salah satu adegan |
Sebuah keluarga
harmonis yang nyaris sempurna, mengalami badai yang jauh dari sangkaan
siapapun. Sang Pemilik Kehidupan mengambil Bobby (Irgi Fahrezi) dari Nada (Marsha
Timothy) dan ketiga anaknya yang masih kecil-kecil. Bobby meninggal karena HIV.
Duka Nada belum lagi sembuh, sudah ditambah berita tak enak dari hasil tes
kesehatannya di dokter Arya (Donny Damara) yang menunjukkan hasil bahwa ia
Positif HIV juga, tertular dari suaminya. Bahkan Asa, anak terkecilnya pun ikut
tertular. Tapi Nada tak mau berobat dan tak mau memeriksakan Asa ke dokter.
Saat Nada ingin
memperoleh dukungan moral dari ayahnya (Mathias Muchus) dan kakaknya (Inong
Nidya Ayu) bukannya dirangkul, Nada malah dicampakkan. Ayahnya yang
sakit-sakitan menjadi kambuh jantungnya, karena mendengar Nada Positif HIV.
Ayah dan kakaknya semakin menjauhi, tetapi kedua anaknya diambil oleh
keluarganya tanpa sepengetahuan Nada. Alasan diambil, takut tertular juga. Nada
semakin terpukul.
Di saat yang tidak
tepat, ayah mertua ( Butet Kartaredjasa ) dan Ibu mertua (Tri Yudiman) datang
ingin mengajak Nada makan malam bersama keluarga suaminya. Nada menolak dan
terus meratapi serta menyalahkan almarhum suaminya. Kekhawatirannya membuncah,
keinginan tetap menjaga dan memelihara ketiga anaknya sangat kuat. Tapi dengan
kerapuhannya. Rapuh tak bisa menerima kenyataan juga rapuh dengan kebingungan
tak tahu harus berbuat apa. Ayah mertua Nada menyadarkan tidak secara lemah
lembut tapi mengeluarkan kata-kata tegas yang langsung membuat Nada terbangun
dan bangkit. Keluarga suaminya lebih merangkul Nada dan berhasil memberikan
semangat.
Nada dengan segenap
kekuatannya, mampu membesarkan ketiga anaknya, ia rutin berobat dan membuat
pola makan yang sehat. Tak hanya itu, ia juga mampu membangun karakter kuat
serta percaya diri untuk Asa yang juga positif HIV. Sehingga ibu dan anak ini
tetap semangat menyongsong masa depan. Sehingga masa depan tak jauh
menghampiri. Sampai Asa dewasa, yang mempunyai cita-cita punya toko kue dan
bisnis online, dengan semangat dirintisnya.
Asa yang tumbuh bagai
bunga bertemu dengan Wisnu (Darius Sinathrya) yang profesinya sebagai pendamping
yang terkena positif HIV di rumah sakit. Tugasnya memberi motivasi, semangat,
memulihkan psikologisnya dengan manusiawi dan tak berlebihan. Wisnu sangat
tertarik kepada Asa, tak sedikitpun ketakutan menggelayutinya. Disaat yang lain
menjauhi, Wisnu malah berniat hidup bersama Asa, dalam keadaan apapun.
Bagaimana sikap ayah
dan kakak Nada, ibu dari Asa setelah waktu berjalan bertahun-tahun dan Nada
serta Asa mampu menjalani hidup dalam kondisi yang membuat sebagian orang putus
asa? Dan bagaimana kisah percintaan Asa dan Wisnu? Sebaiknya tonton saja film
nya, pasti lebih seru untuk mendapatkan endingnya.
Review
Film berdurasi 99 menit
dan disutradarai Charles Gozali ini, sarat dengan pesan moral. Menunjukkan
betapa seorang ibu mampu membuat keadaan menjadi lebih tegak berdiri. Pada saat
kondisi tak mendukungnya, baik dukungan keluarga juga stigma masyarakat
kepadanya yang terkena positif HIV. Begitupula Asa, anaknya yang sudah beranjak
dewasa, kerap mendapatkan stigma negatif dari lingkungannya, sampai teman kost
nya tak mau bicara dengannya. Penolakan kerap dihadapinya. Tapi ia tak pernah
putus asa dan tetap berjalan, berani menjalani semuanya.
Saat saya mengikuti press conference film ini pada 26
Januari 2015 lalu, di Epicentrum XXI, salah satu pemain, Marsha Timothy
mengungkapkan “ Saya bermain dalam film ini tak tergantung skenario, karena
Charles membebaskan saya dan pemain lain untuk improvisasi dialog agar lebih
alami.” Ujar Marsha. Sedangkan Acha Septriasa, mengungkapkan bahwa dirinya
selain survey, belajar dari youtube juga untuk mendalami peran Asa yang terkena
positif HIV, ia juga mempelajari dari keadaan temannya yang di PHK karena
positif HIV. Sehingga kesedihan yang diperankankannya berjalan sempurna.
Diakui seluruh pemain
yang hadir di press con, bahwa film yang diangkat dari kisah nyata ini, membuat
mereka bermain secara maksimal. Karena mereka mengemban missi juga untuk
menyampaikan pesan moral dari film ini.
Sempat terbersit, bahwa
film yang didominasi oleh pemain senior ini kenapa tak menampilkan proses survive nya Nada dalam menjalani
kehidupannya setelah ditinggal Bobby suaminya. Misalnya, ia bekerja sebagai apa
untuk menghidupi ketiga anaknya, interaksi menyemangati Asa, anaknya juga
kurang ditampilkan. Saya ingin bertanya ke Charles Gozali, tapi selesai press
con beliau langsung menghilang. Akhirnya saya bertanya ke Pongky Barata, yang
kelihatan tak sedang diwawancara. Pongky terlibat dalam pembuatan soundtrack nya dan tampil untuk beberapa
scene dalam film ini. Menurut Pongky, film ini memang tak dibuat terlalu
dramatis, seperti sinetron yang memanjangkan alur. “Jika proses survive nya Nada ditampilkan semua, akan
panjang banget, saya rasa sudah cukup mewakili dengan beberapa dialog yang
disampaikan pemain.” Kata Pongky.
“Misalnya, saat mertua
Nada, memberi advice tidak dengan kelembutan, tapi dengan kata-kata tegas tapi melindungi,
cukup efektif membuat Nada bangkit, tidak membuatnya cengeng.” Pongky
menambahkan.
Film yang cukup
berhasil membuat saya berurai air mata ini, memang bukan film cengeng tapi tema
besar nya mampu menyentuh hati. Mampu membuka nurani untuk lebih membuka diri
bagi siapa saja yang ada di lingkungan sekitar kita. Bahwa stigma negatif
terhadap pengidap HIV adalah salah besar. Mereka tidak kotor, mereka ada story
sendiri mengapa sampai terkena penyakit yang dianggap kotor tersebut. Mereka
rata-rata adalah korban dari ketidaktahuan. Atau takdir. Siapapun tak
menginginkan hal itu.
Press Conference |
Novel Karya Ita Sembiring yang mengangkat Film Nada Untuk Asa |
Film produksi Magma ini
akan tayang serentak di seluruh bioskop mulai Tanggal 5 Februari 2015.
Film ini diangkat dari
Novel karya sahabat saya Ita Sembiring, berjudul POSITIF, Nada Untuk Asa.
Sungguh membanggakan Kakak! Cerita dan filmnya menyentuh emosi.
Hmm..ceritanya menarik teh, mudah2n bisa nonton.
ReplyDeletesepertinya menarik bu...
ReplyDeleteboleh ne, artikel di-bookmark buat referensi nonton minggu depan ;)
penasaran juga liat akting Marsha Timothy yang di the raid 2 jadi istri mad dog ;)
hi hi hi
Berat juga ya konfliknya.Bagus nih, buat pelajaran hidup. Aku belum baca novelnya, jadi penasaran sama endingnya.
ReplyDeleteGak di bocorin nih mbak, Asa & Wisnu bersatu atau gak
ReplyDeleteIni tentang sisih menyisihkan itu ya kak, ah jadi kepengen nonton juga, makasih kak udah berbagi :)
ReplyDeleteWaaahh ini dr novelnya Kak Ita ya mak? Yg pernah kasih sharing di communicasting dulu? Kereen Ihh. Jadi pengen nonton filmnya
ReplyDeleteAlurnya menarik ya, teh. jadi pengen nonton. Mudah2an bisa nih :)
ReplyDelete