![]() |
Peluncuran Buku "Solusi Permasalahan Kucing" Karya Cacang Efendi dan drh.Widya Setiawati |
Pertimbangan saya
menghadiri acara #CatloversDay sekaligus peluncuran Buku Solusi Permasalahan Kucing di function room Gramedia Matraman pada
19 Agustus 2017 ini, bukan karena saya pencinta kucing. Saya sendiri tidak mau
memelihara kucing di rumah bahkan ketika anak saya merengek ingin memelihara
kucing, saya bersikeras tidak mengizinkannya.
Saya tidak tertarik
untuk memelihara kucing bukan karena jijik atau benci tapi lebih ke komitmen.
Saya kurang komitmen untuk memelihara binatang di rumah. Dari pada kucingnya
kenapa-kenapa akibat tak terurus, sebaiknya saya tegaskan bahwa saya tak mampu
memelihara binatang di rumah khususnya kucing.
Lalu, kenapa saya mau
gabung di acara ini? Karena saya ingin tahu tentang seluk beluk kucing dan hubungannya
dengan manusia. Isu toksoplasma yang sering digeneralisir pada kucing pun
membuat saya penasaran karena saya selalu bertanya “Masa iya sih semua kucing
berbahaya? Apakah toksoplasma itu ada pada semua kucing? Lalu kucing yang
bagaimanakah yang layak dipelihara? Semua itu terjawab dalam talkshow bersama
penulis buku “Solusi Permasalahan Kucing” Cacang Efendi dan drh.Widya Setiawati.
Cacang Efendi adalah
pendiri Komunitas Sukses Beternak Kucing Ras (SBKR) dan President Cats Fanciers
Society of Indonesia (CFSI). Ia menulis buku ini sebagai pemenuhan kebutuhan
para anggota komunitasnya yang sering konsultasi tentang permasalahan
kucingnya. Untuk menjawab secara detail dan sekalian, maka Ia menuliskannya
dalam satu buku agar bisa dibaca dengan leluasa.
Isi buku tersebut berdasarkan
pengalamannya memperlakukan kucing serta try
and error selama memenuhi kebutuhan kucing yang tepat sehari-hari.
Menurut Cacang,
memelihara kucing itu tidak segampang yang terlihat. Harus tahu sampai dalam
karakter kucing karena kucing itu sensitif dan punya karakter. Majikan harus
bisa membaca kira-kira bagaimana perlakuan yang tepat untuk kucing tersebut.
Mulai dari membersihkannya, memberi tempat yang nyaman, menyediakan menu yang
tepat hingga menyediakan nutrisi untuk perbaikan gizinya karena berpengaruh
pada pertumbuhan bulu dan kesehatannya.
Berbicara kesehatan,
drh.Widya Setiawati mengungkapkan bahwa memelihara kucing memerlukan komitmen
kuat. Harus mau mengerjakan berbagai hal besar maupun printilan. Karena jika salah
sedikit saja treatment pada kucing, bisa berakibat fatal. Misalnya, saat
memberikan obat pada kucing sakit, sebaiknya konsultasi kepada dokter hewan
atau ahlinya terlebih dahulu.
“Tidak boleh langsung
memberikan obat sembarangan walaupun itu herbal. Karena kucing bukan manusia.”
Ujarnya.
Dokter Widya sendiri
awalnya tidak berniat membuat buku tapi hal terpikirkan setelah dirinya banyak sharing tentang kucing di akun media
sosial pribadinya dan banyak followers nya
yang menanggapi bahkan berkonsultasi melalui reply atau japri di akun medsos-nya.
Kolaborasi penulisan
buku ini tentunya saling melengkapi, mengingat pengalaman dari Cacang Efendi
digabung dengan dasar ilmu dari drh.Widya. Ini sangat cocok dan terverifikasi
mengingat untuk melakukan segala sesuatu itu harus berdasarkan ilmunya dan
drh.Widya memberi input secara keilmuan untuk kesehatan fisik dan jiwa si
kucing. Sementara Cacang Efendi berbagi dari sisi pengalaman yang selama
puluhan tahun bergelut bersama kucing-kucing peliharaannya dan suka dukanya
dalam mengelola komunitasnya.
Dalam kesempatan yang
sama, salah satu catlover, Annisa
Rania Putri membagikan pengalamannya memelihara kucing. Pemilik kucing ras
exotic, sphinx, scottish fold dan british short hair ini mengemukakan bahwa banyak
orang yang ingin memelihara kucing karena saat enaknya saja. Seperti menikmati
keindahan dan kelucuannya sementara hal-hal terburuk yang dialami kucing banyak
yang menghindarinya dengan memberikan, membuang atau menyuruh orang lain untuk
merawatnya.
“Ketika memutuskan
untuk memelihara kucing, sebaiknya berkomitmen dulu dan pribadi kita harus ada
di dekat kucing, walaupun hewan, kucing mempunyai perasaan dan kondisi-kondisi
tertentu yang membutuhkan perhatian khusus. Seperti saat sakit, rewel atau bad mood.”
“Banyak juga yang ingin
memelihara kucing dengan maksud pamer atau pencitraan saja tanpa mau hadir
secara jiwa untuk bersama si kucing. Benar-benar kucing dijadikan objek untuk
kepuasan sepihak saja tanpa memerhatikan kebutuhan-kebutuhan secara menyeluruh.”
Tambah Annisa.
![]() |
Buku wajib para pemelihara kucing |
Buku “Solusi
Permasalahan Kucing” ini diterbitkan oleh Penebar Swadaya milik Yayasan Bina
Swadaya. Dan Catlovers Day didukung penuh oleh Purina Proplan, Purina Friskies,
Purina Fancy Feast, Setia, Bhineka Catterry, Catlovers, Penebar Swadaya, Patz,
Trubus.id, dan Gramedia.
Untuk saya sendiri,
mengikuti workshop ini bermanfaat sekali, selain mendapat wawasan tentang
kucing saya pun jadi tahu bagaimana seharusnya memperlakukan kucing dengan
baik, apakah itu kucing liar atau kucing peliharaan. Setidaknya saya bisa
memberi saran sama teman atau saudara pencinta kucing dalam memperlakukannya.
Salam meong kak. Banyak informasi yg bisa kita dpt ya seputar kucing
ReplyDeleteSaya jadi lebih terbuka dan tahu memperlakukan kucing sy dirmh. Info yg sangat bermanfaat, karena kucing jg mempunyai hak hidup yg sama seperti kita, jadi ketika kucing sakit, saya akan membawa nya kedokter hewan agar mendapatkan obat yg tepat.
ReplyDeleteacaranya yang menarik ya teh, bukan hanya untuk pecinta kucing tapi juga buat yang baru akan memelihara kucing..
ReplyDeleteDi kostan saya banyak kucing, bukunya pasti bisa bantu saya kalau ada permasalahan sm kucing. :D
ReplyDeleteYup setuju, komitmen memang penting, kasihan kan kalau kucingnya gak keurus. Btw talkshownya keren banyak banget ngasih ilmu.
ReplyDeleteDulu-dulu aku memelihara kucing ya pelihara saja, waktu sakit juga diobati semampunya. Tapi setelah ada Nero ada rasa sedih ketika ia tak berdaya maka kuupayakan ke dokter hewan. Rupanya meski lama memelihara kucing ada banyak hal yang belum kuketahui tentang mereka. Salam mba Ani.
ReplyDeleteDan saya gemees banget liat kucing-kucing yang datang. Pengen diculik aja tuh kucing hahaha ..tapi saya kasian juga sih, takut gak keurus ntar hehe
ReplyDeleteSebenarnya mereka semua yang tidak suka pada kucing jauh dilubuk hati paling dalam pasti ada keinginan ingin mengelusnya
ReplyDeletesebenernya saya juga suka sama kucing, tapi kalau untuk memelihara kayanya ngga deh. Soalnya selain takut ngga keurus, saya kok masih parno kalo mereka nantinya buang air sembarangan. Anakku yang paling kecil ini suka banget sama kucing, sampai bilang pengen punya segala tapi ngga aku iyakan. Masih kebayng ribetnya ngurus kucing :)
ReplyDeleteSebelum saya memelihara kucing saya cari tahu dulu apa saja yang dibutuhkan dan ternyata memang tidak semudah itu memelihara kucing, banyak hal2 sederhana yang berdampak cukup serius pada kesehatan si kucing, yang membuat saya mau tidak mau harus meluangkan banyak waktu dan tenaga serta biaya yang cukup besar untuk mengurus mereka, memang cukup rumit dan melelahkan tapi semua itu insyaallah menjadi ladang ibadah untuk kita yang memelihara serta merawat makhluk Allah yang paling nabi cintai itu :)
ReplyDelete