Berkunjung ke Obyek Vital Nasional Pertamina Bersama Liputan6dotcom - Dunia-Spasi

Friday 27 May 2016

Berkunjung ke Obyek Vital Nasional Pertamina Bersama Liputan6dotcom

Bersama Mahasiswa dan Blogger

Kamis, 19 mei 2016 – Lima Blogger dan lima belas Mahasiswa mengikuti acara Liputan6.com melalui #CJEduTrip ke Kantor Pertamina dan TBBM (Terminal Bahan Bakar Minyak) di Plumpang Tanjung Priok dan Jampea. Kami mengenal lebih dekat Pertamina dengan sangat obyektif.

Gedung tinggi bertuliskan PERTAMINA di kawasan Jalan Merdeka Timur terasa dekat di hati, sejak kecil saya sering mendengar Pertamina dari orang tua saya. Mereka sering berbincang tentang perusahaan ini dengan tamu yang ke rumah atau bersama saudara-saudara. Sekarang saya ada di dalam gedung perusahaan yang sering dibincangkan banyak orang ini.

Pertamina, perusahaan minyak dan gas lahir pada 1957 tadinya merupakan BUMN dan beralih menjadi PT.Pertamina (Persero) dan pada Tahun 2005/2006 logo Pertamina dari gambar Kuda laut menjadi bentuk dengan tiga warna hijau, biru dan merah yang merepresentasikan perusahaan yang menunjukkan kedinamisan serta ramah lingkungan.

Setelah dewasa, saya semakin penasaran dengan Pertamina ini, selalu headline dalam berita dan semua pejabatnya menjadi sorotan juga menjadi pusat perhatian dalam segala gerak geriknya. Pasti akan begitu, mengingat Pertamina adalah perusahaan yang menjadi jantung perekonomian bangsa. Jika harga BBM naik, semua harga akan ikut naik. Jika turun, yang lainnya tak akan ikut turun. Masyarakat akan menilai negatif terhadap Pertamina akibat keadaan tersebut. Termasuk saya.

Kalau selama ini saya bisanya hanya menggerutu, saat BBM naik, dan hanya mambaca berita-berita di media secara sepintas lalu, tanpa verifikasi atau menggali lebih dalam sebab akibat terjadinya kenaikan BBM, kali ini tidak subyektif. Saya sudah berkunjung langsung ke Pertamina dan mendengar sendiri penjelasan obyektif dari pihak Pertamina tentang Visi Misi, keadaan persediaan BBM negara saat ini, Kondisi dan perilaku masyarakat yang tak hemat BBM dan lain sebagainya.

Jika selama ini saya tahunya Pertamina itu hanya katanya dan katanya dan berita media, sekarang saya lebih paham mengapa BBM harus naik, saya jadi lebih paham mengapa kekayaan minyak dan gas Indonesia yang digembor-gemborkan melimpah ruah tapi dianggap ironis padahal kenyataannya bukan ironis atau miris. Selengkapnya yuk kita simak hasil diskusi bersama Bapak Ifki Sukarya, Manager External Communication Pertamina.

Bapak Ifki Sukarya
Di dalam pemaparan ini, Pak Ifki menjelaskan bahwa persediaan BBM di Indonesia semakin tahun semakin berkurang karena tak seimbang dengan jumlah penduduk Indonesia yang kian meningkat. Kebutuhan BBM semakin banyak diperlukan mengingat masyarakat semakin mampu membeli kendaraan pribadi untuk mendukung aktivitasnya sehari-hari. Kalau zaman dulu, penduduk Indonesia masih sedikit, persediaan BBM yang melimpah ruah itu pasti menjadi sumber kemakmuran. Dan mengapa sekarang harus impor? Kebutuhan BBM kan tidak bisa ditunda? Mobilitas bisa terhenti, maka impor pun terjadi agar kebutuhan masyarakat tetap terpenuhi.

Tetapi Pertamina tetap mempunyai prioritas dalam melayani masyarakatnya. Dengan mengedepankan kualitas produknya, sumber daya manusianya dan infrastrukturnya.

Maka, Pertamina mempunyai strategi untuk meningkatkan kinerjanya dengan Lima Strategi berikut ini:

Pengembangan Sektor Hulu yang terdiri dari 6 Proyek Prioritas Hulu sebagai berikut:

1. Banyu Urip Development Target: Produksi minyak mentah 165.000 BOPD.

2. Donggi Senoro LNG Plant Target: Monetasi gas area Matindok 85 MMSCFD & Senoro 250 MMSCFD.

3. Matindok Gas Development Target: Monetasi gas area Matindok 105 MMSCFD

4. WMO POD Integrasi-1 Target: Monetasi temuan cadangan migas di WMO (West Madura Offshore).

5. Senoro Gas Development Target: Monetasi Gas Senoro 310 MMSCFD & 11.000 BCPD kondensat.

6. Ulubedu unit 3 & 4 Target: Pengembangan potensi geotermal Lampung 2x55 MW

Dalam target ini, Pertamina juga mempunyai target produksi panas bumi (Setara Listrik) 907 MW dengan nilain investasi 2,5 miliar dollar AS hingga 2019 untuk pengembangan proyek geotermal.

Untuk pengembangan sektor hulu juga Pertamina berusaha mengakuisisi sebagian besar posisi-posisi strategis di perusahaan-perusahaan minyak dunia dengan cara mengirimkan sumber daya manusia andalan untuk memimpin di sana. Ini bagannya:

Kekuatan Indonesia, mengirimkan Simber Daya Manusia andalan ke perusahaan minyak di luar negeri untuk memimpin

Peningkatan Kapasitas Kilang

Dalam upaya peningkatan kapasitas Kilang ini, Pertamina meningkatkan bernagai unsur, mulai dari penyerapan sumber daya manusia yang lebih banyak. Dalam hal ini, Pertamina melakukan sistem TPPI Terintegrasi dengan menyerap 700 Tenaga Kerja, Produksi Premium 61 ribu barel/hari, Produksi HOMC 10 ribu barel/hari dan Produksi LPG 480 MT/hari.

Target Pengembangan EBT 2019

Untuk meminimalisir impor, Pertamina pun gencar melakukan inovasi dan solusi dengan mengoptimalkan produksi energi listrik dari sumber terbarukan. Target Energi Listrik dari EBT 2019 adalah 1.13 GW dengan Geothermal 907 MW, Mini & Micro Hydro 45 MW, Energi Biomassa 50 MW, Energi Surya 60 MW, Energi Angin 60 MW dan Energi Laut 3 MW.

Sedangkan Produksi Biofuel Untuk Bahan Bakar dari Sumber Terbarukan mempunyai target Produksi Biofuel 2019 1.28 Juta KL/Tahun dengan memproduksi Green Diesel 0.58 Juta KL/Tahun, Co Processing Green Diesel 0.14 Juta KL/Tahun, BIO Ethanol 76000 KL/Tahun, BIO Avtur 257.000 KL/Tahun dan BIO LNG Plant 10 Ton/Hari.

Untuk produksi Biofuel, tentu saja taraf hidup dan kesejahteraan para petani jarak dan bahan-bahan baku lainnya harus benar-benar diperhatikan dan harus adil dalam bertransaksi. Jangan sampai petani mendapatkan nilai jual produknya sangat rendah. Agar petani semangat membudidayakan tanaman untuk bahan baku Biofuel tersebut. Jadi, sektor pertanian untuk membudidayakan hal ini pun sangat penting agar perputaran produksi berjalan lancar.

Hadirkan BBM Untuk Nusantara

Pertamina juga memeratakan pendistribusian BBM ke seluruh pelosok Nusantara dengan berbagai upaya maksimal. Bahkan sampai daerah-daerah terpencil sekali pun. Dengan menerapkan Pola Distribusi BBM sesuai dengan karakter geografis di setiap wilayah dari Sumatera sampai Papua.

Infrastruktur BBM

Untuk mencapai pemerataan penyebaran BBM tersebut, tentu memerlukan infrastruktur yang memadai, maka infrastruktur BBM ditingkatkan mulai dari penyediaan Kapal Tanker berjumlah 273 Unit, Kilang 7 Unit, Terminal BBM sebanyak 111 Unit, 6.865 Unit Retail Outlet, 64 Unit DPPU (Aviasi) dan 2.856 Unit Mobil Tangki.

Selama ini, sering dibanding-bandingkan antara harga BBM di Malaysia, Arab Saudi dan Indonesia. Harga BBM di Indonesia lebih mahal dan malah harus impor, karena apa? Secara logika, banyak yang tidak realistis memandang kondisi masing-masing negara. Ini fakta dan datanya:

Malaysia : 2 daratan besar berpenghuni 31 Juta penduduk, Populasi kendaraan roda <4 ~ 11 Juta Unit, Kendaraan roda 2 ~5,4 Juta unit dan Konsumsi terhadap produksi minyak 1,09X dan bersubsidi (gasoline)

Arab Saudi : 1 daratan besar berpenghuni 28.8 Juta penduduk, Populasi kendaraan roda <4 ~ 9.7 Juta Unit, Kendaraan roda 2 ~N.A Juta unit dan Konsumsi terhadap produksi minyak 0.3X dan bersubsidi (gasoline)

Indonesia : 2.342 Pulau berpenghuni 259 Juta penduduk, Populasi kendaraan roda <4 ~ 20 Juta Unit, Kendaraan roda 2 ~55,3 Juta unit dan Konsumsi terhadap produksi minyak ~2X dan Non Subsidi (gasoline)

Jadi, sudah jelas sekali ya, kalau perbandingannya demikian, permasalahan Indonesia sangat kompleks dengan jumlah penduduk yang selisihnya jauh dengan dua negara tersebut.

Ibu Susilawati dan rekan-rekan menyambut kami di TBBM Plumpang

Touring ke TBBM (Terminal Bahan Bakar Minyak) Plumpang

Setelah menyimak paparan dari Pak Ifki Sukarya, kami melanjutkan rangkaian acara dengan mengunjungi TBBM Plumpang di Jakarta Utara. TBBM ini mempunyai luas 48,352 Ha, terluas di Asia Tenggara dan melayani SPBU seluruh Jabodetabek, Banten dan Sukabumi. Sebelum masuk ke lokasi TBBM, kami berbincang dulu bersama Ibu Susilawati, Senior Officer Media Relations Downstream di ruang meeting agar lebih paham dengan lokasi yang akan dikunjungi tersebut.

Dijelaskan oleh Pak Ahadian Mahardika dan Ibu Susi, bahwa TBBM Plumpang berfungsi sebagai tempat penerimaan BBM dari Kilang Balongan, Pusat penimbunan dan Penyebaran ke SPBU. Di sana ada 25 Tangki besar untuk menimbun persediaan BBM. Melayani lebih kurang 800 SPBU di Jabodetabek, Banten dan sebagian Jawa Barat.

TBBM Plumpang merupakan Obyek Vital Nasional yang harus dijaga. Tidak semua orang bisa masuk ke kawasan ini. Harus steril bahkan handphone pun tak boleh dibawa. Bahkan petugas yang membawa truk berisi BBM tersebut kesehatannya dicek dulu sebelum bekerja setiap harinya. Barang yang dibawa pun harus steril.

Mba Intan, PR Pertamina Lubricant



FOTO CR By Liputan6dotcom



Acara dilanjutkan mengunjungi Pabrik Oli milik Pertamina, yakni Pertamina Lubricant di sana kami berkunjung dan melihat sendiri bagaimana Oli atau pelumas diproses dari bahan baku sampai jadi terus di-packing semuanya begitu steril dan teruji di laboratorium milik sendiri yang terletak di kawasan yang sama. Produk-produk unggulan seperti Brand Enduro, Fastron dan lain-lain lahir di sana dan senang sekali saya bisa menyaksikan langsung proses produksinya. Untuk bahasan ini, akan saya ulas secara terpisah di artikel berikutnya.

Berkat acara ini, saya jadi lebih paham dan semakin ingin mempelajari segala sesuatu berdasarkan verifikasi, survei dan observasi. Beropini itu tidak mudah, harus paham betul dengan semua hal yang terjadi di lapangan berdasarkan fakta dan data.

Seperti paradigma masyarakat selama ini, hanya bisa menghakimi tentang kondisi BBM, seharusnya masyarakat ikut berpartisipasi dalam mencari solusinya, salah satu solusinya yaitu hemat dalam menggunakan BBM dan sebaiknya banyak gunakan transportasi publik. Selain itu, berbagai pihak yang berlepentingan pun sebaiknya mengajak masyarakat terlibat dalam kegiatan Pertamina, seperti #CJEduTrip ini lebih luas lagi, agar masyarakat lebih paham dan dapat berpikir obyekttif.

Jika terbangun komunikasi dan transfer ilmu berjalan, siapa tahu ada solusi dan ide brilian dari masyarakat luas dan semua tergerak untuk menyiapkan sumber daya manusia andal agar Pertamina lebih maju dan lebih banyak lagi inovasinya.

Banyak sekali manfaat yang saya dapat dari #CJEduTrip ini. Baik menggali pengalaman dan wawasan maupun networking. Terima kasih Pertamina dan Liputan6dotcom.

6 comments:

  1. Bojonegoro salah satu penyumbang aset negara berupa migas terbesar di Asia Tenggara dari blok Cepu kawasan Banyuurip

    ReplyDelete
  2. Sangat bermanfaat artikelnya bisa mengetahui tentang pertamina melalui blog ini yang selalu memberikan energi positif untuk orang lain.

    ReplyDelete
  3. Replies
    1. Terima kasih, semoga bermanfaat ya Mas Hatta :)

      Delete

@templatesyard