Nada Untuk Asa, Berani Hidup Lebih menantang Dari Berani Mati - Dunia-Spasi

Wednesday, 28 January 2015

Nada Untuk Asa, Berani Hidup Lebih menantang Dari Berani Mati

salah satu adegan
Sebuah keluarga harmonis yang nyaris sempurna, mengalami badai yang jauh dari sangkaan siapapun. Sang Pemilik Kehidupan mengambil Bobby (Irgi Fahrezi) dari Nada (Marsha Timothy) dan ketiga anaknya yang masih kecil-kecil. Bobby meninggal karena HIV. Duka Nada belum lagi sembuh, sudah ditambah berita tak enak dari hasil tes kesehatannya di dokter Arya (Donny Damara) yang menunjukkan hasil bahwa ia Positif HIV juga, tertular dari suaminya. Bahkan Asa, anak terkecilnya pun ikut tertular. Tapi Nada tak mau berobat dan tak mau memeriksakan Asa ke dokter.
Saat Nada ingin memperoleh dukungan moral dari ayahnya (Mathias Muchus) dan kakaknya (Inong Nidya Ayu) bukannya dirangkul, Nada malah dicampakkan. Ayahnya yang sakit-sakitan menjadi kambuh jantungnya, karena mendengar Nada Positif HIV. Ayah dan kakaknya semakin menjauhi, tetapi kedua anaknya diambil oleh keluarganya tanpa sepengetahuan Nada. Alasan diambil, takut tertular juga. Nada semakin terpukul.

Di saat yang tidak tepat, ayah mertua ( Butet Kartaredjasa ) dan Ibu mertua (Tri Yudiman) datang ingin mengajak Nada makan malam bersama keluarga suaminya. Nada menolak dan terus meratapi serta menyalahkan almarhum suaminya. Kekhawatirannya membuncah, keinginan tetap menjaga dan memelihara ketiga anaknya sangat kuat. Tapi dengan kerapuhannya. Rapuh tak bisa menerima kenyataan juga rapuh dengan kebingungan tak tahu harus berbuat apa. Ayah mertua Nada menyadarkan tidak secara lemah lembut tapi mengeluarkan kata-kata tegas yang langsung membuat Nada terbangun dan bangkit. Keluarga suaminya lebih merangkul Nada dan berhasil memberikan semangat.

Nada dengan segenap kekuatannya, mampu membesarkan ketiga anaknya, ia rutin berobat dan membuat pola makan yang sehat. Tak hanya itu, ia juga mampu membangun karakter kuat serta percaya diri untuk Asa yang juga positif HIV. Sehingga ibu dan anak ini tetap semangat menyongsong masa depan. Sehingga masa depan tak jauh menghampiri. Sampai Asa dewasa, yang mempunyai cita-cita punya toko kue dan bisnis online, dengan semangat dirintisnya.

Asa yang tumbuh bagai bunga bertemu dengan Wisnu (Darius Sinathrya) yang profesinya sebagai pendamping yang terkena positif HIV di rumah sakit. Tugasnya memberi motivasi, semangat, memulihkan psikologisnya dengan manusiawi dan tak berlebihan. Wisnu sangat tertarik kepada Asa, tak sedikitpun ketakutan menggelayutinya. Disaat yang lain menjauhi, Wisnu malah berniat hidup bersama Asa, dalam keadaan apapun.

Bagaimana sikap ayah dan kakak Nada, ibu dari Asa setelah waktu berjalan bertahun-tahun dan Nada serta Asa mampu menjalani hidup dalam kondisi yang membuat sebagian orang putus asa? Dan bagaimana kisah percintaan Asa dan Wisnu? Sebaiknya tonton saja film nya, pasti lebih seru untuk mendapatkan endingnya.



Review

Film berdurasi 99 menit dan disutradarai Charles Gozali ini, sarat dengan pesan moral. Menunjukkan betapa seorang ibu mampu membuat keadaan menjadi lebih tegak berdiri. Pada saat kondisi tak mendukungnya, baik dukungan keluarga juga stigma masyarakat kepadanya yang terkena positif HIV. Begitupula Asa, anaknya yang sudah beranjak dewasa, kerap mendapatkan stigma negatif dari lingkungannya, sampai teman kost nya tak mau bicara dengannya. Penolakan kerap dihadapinya. Tapi ia tak pernah putus asa dan tetap berjalan, berani menjalani semuanya.

Saat saya mengikuti press conference film ini pada 26 Januari 2015 lalu, di Epicentrum XXI, salah satu pemain, Marsha Timothy mengungkapkan “ Saya bermain dalam film ini tak tergantung skenario, karena Charles membebaskan saya dan pemain lain untuk improvisasi dialog agar lebih alami.” Ujar Marsha. Sedangkan Acha Septriasa, mengungkapkan bahwa dirinya selain survey, belajar dari youtube juga untuk mendalami peran Asa yang terkena positif HIV, ia juga mempelajari dari keadaan temannya yang di PHK karena positif HIV. Sehingga kesedihan yang diperankankannya berjalan sempurna.

Diakui seluruh pemain yang hadir di press con, bahwa film yang diangkat dari kisah nyata ini, membuat mereka bermain secara maksimal. Karena mereka mengemban missi juga untuk menyampaikan pesan moral dari film ini.

Sempat terbersit, bahwa film yang didominasi oleh pemain senior ini kenapa tak menampilkan proses survive nya Nada dalam menjalani kehidupannya setelah ditinggal Bobby suaminya. Misalnya, ia bekerja sebagai apa untuk menghidupi ketiga anaknya, interaksi menyemangati Asa, anaknya juga kurang ditampilkan. Saya ingin bertanya ke Charles Gozali, tapi selesai press con beliau langsung menghilang. Akhirnya saya bertanya ke Pongky Barata, yang kelihatan tak sedang diwawancara. Pongky terlibat dalam pembuatan soundtrack nya dan tampil untuk beberapa scene dalam film ini. Menurut Pongky, film ini memang tak dibuat terlalu dramatis, seperti sinetron yang memanjangkan alur. “Jika proses survive nya Nada ditampilkan semua, akan panjang banget, saya rasa sudah cukup mewakili dengan beberapa dialog yang disampaikan pemain.” Kata Pongky.

“Misalnya, saat mertua Nada, memberi advice tidak dengan kelembutan, tapi dengan kata-kata tegas tapi melindungi, cukup efektif membuat Nada bangkit, tidak membuatnya cengeng.” Pongky menambahkan.

Film yang cukup berhasil membuat saya berurai air mata ini, memang bukan film cengeng tapi tema besar nya mampu menyentuh hati. Mampu membuka nurani untuk lebih membuka diri bagi siapa saja yang ada di lingkungan sekitar kita. Bahwa stigma negatif terhadap pengidap HIV adalah salah besar. Mereka tidak kotor, mereka ada story sendiri mengapa sampai terkena penyakit yang dianggap kotor tersebut. Mereka rata-rata adalah korban dari ketidaktahuan. Atau takdir. Siapapun tak menginginkan hal itu.

Press Conference
Novel Karya Ita Sembiring yang mengangkat Film Nada Untuk Asa

Film produksi Magma ini akan tayang serentak di seluruh bioskop mulai Tanggal 5 Februari 2015.
Film ini diangkat dari Novel karya sahabat saya Ita Sembiring, berjudul POSITIF, Nada Untuk Asa. Sungguh membanggakan Kakak! Cerita dan filmnya menyentuh emosi.

7 comments:

  1. Hmm..ceritanya menarik teh, mudah2n bisa nonton.

    ReplyDelete
  2. sepertinya menarik bu...
    boleh ne, artikel di-bookmark buat referensi nonton minggu depan ;)

    penasaran juga liat akting Marsha Timothy yang di the raid 2 jadi istri mad dog ;)
    hi hi hi

    ReplyDelete
  3. Berat juga ya konfliknya.Bagus nih, buat pelajaran hidup. Aku belum baca novelnya, jadi penasaran sama endingnya.

    ReplyDelete
  4. Gak di bocorin nih mbak, Asa & Wisnu bersatu atau gak

    ReplyDelete
  5. Ini tentang sisih menyisihkan itu ya kak, ah jadi kepengen nonton juga, makasih kak udah berbagi :)

    ReplyDelete
  6. Waaahh ini dr novelnya Kak Ita ya mak? Yg pernah kasih sharing di communicasting dulu? Kereen Ihh. Jadi pengen nonton filmnya

    ReplyDelete
  7. Alurnya menarik ya, teh. jadi pengen nonton. Mudah2an bisa nih :)

    ReplyDelete

@templatesyard