Berjuta Inspirasi Dari Malaikat Kecilku - Dunia-Spasi

Wednesday, 5 February 2014

Berjuta Inspirasi Dari Malaikat Kecilku


Bersama Malaikat Kecilku
Ibuuuuuu......... Setiap Jam setengah tujuh malam ketika aku pulang beraktivtas anakku berteriak menyambut di ambang pintu, menghambur dan memelukku erat. Setelah itu, membawa masuk semua barang bawaanku ke dalam rumah. Ibu mau dibikinin teh? Sekar tau kok Ibu gak suka pake gula yang banyak.” Ujarnya tanpa menunggu jawaban dariku, langsung ke dapur membuatkan teh manis dengan sedikit gula, rasa penatku lumayan terobati.

Sekar adalah nama panggilan dari Nama lengkap Anggraini Sekartaji. Terlahir dari rahimku 10 tahun yang lalu. Anak yang mandiri, tidak kolokan dan penuh inisiatif. Di seusianya yang penuh ketergantungan terhadap orangtuanya, Sekar tidak seperti anak-anak lain, walau aku selalu berusaha memenuhi segala kebutuhannya, tapi Sekar tak suka hal berlebihan. Jika belanja sesuatu di mall, selalu tanya dulu kira-kira aku keberatan gak kalau dia memilih barang yang diinginkannya. Melihat seperti itu, aku malah tambah terharu karena anak seusianya sangat tak lazim punya pengertian sejauh itu.

Setelah perceraian dengan suami, sejak Tahun 2008 Sekar anak semata wayang jatuh hak asuhnya kepadaku, dengan tekad yang sangat bulat aku akan membesarkan anakku dengan segenap kemampuan. Alhamdulillah, pekerjaanku mampu mencukupi kehidupan kami berdua bahkan sampai Sekar beranjak besar kelas 5 SD, tahun ini usianya mulai menginjak dua digit. Tak terasa. 

Sekar adalah sumber kekuatanku dalam menjalani hidup. Dari sikap polos dan ketulusannya aku banyak menuai inspirasi. Walau dibesarkan olehku sendiri tanpa didampingi ayahnya dan hanya dalam waktu tertentu saja bertemu ayahnya, Sekar tetap ceria dan tak banyak bertanya mengapa aku berpisah dan lain sebagainya. Sebaliknya, Sekar selalu support pekerjaan dan segala kegiatanku, seolah mengarahkanku pada sesuatu yang semestinya harus kukerjakan tanpa berpikir yang tidak-tidak. Dalam segala kesempatan, Sekar selalu menemani jika libur sekolah. Sehingga kebersamaan kami sangat berkualitas.

Sekar tahu siapa saja teman ibunya, kadang ia menyarankan jangan terlalu dekat sama Tante ini, Om itu atau Mba anu dan lain sebagainya. Naluri kepolosanya tahu mana teman ibunya yang tulus dan yang tidak. Yang membuatku sangat terharu, Sekar yang hanya dibesarkan seorang ibu, rasa syukurnya sangat tinggi. Ketika ayah teman sekkolahnya meninggal, tak segan ia memberikan sebagian uang jajannya. “Bu, Sekar tadi di sekolah kasih Octa  jajan, dia kan anak yatim kan Bu, jadi Sekar harus kasih.” Katanya tulus. Aku hanya tersenyum mengangguk dan berharap selalu ada rezeki lebih agar bisa berbagi sampai kapanpun.

Bukan hanya itu, Sekar pun punya kepedulian sangat besar terhadap siapapun, terhadap pengamen di bus atau anak jalanan, sehingga kemanapun pergi harus sedia recehan dalam tas miliknya.

Sekar juga mempunyai kepedulian tinggi terhadap hewan-hewan disekitar rumah, jika ada kucing yang  kelaparan akan segera  dikasih makanan, Ia akan marah jika mengetahui aku mematikan semut-semut yang berkerumun di lantai dan sangat geram ketika melihat tayangan televisi yang menayangkan para pemburu liar binatang buas. Cinta Sekar terhadap siapapun dan apapun sangat besar. Aku sangat bangga telah melahirkan dan mendidiknya sampai seperti sekarang.

Lebih membanggakan lagi ketika tanpa sepengetahuanku, Sekar menjadi bendahara di kelasnya dan menyelesaikan tanggung jawabnya sampai kenaikan kelas. Aku mengetahui hal ini ketika gurunya mengucapkan terima kasih padaku, bahwa Sekar sudah membantunya dalam mengurus keuangan kelas. Bangga dan haru. Karena aku tak pernah mengizinkannya menjadi bendahara di kelasnya tapi Sekar berhasil menunaikan tugasnya dengan tanggung jawab walau tanpa sepengetahuanku.

Jika ikut acara ibunya gak pernah rewel, Sekar suka corat coret di buku kecil yang ia bawa
Aura cinta kasih yang ada pada anakku, selalu menjadi energi tambahan dalam setiap langkah hidupku. Aku tak pernah merasa sepi atau murung. Karena malaikat kecilku selalu memberikan kebahagiaan dengan caranya. Aku kadang ingin sekali melihatnya bermanja-manja seperti anak lainnya, berharap melihat sedikit kenakalan untuk kebebasan ekspresinya sebagai anak-anak. Jika hal ini terjadi, aku tak akan menegurnya, aku akan membiarkanya agar anakku pun merasakan dunianya yang sesungguhnya. Dalam segala pengertiannya terhadapku, aku bertekad  ingin selalu memberikan yang terbaik untuknya. Aku akan berusaha semaksimal mungkin agar anakku bisa mendapatkan kebahagiaan, kehidupan layak, sholeha, berilmu tinggi dan bermanfaat bagi sesama dan sekitarnya.
Sekar juga suka membaca dan menulis, bisa dilihat dalam  Blog Sekar 


berpartisipasi dalam B Blog

36 comments:

  1. terharu baca ini mbk,semoga sekar tumbuh menjadi anak yang hebat....salam buat sekar ^^

    ReplyDelete
  2. Terima kasih Mas Zwan,nanti akaan disampaikan salamnya ke Sekar :D

    ReplyDelete
  3. duuh matanya berkaca-kaca ini baca postingan ini
    salam sayang buat Sekar dan aku percaya dia akan menjadi anak yang membanggakan buatmu sistaaa

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya sist kalo kita lagi ngobrolin anak2 kita gak pernah ada ujung ya :)
      Sekar udah kenal banget sama Tante Julie :D

      Delete
  4. Teh, terenyuh, terharu saya bacanya...
    Setiap bertemu Sekar saya memang menyadari Sekar terlihat kalem dan tidak banyak tingkah, Smg Sekar sll sehat dan menjadi kebanggaan untuk selamanya... Aamiin :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sekar suka banget sama Om Awan katanya pintar, pingin langganan juara nulis kayak Om katanya,mampir ke blognya dong Om :D

      Delete
  5. Aahh..semoga yg di bilang sekar, jgn temenan sama tante ini bukan aku..hihi

    Sekar emg anak baik teh, aku suka sama sekar..anaknya jg sopan..tp aku geli deh waktu dia ngambek dibilang gendut sama mba dewi...hihihi

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wkwkwkwk aku jadi nyengir ini ditengah banyak orang baca komen Melly, bukan Melly, Sekar sangat sayang sama Tante Melly malah nanyain kapan nginap lagi :D

      Sekar ngambek dibilang ndut karena udah beranjak ABG Mel, rasa pede nya terusik hahahaha aku juga kaget ga biasanya dia ngambek :D

      Delete
  6. aduh kok jadinya nangis ya baca tulisan teh ani ini,
    aku sebenernya gak suka anak kecil, tapi pas ketemu sekar kok beda , sekar anak yang kuat dan tangguh tapi cenggeng waktu dibilang gendut hheheh

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya maklum Om Rully Sekar udah beranjak ABG jadi malu dibilang ndut hihihi kata Sekar Om Rully mirip Iqbal CJ hahahaha inget gak?

      Delete
  7. Siapa dulu donk tante-nya :P

    ReplyDelete
  8. Mbaaa... salam yaa buat Sekar... terharu deh bacanya :'). Dulu pas ketemu anaknya asik bgt ya. Semoga Sekar tercapai cita2nya ya, nak. Aamiin

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hai Mbaa, terima kaasih doanya.Kapan kita ketemuan lagi :D ?

      Delete
  9. sekar pasti tumbuh menjadi anak yang membanggakan bagi bunda dan keluarganya...
    aminnn

    ReplyDelete
    Replies
    1. Amin, Makasih Om depz yang selalu support :D

      Delete
  10. Udah gede ya teh Sekar, ngga ketemu dah brp taon ya, terakhir di ganci ^^

    ReplyDelete
    Replies
    1. Waktu ke Gancyt gak ikut Dilla......dirimu belum ketemu Sekar baru lihat di foto aja hihihi ntar sambil ke Java Jazz ya ketemu hehehe

      Delete
  11. Waah, Sekar, saya jadi pengen ketemu nih.

    ReplyDelete
  12. Aku juga Tante Sekar, lho. :D Semoga Sekar sehat terus dan jadi anak salehah, ya. :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya Tante Haya inspirasi buat Sekar kalo lagi nulis hehehe bukunya selalu dibaca berulang-ulang :D

      Delete
  13. Sekar malaikat kecilku. Engkaulah sepasang sayap yang tumbuh di pundakku. Sehingga mampu buat bunda terbang ke mana saja untuk bahagiakanmu.
    Sekar bunga kecilku. Engkaulah penghias indah taman hati ibumu.
    Menebarkan semerbak aroma mewangi ke mana saja langkahkan kaki kecilmu.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Puisi yang sangat indah, saya bookmark ya :D

      Delete
  14. Peluk cium dan sayang buat sekar,farissa suka nanyain sekar loohh.tumbuh jadi anak yang sholehah dan kuat ya sekar.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Salam sayang juga buat Farissa ya Mak Fadlun terima kasih doanya :D

      Delete
  15. Replies
    1. Tante Tia udah ketemu Sekar di Sentul ya :D

      Delete
  16. Asli cerita Sekar bikin terharu, mungkin perjalan (nasib) hidupnya yang gak jauh beda sama saya yang membuat seolah saya merasa apa yang dirasakan Sekar.

    Ibunya lah yang harus kuat jangan sampai terlihat memikul beban dihadapannya. Karena bagaimanapun, meski dia belum dewasa, dalam hati kecilnya sudah mengerti dan mencoba memahami kondisi ibunya yang harus membesarkannya sendirian

    ReplyDelete
    Replies
    1. Benar sekali, Ibunya harus kuat dan jangan kelihatan lemah dihadapan anak dalam situasi apapun :)

      Delete
  17. Selalu manis ceritanya Teh....
    Tapi sayang ya...belum pernah ketemu Sekar...
    Lain kali ke Bali bawah Sekar turut serta Teh,...kangen banget, deh...sayang perjumpaan kita hanya beberapa menit.

    Semoga selalu ada waktu untuk kita bersua kembali, Teh...

    :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hani, aku juga kangenn pingin ngobrol lebih lama lagi, kemarin ketemu cuma 15 menit di Bandara ya hihihi.....Salam dari Sekar buat Tante Pendarbintang :D

      Delete
  18. aku terharu baca tulisanmu tentang Sekar.. tanpa tulisan inipun sebenernya aku sudah tahu banget betapa luar biasa cinta mbak Ani untuk Sekar.. Luar biasa..

    ReplyDelete
  19. Ah mba Melly, jgn diingatkan lg cerita dirmhnya Riri, waktu mulut sy keceplosan ngomongin Sekar yg ndut *jd gak enak*
    Maapkan tante ya Sekar, tp Sekar tetap cantik kok :) *berdo'a smg Sekar g 'bleklis' tante sbg tmnnya mama ;)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hihihi Sekar gak marah benerann Tante an gak ada bleklist, salam sama Wawa ya tan :D

      Delete

@templatesyard