![]() |
Ki-ka: Dokter Cony, Bapak Arif Mujahidin, Ibu Ajeng, Kadhita Ayu dan keluarga |
“Beberapa orangtua sering
menghindari percakapan tentang berat badan anak yang kurang wajar, dengan
tujuan agar mereka tak terbebani psikologis bagi diri mereka sendiri. Padahal
orangtua harus proaktif mencari solusi atas masalah berat badan anak supaya tetap
ideal dan mau menerima masukan dari luar serta siap dalam menghadapi masa
tumbuh kembang anak.”
Kalimat tersebut diungkapkan oleh
Psikolog Ajeng Raviando dalam acara blogger gathering pada 29 Januari 2019 di
Harlequin Bistro Kemang Jakarta. Saya setuju dengan pernyataan Ibu Ajeng
tersebut karena memang banyak ibu-ibu yang suka baper jika dikasih masukan membangun. Padahal pemenuhan gizi anak
adalah tanggung jawabnya.
Danone melalui Brand Nutricia
mengadakan blogger gathering mengangkat tema “Dukung Orang Tua Cek Berat Badan
Ideal Anak Untuk Tumbuh Kembang Optimal” ini dilatarbelakangi oleh fatka bahwa
satu dari lima anak Indonesia mengalami berat badan kurang (Berdasarkan Riset
Kesehatan Dasar 2018. Dalam Riskesdas tersebut menyatakan juga bahwa presentase
underweight (Berat Badan Kurang) dan severe (Berat Badan sangat kurang) pada
kelompok usia balita mencapai 17,7%.
Presentase anak kekurangan gizi
di Indonesia tersebut melampaui ambang batas yang ditentukan World Health
Organization (WHO) yaitu 10% dalam acuan Nutrition Landscape Information System
(NLIS) Country Profile Indicators.
Tentu saja ini menjadi PR besar
bagi para orangtua dan negara juga semua pihak dalam memenuhi kebutuhan nutrisi
anak yang cukup. Masa depan bangsa ada di pundak anak-anak kita.
DR. Dr. Conny Tanjung, Sp.A(K)
menjelaskan bahwa kekurangan gizi, ada hubungannya dengan status berat badan
dan tinggi anak. Jika asupan gizinya kurang maka penyakit kronis akan mudah
menjangkiti anak.
Kerugian lainnya, anak berpotensi
stunting, mengalami ganguan perkembangan otak, jadi tidak bisa berkonsentrasi
dan kurang bisa menyerap pelajaran yang disampaikan secara teori maupun praktek
serta gangguan dalam tata cara interaksi dengan orang lain karena kurang
percaya diri dan tidak ceria.
Dokter Cony juga menambahkan
bahwa anak yang kekurangan gizi, tidak punya cukup energi untuk beraktivitas
dan mudah dihinggapi penyakit degeneratif. Hal ini harus dihindari karena anak
memerlukan imun dan energi yang cukup agar dapat melakukan proses tumbuh kembang
dengan lancar.
Selain memberikan nutrisi yang
cukup pada anak, setiap orangtua juga wajib memantau berat badan anak secara
berkala. Jika berat badan ideal, maka energi yang dimiliki cukup untuk
melakukan berbagai aktivitasnya dan kekebalan tubuhnya baik.
Penjelasan dokter Cony soal upaya
pemenuhan gizi anak sejak dini, bisa dimulai sejak 1000 Hari Pertama Kehidupan
anak dengan memberikan nutrisi kaya asam folat dan DHA sejak bayi dalam
kandungan. Setelah bayi lahir, berikan ASI eksklusif hingga 6 bulan, saat6
bulan ke atas, diberi MPASI yag mengandung unsur gizi lengkap. Mulai
karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral. Lalu dilanjut dengan
pemberian ASI hingga usia 24 bulan.
Ibu Ajeng juga menambahkan bahwa
saat memberi makan anak, harus dalam keadaan senang hati. Tidak bete atau cemberut agar anak bisa
menerima makanan dengan senang hati juga.
Dalam acara ini, hadir pula
Kadhita Ayu, artis yang mempunyai keluarga kecil dengan anak usia balita.
Kadhita berbagi pengalaman saat memenuhi gizi anaknya.
“Untuk memenuhi gizi anak, saya
tak memakai jasa asisten rumah tangga. Saya melakukannya sendiri di rumah dalam
menyiapkan makanan untuk anak. Bahkan saat memberi makan anak, sering
bekerjasama dengan suami agar makanan tetap masuk saat anak menolak.” Kata
Kaditha.
Kadhita juga memberikan contoh
pada anak supaya suka sayuran, dengan cara ikut makan sayur di depan anak
sambil memberi makan anak.
Tak lupa, Kadhita dan suaminya
sering memantau berat badan anak secara berkala agar bisa ketahuan pertumbuhan
setiap waktunya. Jadi ada evaluasi dalam pemberian nutrisinya.
Bapak Arif Mujahidin selaku
Communication Director Danone Indonesia, mengatakan bahwa perusahaan
berkomitmen dalam mendukung upaya perbaikan gizi untuk anak Indonesia melalui
penyediaan produk nutrisi dengan kualitas baik. Di samping penyediaan produk,
Danone juga menyediakan fasilitas untuk mengecek berat badan anak melalui
platform www.cekberatanak.co.id
yang dapat digunakan oleh semua orangtua dalam mengecek berat badan anak agar
terkontrol dengan baik.
No comments: