap saya dan adik dalam menjaga nama baik sendiri maupun orang lain,
orang tua selalu mengajarkan jika kita memberi sesuatu kepada orang lain harus
jangan sepengetahuan orang yang lainnya.
Saat kecil, sering berantem
dengan teman bermain di rumah, ketika saya atau adik saya menangis dan mengadu, bukannya dibela, malah
kami diberi nasihat dan ceramah panjang lebar, tentu saja hal ini bikin kapok
untuk berantem karena kalau ada apa-apa bukannya dibela malah dapat hukuman.
Hal ini sangat bermanfaat ketika saya beranjak remaja dan dewasa menjadi punya
rasa tanggung jawab terhadap apa yang dilakukan. Menjadi lebih mawas diri dan
tidak egois terhadap tindakan yang dilakukan.
Adopsi kebiasaan dari orang tua,
saya perluas dan kembangkan dengan menanamkan sikap untuk tidak memilih-milih
dalam berteman baik di lingkungan sekolah atau rumah. Jika mempunyai sesuatu
yang istimewa tidak usah dibanyak dibicarakan karena takut melukai perasaan
temannya yang mungkin tak mampu memiliki barang atau apapun yang dipunyai anak
saya. Sikap empati juga sering saya tekankan, agar anak saya punya kepedulian
tinggi, Dengan cara memberi bekal makanan yang dilebihkan porsinya, jika
temannya ada yang tak bawa bekal bisa dikasih.
Dari cara di atas akan membentuk
pola pikir anak yang tahu etika, sopan santun dan sikap tanggung jawab. Juga
punya rasa toleransi kepada teman-temannya. Jika sudah dewasa akan terhindar
dari sikap mencari muka tanpa prestasi.
Bijaksana dalam menempatkan diri dan mampu
berbaur dengan siapapun.
Kejujuran
Hal kejujuran yang tertanam di
benak saya saya sekarang adalah ketika orang tua berpesan, dalam mengerjakan
apapun di sekolah harus hasil sendiri walau nilainya jelek, yang penting hasil sendiri. Atau ketika sedang
kerja di mana pun, kejujuran adalah nomor satu yang harus menjadi dasar sikap,
karena ketika bekerja pun adalah sedang mengemban
amanah.
Saya menerapkan hal yang sama
terhadap anak saya, sehingga anak saya tidak takut untuk jujur jika mendapat
nilai yang kurang. Bukan hanya tak mau menyontek ketika di kelas juga tak mau
memberi contekan kepada teman-temannya yang ingin menyontek. Kecuali jika
sedang tidak ulangan atau sedang belajar kelompok anak saya mau bekerja sama.
Apapun yang dilakukannya selalu terbuka sehingga dapat berkomunikasi lancar.
Saya membebaskannya untuk memilih ekstrakurikuler yang disukai selagi positif dan
waktunya tepat. Anak saya tidak merasa dibebani ketika saya tidak sependapat
dengan keinginannya. Karena saya berusaha menjelaskan mengapa ini atau itu
tidak boleh. Apapun pertanyaan anak harus dijawab dengan jelas dengan bahasa
yang mudah dipahami.
Kemandirian dan Kerja Keras
Dari kelas dua SD, saya sudah
diajari ibu untuk menyapu rumah atau teras, dibagi tugas dengan adik, jika saya
menyapu rumah, adik menyapu teras begitu sebaliknya, kelas empat tugas
bertambah, setiap selesai makan harus cuci piring. Lambat laun kebiasaan itu
akan tumbuh dengan sendirinya, saya dan adik merasa punya kesadaran sendiri,
jika melihat rumah berantakan, merasa tidak nyaman, kami biasanya langsung
bertindak membereskan.
Dengan kemandirian yang
ditanamkan tersebut, terbawa sampai besar. Ketika saya terjun dalam dunia
kerja, saya selalu ringan tangan. Pantang jika tanggung dalam menyelesaikan
pekerjaan. Orang tua saya selalu berpesan bahwa saya harus bisa menyelesaikan
pekerjaan apapun secepatnya walau waktu masih panjang. Jika waktu masih tersisa
banyak, bisa mengerjakan hal lainnya lagi.
Saya selalu menanamkan sikap
mandiri kepada anak dengan cara memercayakan sebagian pekerjaan rumah yang bisa
dikerjakannya. Untuk urusan pelajaran pun saya suka menekankan untuk dipelajari
dulu sendiri, jika benar-benar tak paham baru boleh bertanya.
Dengan penerapan sikap mandiri
dan kerja keras, jika kelak menjadi pemimpin tidak akan mengandalkan dan menuntut dilayani rakyat
atau anak buahnya. Tetapi sebaliknya, sebagai pemimpin akan selalu melayani
rakyatnya dengan menyerap berbagai aspirasi dan memahami kondisinya. Dan sikap
kerja keras akan memaksimalkan keberhasilan seorang pemimpin dalam mengayomi
rakyat atau anak buahnya.
Sikap percaya diri dan tidak
berputus asa selalu ditanamkan juga bagi anak, agar segala yang ingin
diungkapkannya tersalur dan tidak menjadi beban. Anak juga harus diajarkan
untuk berani tampil ketika ada perlombaan baca puisi, menari atau bernyanyi.
Hal ini untuk melatih keberaniannya saat mengambil keputusan jika menjadi seorang pemimpin kelak.
Untuk memupuk semua sikap itu,
nutrisi juga sangat penting untuk menunjang proses keberhasilan anak dalam
upaya menggapai cita-citanya. Agar anak menjadi pribadi yang berkualitas tak
cukup hanya bekal didikan, bimbingan dan pengajaran saja. Nutrisi yang baik dan
cukup akan memberikan energi serta tingkat konsentrasi penuh terhadap berbagai
pelajaran yang diterima anak.
Maka, dalam menu sehari-hari saya
selalu memastikan bahwa komposisi karbohidrat, protein, lemak dan vitamin cukup.
Dan satu hal utama yang tak pernah absen sejak anak saya bayi hingga sekarang
adalah kebiasaan minum susu setiap hari harus dilakukan. Dengan minum susu
setiap hari, akan melengkapi kebutuhan nutrisi dengan efisien. Karena dalam
satu gelas susu sudah mengandung vitamin dan zat-zat yang dibutuhkan untuk
tubuh. Saya tak mau kehilangan periode emas si kecil untuk dapat tumbuh
optimal. Makanya saya membiasakan anak untuk minum susu setiap hari disamping
memberikan bimbingan sebagai upaya menyiapkan pemimpin masa depan berkualitas.
No comments: