Bacaan Masa Kecil Pengaruhi Pola Pikir Di Masa Depan - Dunia-Spasi

Tuesday 30 August 2016

Bacaan Masa Kecil Pengaruhi Pola Pikir Di Masa Depan

Pak Janggut
Kayaknya saya harus banyak berterima kasih sama creator komik-komik di era 80-90an, banyak komik yang memberi memori indah sampai sekarang. Saya sering mendapatkan komik tersebut dari nenek saya yang membelikan atau membawakan entah dari mana. Juga dari keluarga dan teman-teman. Sepertinya saat itu, semua di sekeliling saya sangat paham hobi membaca saya.

Richie Rich, Tintin, Donal Bebek, NINA, Majalah Bobo, Ananda, Kuncung mewarnai hari-hari saya sampai sekolah menengah. Bahkan waktu kuliah saya masih suka membaca semua bacaan itu.

Kenapa bacaan-bacaan itu selalu membangkitkan memori indah buat saya? Karena masa-masa saya membaca semua itu berada dalam suasana yang asyik, masa kecil yang dikelilingi orang-orang tersayang dan saat membacanya sangat nyaman. Jadi, kalau ingat semua bacaan itu, otomatis akan teringat juga dengan suasana hati dan kondisi saat saya anak-anak yang menyenangkan. Bukan menyenangkan secara materi ya, karena saya terlahir dari keluarga yang sangat biasa hehehe.

Memasuki SMP kelas 2 saya baru meningkat ke Majalah GADIS, Aneka Yess dan MODE kalau majalah ini sudah tidak dikasih sama keluarga, saya biasanya pinjam dari teman yang langganan atau beli majalah baru sesekali jika ada uang jajan lebihan. Kalau beli di tukang buku loakan biasanya saya pilih-pilih yang menarik.

Dari majalah-majalah remaja ini, saya biasanya meniru gaya model-modelnya yang seusia saya, seperti Lulu Tobing, Wanda Hamidah, Aimee Juliet, Meisya, Cindy Fatika, Clara Nelly dan lain-lain. Gayanya akan saya tiru kalau pas dengan badan saya yang mini juga tidak terbuka. Biasanya beli kain terus dijahit. Masih ingat, di Tahun 1993-1997 musim baju dan sepatu era 70an, semua berlomba cari sepatu punya orang tua masing-masing yang hak nya tinggi dan tebal itu hahaha. Dipadu padankan dengan celana Cutbray (Celana panjang yang sempit di atas dan lebar di bagian bawah, bayangkan penyanyi dangdut A Rafiq)

Selain suka dengan konten bacaannya, saya juga suka mendalam kalau sedang baca tokoh-tokoh berprestasi, seperti saat itu Lulu Tobing, Gadis Sampul 92, yang selain cantik juga cerdas. Cindy Fatika yang pintar public speaking, kecerdasan Clara Nelly dan Wanda Hamidah yang saya favoritkan. Setelah membaca kisah mereka, biasanya saya terpacu untuk berprestasi juga. Ajaib banget pokoknya bisa menggerakkan alam bawah sadar saya.

Memasuki SMA, saya mulai merambah Femina dan beberapa majalah kesehatan, semakin banyak inspirasi, saya suka mencatat resep-resep masakan yang ada di sana karena kalau digunting sayang. Majalah dewasa ini saya kebanyakan pinjam atau beli sesekali saja, mengingat lumayan mahal pada zamannya.

Dari majalah yang lebih dewasa ini saya tumbuh dan lambat laun paham dunia kerja, masak memasak, bagaimana cara menggapai cita-cita dan mempersiapkan diri untuk masa depan. Semua tips dan artikel-artikelnya saya lahap.

Saya menyukai majalah, komik dan bacaan versi cetak dan jika isinya penuh influencer saya, biasanya bertahun-tahun akan saya simpan dan dibaca bolak-balik pas ingin membacanya.

Kesimpulannya, apa yang saya baca dari kecil hingga sekarang, sangat memberikan kontribusi positif dalam membentuk pemikiran yang sebagian diambil banyak hikmah dan manfaatnya. Misalnya, untuk urusan pekerjaan saya banyak mendapat masukan dari tips-tips yang dibagikan di artikel ketika saya remaja. Masih diingat sampai sekarang. Dan itu semuanya aplicated.

Dan saya jadi membiasakan anak gemar membaca sejak TK. Kalau bepergian, selain ada botol minuman, anak saya sering bekal buku yang belum dibaca, ketika di angkot, bus atau sedang menunggu di tempat umum, suka diselingi membaca.

Dunia digital sudah menyuguhkan banyak cerita yang lebih kaya dan beragam untuk sekarang ini, tetapi saya masih suka membaca versi cetak, selain bisa dibaca dengan beberapa posisi juga tidak sakit mata dan bisa bolak balik baca sepuasnya kapan pun tanpa harus menyalakan gadget.

25 comments:

  1. Senang ya berada di jaman era 80-9- an, sekarang, anak-anakku susah sekali dibacain buku bacaan. Mereka lebih menyukai hal-hal yang kinestetik. Diajak bernyanyi sembari ngedance atau lompat warna, mereka riang.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Era 90an itu surga banget buat remaja Mba, walau semi konvensional hehehe lagu anak-anak pun masih banyak :D

      Delete
  2. Waktu kecil aku sukaaaa banget majalah Bobo Teteeeeh...

