![]() |
Bohlam Philips MyCare LED dengan teknologi Interlaced Optics |
Sekarang banyak anak usia sekolah
dasar sudah berkacamata, bahkan anak saya Sekar juga sejak kelas 5 SD
menggunakan kaca mata karena efek sering menggunakan laptop dan gadget lainnya.
Melihat hal ini, saya jadi khawatir ke depannya akan menambah beban matanya
karena semakin besar, aktivitas berinteraksi di layar monitor laptop dan
smartphone semakin intens frekuensinya.
Menurut penelitian ResearchNow
pada Juli 2017 di beberapa negara Amerika, Eropa, Asia yang salah satunya di
Indonesia, menunjukkan bahwa hampir setengahnya dari anak – anak secara global
menghabiskan lebih dari tiga jam sehari di depan layar ponsel, tablet, komputer
atau TV.
Tak hanya laptop dan gadget
penyebabnya, penerangan lampu pun sama. Berakibat langsung dalam menurunkan
fungsi penglihatan setiap orang jika pencahayaan tidak pas. Misalnya, saat
ingin membaca tapi lampu cahayanya redup dan dipaksakan membaca sehingga mata
perih dan lelah bahkan sakit kepala. Atau ketika lampu terlalu terang, berefek
silau dan mengganggu juga.
Sebagai solusi menjaga kesehatan
mata, selain rutin memeriksakan mata anak dan mata saya sendiri setiap enam
bulan sekali, saya pun gencar mencari informasi soal tips memelihara mata serta
menjaga kesehatannya.
Maka, saat Philips menggelar
acara talkshow seputar kesehatan mata
yang menghadirkan dokter mata kompeten, di saat yang sama meluncurkan produk
barunya yang disesuaikan dengan moment
Hari Kesehatan Mata Sedunia.
![]() |
Bolham MyCare LED dengan teknologi Interlaced Optics dengan tekstur biji Bunga Matahari |
Produk yang diluncurkan tersebut
adalah bohlam Philips MyCare LED dengan
teknologi Interlaced Optics yang terinspirasi dari pola biji bunga matahari
yang meningkatkan kenyamanan pada mata dan mengurangi efek silau hingga 35%.
Mengapa bisa sekeren ini
manfaatnya? Karena menurut Rami Hajjar, Country Leader untuk operasi/bisnis
Signify, Bohlam Philips MyCare LED dengan Interlaced Optics ini sudah
disesuaikan dan mengacu pada inovasi yang disesuaikan sebagai solusi untuk
meratakan penyebaran intensitas cahaya di sekitar pusat bohlam dan menerangi
area ruangan lebih luas.
Dengan penyebaran cahaya merata
seperti ini, membuatnya ideal untuk membaca, menulis dan belajar. Tak ada lagi
kekhawatiran berlebihan para orang tua untuk mengkondisikan anaknya saat
belajar atau beraktivitas karena penerangannya cukup dan melindungi mata.
Dengan Interlaced Fiting E27
tersedia dalam dua pilihan warna, putih dan kuning dengan daya 4W, 6W, 8W, 10W
dan 12W. Mumpung masih ada promo, ada paket Beli 3 Gratis 1. Jadi jangan
lewatkan sebelum masa promo dan persediaan habis.
Mengapa investasi kesehatan mata
itu penting? Sebab dibuktikan dengan penelitian ResearchNow, dua pertiga
orangtua menyadari pentingnya pencahayaan berkualitas dalam meningkatkan
prestasi anak – anak mereka di sekolah. Alasan ini sangat masuk akal karena
jika anak belajarnya tidak terganggu selama di rumah, pelajaran di sekolah pun
akan cepat ditangkap karena matanya tidak lelah dan masih dapat berkonsentrasi
karena tidak ada gangguan.
Dalam rangkaian acara launching
Philips MyCare LED dengan teknologi Interlaced Optics ini, ada talkshow bermanfaat soal kesehatan mata
bersama dr. Rina La Distia Nora, SpM(K), PhD, perwakilan dari Persatuan Dokter
Spesialis Mata Indonesia (Perdami).
Dikemukakan fakta bahwa orang
dewasa kini, lebih perhatian ke kesehatan dan kebugaran tubuh dibanding
memeriksakan matanya secara berkala. Padahal, mata merupakan panca indera yang
sangat vital dan menjadi utama karena semua hal keputusan, wawasan dan lain sebagainya
dapat ditangkap melalui media mata.
Mata menjadi jendela dunia. Maka
penting untuk diprioritaskan juga selain prioritaskan kebugaran tubuh supaya
menjadi langsing.
Berikut rangkuman saya dari hasil
menyimak paparan dr. Rina. Beliau menyatakan definisi WHO (World Health
Organization) terhadap persoalan mata yang didefinisikan menjadi dua kategori.
Yakni,
Visual Impairment Yaitu gangguan refraksi yang tidak terkoreksi,
Katarak dan Glaukoma.
Kebutaan, disebabkan oleh Katarak, Glaukoma, pengaruh usia dan
kebutaan pada anak.
Jangan sepelekan pula kondisi
Mata Lelah yang bahasa ilmiahnya disebut Asthenopia. Karena mata lelah dapat
menyebabkan nyeri pada mata, mata berair, perasaan panas seperti terbakar,
iritasi, pandangan ganda dan buram. Jika ini terjadi, produktivitas pun akan
terganggu dan segala aktivitas tak akan berjalan lancar.
Dr. Rina mengungkapkan fakta
bahwa Asthenopia bisa terjadi pada orang dewasa dengan kisaran 75 - 90% nya
dari akibat aktivitas kebanyakan di depan visual display terminal dalam waktu
yang lama.
Adapun pengaruh suhu udara,
misalnya dari AC yang menyebabkan mata kering, harus ada penanganan juga.
Misalnya pakai obat tetes mata yang aman dan direkomendasikan, hindari iritasi debu.
Mata setidaknya perlu di skrining
rutin untuk memeriksakan kesehatannya secara menyeluruh. Untuk usia 40 tahun ke
atas, usahakan skrining mata setiap 5 tahun sekali sedangkan untuk 65 tahun ke
atas, usahakan skrining mata setiap 1-2 tahun sekali. Dan untuk anak – anak 3
kali sebelum usia sekolah dengan urutan, usia 6 bulan, 2-3 tahun dan sebelum
sekolah.
Menutup presentasinya, dr.Rina
mengemukakan tips kesehatan mata untuk anak maupun dewasa, menurutnya
pencahayaan yang baik sangat penting saat membaca atau melakukan aktivitas
lainnya. Untuk anak - anak sebaiknya perbanyak aktivitas outdoor sedangkan untuk dewasa, hindari paparan sinar UVB, merokok
dan pakai pelindung mata saat bekerja.
Kesimpulannya, kesehatan mata
dapat dijaga dengan baik melalui cara yang diawali sederhana, seperti
menjaganya dengan perilaku menghindari potensi mata lelah, iritasi dan lain
sebagainya dan jangan lupa soal investasi penerangan di rumah dengan
menggunakan bohlam yang sesuai standar terekomendasi serta dapat menyehatkan
dan melindungi mata dengan maksimal. Seperti inovasi Bohlam Philips MyCare LED
dengan teknologi Interlaced Optics ini.
No comments: