Buah Lokal Lebih Aman, Terjangkau dan Original Rasanya - Dunia-Spasi

Wednesday 11 February 2015

Buah Lokal Lebih Aman, Terjangkau dan Original Rasanya

Saya penyuka buah, bahkan bangun tidur pagi pun saya bisa langsung buka kulkas dan nyari buah, rasanya segar dan bikin melek mata. Sudah kebiasaan sejak kecil, jadi tidak sakit perut walau makan buah pagi hari. Kalau tanpa buah rasanya loyo, buah apa saja, saya suka, termasuk kecapi dan kokosan yang sudah jarang ditemui.

Sedikit ulasan saya tentang buah lokal, selain yang biasa dikenal, seperti Jeruk Garut, Jeruk Pontianak, Markisa Medan, Rambutan Rapiah Aceh, Salak Bali dan Buah Merah dari Papua. Saya ingin bercerita sedikit tentang buah-buahan lokal yang jarang ada di pasaran tapi saya pernah memakannya. Saat kecil, saya suka diajak Nenek jalan-jalan ke kampung saudara, tempatnya di Desa Plered, tak jauh dari Purwakarta Jawa Barat. Di sana, sering disuguhi, bahkan dibawakan bekal buah kecapi, kokosan dan manggis. Buah kecapi, bentuknya bulat, warna kulit krem dan buahnya ada di dalam bentuknya seperti manggis, Cuma daging buahnya sedikit, bijinya besar. Rasanya cukup manis kalau matang, makannya dikulum sama bijinya, kalau sudah tak ada rasanya, bijinya dibuang. Kalau Kokosan, buahnya mirip dukuh / langsat, kulitnya lebih tebal dari dukuh dan daging buahnya hampir sama seperti dukuh tapi agak masam dan banyak getahnya dari kulitnya ketika dibuka. Saya suka sekali sama buah-buahan ini, sayang sekali sekarang jarang sekali bahkan tak pernah menemui lagi buah-buahan ini.

Terbersit keinginan untuk menyicipi buah-buahan impor, Apel, Mangga, Jeruk dan Buah Lemon di supermarket, tampilannya begitu mengilap dan ranum. Setelah ditimbang-timbang, harga satu kilo buah impor itu bisa buat beli lima kilo buah lokal, akhirnya saya taruh lagi buah impor tersebut ke tempatnya. Walau masih kepikiran dan ingin mencoba, saya tahan diri saja. Akhirnya saya di Supermarket hanya membeli kebutuhan bulanan lainnya, untuk beli buah, saya putuskan membeli di kaki lima saja, banyak buah ranum lokal yang murah meriah, dapatnya banyak pula.

Mengobati rasa ‘mupeng’ saya yang tadi, akhirnya saya browsing cari tahu tentang si buah berpenampilan aduhai di supermarket. Ternyata pilihan saya untuk memilih buah lokal adalah tepat, saya selamat! Mengapa? Karena disinyalir, banyak buah impor yang disuntikkan pengawet atau dilapisi lilin agar terlihat segar, mulai dari perjalanan dari negara asalnya sampai dipajang supermarket-supermarket. Saya pun bisa membayangkan buah impor itu dari negara-negara yang membutuhkan proses panjang dari mulai panen, pengepakan dan perjalanan ke negara tujuan ekspor. Tak mungkin itu buah tak diberi sesuatu supaya tetap segar, secara alami, buah-buahan apalagi yang sudah mengkal atau matang, tak akan bertahan lama. Lega saya, pilihan saya sudah tepat, saya dan keluarga terlindungi dari bahan-bahan kimia yang terkandung dalam buah impor tersebut.

Selain pertimbangan diatas, saya juga merasakan bahwa kualitas buah lokal sangat original rasanya, karena ditanam di tanah Indonesia yang subur, gembur dan cocok dengan kondisi cuacanya. Wangi dan rasanya sangat familiar dan aromanya segar. Contohnya, Jeruk Garut yang kulitnya agak kasar dan tebal berwarna hijau tua, buahnya sangat manis dan wanginya khas. Jeruk Pontianak manis, ada juga yang asam manis segar, warnanya bervariasi, hijau dan kuning. Selain itu, ada juga Salak Pondoh yang wangi dan manis, bisa dibuat kripik atau manisan. Ini sudah kaya, menurut saya.

Guava Crystal, Foto : Sunpride.co.id
Ada lagi, buah lokal yang saya suka, yakni Jambu Batu atau Jambu Biji, Pohon Jambu Biji ada di depan rumah saya, bisa dimakan langsung atau dirujak atau dibuat manisan. Tapi, sesekali saya juga ingin merasakan Jambu Batu yang dikenal sebagai Jambu Klutuk / Jambu Siki ini yang lebih istimewa, saya mencoba Jambu Biji (GUAVA CRYSTAL). 

Nilai Jambu Biji : Kalori Energi 112 - 1 Mangkok Guava 165g % angka kecukupan gizi Potasium 688 mg 20%  - Karbohidrat 24 g 8% -  Serat Pangan 9 g 36%  - Gula 15 g - Protein 4 g - Total Lemak 2 g - Vitamin A - 21% Vitamin E - 6% Vitamin C - 628% Magnesium - 9% Mangan - 12% Tembaga - 19% Zat Besi - 2% Fosfor - 7% Folat - 20% Kalsium - 3%


Guava Crystal / Jambu Biji ini mengandung Vitamin C dan antioksidan tinggi, bermanfaat mencegah kanker dan kaya serat. Jambu biji juga berkhasiat membantu menyembuhkan diare. Untuk kecantikan kulit, kandungan likopen pada jambu biji muda bisa melindungi kulit dari Ultra Violet.

Guava Crystal juga bisa dibuat aneka penganan, mulai dari dimakan langsung setelah dicuci bersih, dibuat manisan, rujak, jus atau cake.

Jadi, yang membuat saya jatuh cinta pada buah lokal, selain faktor kemananan konsumsinya, juga soal rasa yang jauh lebih nikmat dan harganya terjangkau, jika ada kualitas tinggi dengan harga terjangkau, mengapa musti cari-cari yang mahal dengan membeli buah impor? Buah-buahan lokal juga membuat saya ingat keluarga besar, Jeruk Garut yang sering dikonsumsi saat makan bersama keluarga dan Buah Kecapi serta Kokosan yang selalu mengingatkan saya pada Nenek yang telah tiada. Saya punya keyakinan kalau buah lokal ini vitamin dan kandungan gizi nya tak kalah dengan buah impor.


25 comments:

  1. Aku juga suka guava crystal mbaa..... *nyum ;-)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bisa dibuat Cake juga lho Mba elain Juice :D

      Delete
  2. Jambu batu enak, dulu sering bikin rujak bebek pake jambu batu doank bareng almh nenek :)




    ReplyDelete
    Replies
    1. Hikssss iya, inget Opung
      Ngerujak bebek jambu batu pakai asam jawa, yum yummm

      Delete
  3. pertama makan jambu kristal waktu ada teman datang dari bogor. Rasanya manis seger, enaklah.. :)

    ReplyDelete
  4. Aq suka jambu klutuk ini..suka dihadiahin nenek stiap minggu klo berkunjung k rumahnya..memori bgt kak

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sama Dek, buah ini sangat memorable buatku :D

      Delete
  5. "bahkan bangun tidur pagi pun saya bisa langsung buka kulkas dan nyari buah, rasanya segar dan bikin melek mata"

    wkwkwkwkkw
    kalo saya malah bangun tidur masih tidur-tiduran, terus gegoleran di kasur, sejam kemudian baru mandi.
    boro-boro makan buah segala :)
    hi hi hi

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahahaha......itu sudah habit Mas Huda....
      Maklum Fruitaholic *halah bahasa apa ini, kosa kata baru wkwkkwkw

      Delete
  6. jambunya buat rujak mbak, hihi, enak banget

    ReplyDelete
    Replies
    1. iyaa, enak banget buat rujak. biasa makan jambu biji juga dikasih bumbu rujak gini, hehe. lebih maknyoss yaa rasanya :D

      Delete
  7. Replies
    1. Saya juga suka semua Teh, terutama Jeruk Garut sama Jambu Batu :D

      Delete
  8. Aku suka dibawain guava crystal ini sama mertua kalau habis mudik, ada pohonnya kayaknya :))

    ReplyDelete
    Replies
    1. Linda udah nikah? Gak ngabar2i ih :D
      Wah asyik ya kalo ada pohon nya bisa sepuasnya makan ....

      Delete
  9. kalau aku lebih suka makal langsung teh itu juga yang ngupasin suami :-D kalau di jus juga tinggal minum aja

    ReplyDelete
  10. Teteh, di kampung saya masih ada kokosan sama menteng, kecapi jarang, karena pasarnya hanya hari selasa dan jumat saja... gak setiap hari itu saya ke pasarnya....

    masih banyak huni, asam kranji, dan lobi-lobi....

    ReplyDelete
    Replies
    1. Teh Okti kalo ke Jkt bawain Huni atuh....ih enak banget itu dirujak :D

      Delete
  11. Duh jadi inget halaman rumah mertua yang ada pohon alpukat, rambutan binjai sama pohon sirsak. Sayang tinggal cerita, udah pindah tangan soalnya ...

    ReplyDelete
  12. Di Cileungsi masih ada mba kecapi, yg jual udah tua banget. Sekantong plastik besar cuma 5000...malah kalo beli 2, ditambahin heheh..Tapi sekarang kayaknya udah ga ngeliat bapaknya lagi..;(

    ReplyDelete
  13. Aku suka aku suka...diapain saja jambu biji itu gemesin...pingin dimakan langsung

    ReplyDelete
  14. Seandainya bisa, pingiiin tiap hari teh, makan buah!

    ReplyDelete

@templatesyard