    Pas waktu bikin blog sempet bingung mau dikasih nama Coreng, Bibi Ketuk Pintu atau Bibi Titi Teliti hahaha...

    Aniweeey, Lulu Tobing itu teman sekelasku waktu SMP lho Teh hehe...*penting*

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sampe jadi branding buat Teh Erry ya Bibi Titi Teliti nya :D
      Lulu Tobing orangnya gimana Teh pas di sekolahan? Hahaha *Gosip yuk wkwkwkwk

      Delete
  3. Ngingetin masa lalu banget nih.
    Sama Mba Ani, saya juga suka banget Bobo. Pas SMP baru baca Gadis, Aneka, Kawanku. Ngangenin ya masa2 itu.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah proses peralihan bacaan kita sama ternyata ya Mba :D
      Saya masih menyimpan beberapa majalah dan komik lama :D

      Delete
  4. Wah, sama Mba. Saya juga menyukai bacaan versi cetak. Dan majalah tempo doeloe masih tersimpan baik. Apalagi Majalah Bobo, banyakkk..wkwkk

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ilustrasi di majalah BOBO yg dulu lebih ekspresif dan bagus ya Mba dibanding yang sekarang?

      Delete
  5. Sekarang majalah Bobo banyak iklannya hahaha. Rada puyeng bacanya.

    ReplyDelete
  6. teh, saya kecilnya suka baca Bobo juga, pas udah gede jadi suka kawan ku, lalu lanjut komik sampai sekarang, makanya bentuknya jadi begini

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahahahah jadinya begini gimana Ev? wkwkwkwk

      Delete
  7. Ahai sama bacaannya jaman SMA juga Mode dan Anita cemerlang. Selalu ngumpet dari razia guru. Bawa ke sekolah dibaca saat istirahat atau jam kosong

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nah Anita Cemerlang lupa aku sebut, majalah paling hits dan unik dengan ilustrasi lukisan dan cerpen2nya

      Delete
  8. Aku SD langganan Bobo, pas SMP ganti jadi Fantasi sama Keren Beken. Suka Fantasi karena ngefans sama boyband. Memang pas masa SMP biasanya jadi beralih ke majalah atau tabloid yang berbau dunia remaja. Alhasil, pas SMP ini jadi mengidolakan coverboy, covergirl, sama top guest juga.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Oh iya ada Tabloid Fantasi hihihi sampe lupaaa

      Delete
  9. Kalau dilihat riwayat bacaan dan idolah gadis sampulnya sepertinya kita seangkatan ya teh Ani :D

    ReplyDelete
  10. Majalah Nina salah satu bacaanku. walau tak mampu beli, aku pede aja minjem teman. Duh, pengennya ikutan one day one post, tetapi kenapa ya kok malah 3 bulan ini saya susah menyemangati diri untuk kembali ngeblog? Maaf mbak Ani, numpang curhat :)

    ReplyDelete
  11. Ternyata banyak juga ya koleksi bacaan nya mbak, salut banget dech. Era 90 an emang keren... Semoga di era digital ini semakin banyak bacaan yang menginspirasi kaum muda ya mbak #SaveMediaAnak hehehe

    ReplyDelete
  12. Hwaaa, jadi inget bacaan anak-anak waktu kecil. Ahhh, dulu suka seri petualangan lia sekawa, seru kayaknya ya. Melatih logika berpikir

    ReplyDelete
  13. waktu kecil aku suka majalah bobo dn kuncung ama kawanku... gedean dikit ganti gadis dan hai... setelah itu komik

    ReplyDelete
  14. Pada masanya anak-anak bunda masih kecil sampai kelas 6 SD bunda masih tetap berlangganaan Majalah Bobo untuk mereka. Karena bsnyaknya Bunda bundle menjadi beberapa bundle tebal. Setelah mereka dewasa baru bunda hibahkan semua majalah Bobo yang sudah dibundle itu, kepada yang menyukainya saja. Tapi kini tak seorag pun anak bunda yang menyukai dunia membaca, begitu juga para cucu, hiks...

    ReplyDelete
  15. Saya dulu langganan BOBO sampai lulus SD terus pindah ke Annida, kadang-kadang juga beli Kawanku eceran kalau sedang tertarik dengan isinya. Perpustakaan juga jadi tempat paling nyaman disinggahi saat sekolah, buku-buku klasik karya Sutan Takdir, NH Dini, jadi favorit banget dulu :)

    Memang beda kok yang dari kecilnya suka baca dengan yang tidak...

    ReplyDelete
  16. Jadi ingat juga bunda majalah favorit saya ketika duduk di bangku SD, majalah BOBO, NINA, dan Mentari. Memori yang paling membekas setiap ayah terima gaji, kalau ada lebihnya selalu dibeliin majalah mentari, dan senengnya bukan kepalang karena biasanya cuman pinjem dari teman. Eh begitu udah gede lebih suka ke komik saladdays, chicken shoup 4 the couple soul daripada majalah. he.he

    ReplyDelete

@templatesyard