Bersama Malaikat Kecilku |
“Ibuuuuuu.........” Setiap Jam setengah tujuh malam ketika aku pulang
beraktivtas anakku berteriak menyambut di ambang pintu, menghambur dan memelukku erat.
Setelah itu, membawa masuk semua barang
bawaanku ke
dalam rumah. “Ibu mau dibikinin teh? Sekar tau kok Ibu gak suka
pake gula yang banyak.” Ujarnya tanpa menunggu
jawaban dariku, langsung ke dapur membuatkan teh manis dengan sedikit gula, rasa
penatku lumayan terobati.
Sekar adalah
nama panggilan dari Nama lengkap Anggraini Sekartaji. Terlahir dari rahimku 10 tahun
yang lalu. Anak yang mandiri, tidak kolokan dan penuh inisiatif. Di seusianya yang penuh
ketergantungan terhadap orangtuanya, Sekar tidak seperti anak-anak lain, walau
aku selalu berusaha memenuhi segala kebutuhannya, tapi Sekar tak suka hal
berlebihan. Jika belanja sesuatu di mall, selalu tanya dulu kira-kira aku
keberatan gak kalau dia memilih barang yang diinginkannya. Melihat seperti itu,
aku malah tambah terharu karena anak seusianya sangat tak lazim punya
pengertian sejauh itu.
Setelah perceraian dengan suami, sejak Tahun 2008 Sekar anak semata wayang
jatuh hak asuhnya kepadaku, dengan tekad yang sangat bulat aku akan membesarkan
anakku dengan segenap kemampuan. Alhamdulillah, pekerjaanku mampu mencukupi
kehidupan kami berdua bahkan sampai Sekar beranjak besar kelas 5 SD, tahun ini usianya mulai
menginjak dua digit. Tak terasa.
Sekar adalah sumber kekuatanku dalam menjalani hidup. Dari sikap polos dan
ketulusannya aku banyak menuai inspirasi. Walau dibesarkan olehku sendiri tanpa
didampingi ayahnya dan hanya dalam waktu tertentu saja bertemu ayahnya, Sekar
tetap ceria dan tak banyak bertanya mengapa aku berpisah dan lain sebagainya.
Sebaliknya, Sekar selalu support pekerjaan dan segala kegiatanku, seolah mengarahkanku pada
sesuatu yang semestinya harus kukerjakan tanpa berpikir yang tidak-tidak. Dalam
segala kesempatan, Sekar selalu menemani jika libur sekolah. Sehingga
kebersamaan kami sangat berkualitas.
Sekar tahu siapa saja teman ibunya, kadang ia menyarankan jangan terlalu
dekat sama Tante ini, Om itu atau Mba anu dan lain sebagainya. Naluri
kepolosanya tahu mana teman ibunya yang tulus dan yang tidak. Yang membuatku
sangat terharu, Sekar yang hanya dibesarkan seorang ibu, rasa syukurnya sangat
tinggi. Ketika ayah teman sekkolahnya meninggal, tak segan ia memberikan sebagian uang
jajannya. “Bu, Sekar tadi di sekolah kasih Octa
jajan, dia kan anak yatim kan Bu, jadi Sekar harus kasih.” Katanya
tulus. Aku hanya tersenyum mengangguk dan berharap selalu ada rezeki lebih agar
bisa berbagi sampai kapanpun.
Bukan hanya itu, Sekar pun punya kepedulian sangat besar terhadap siapapun,
terhadap pengamen di bus atau anak jalanan, sehingga kemanapun pergi harus
sedia recehan dalam tas miliknya.
Sekar juga mempunyai kepedulian tinggi terhadap hewan-hewan disekitar
rumah, jika ada kucing yang kelaparan
akan segera dikasih makanan, Ia akan
marah jika mengetahui aku mematikan semut-semut yang berkerumun di lantai dan
sangat geram ketika melihat tayangan televisi yang menayangkan para pemburu liar
binatang buas. Cinta Sekar terhadap siapapun dan apapun sangat besar. Aku
sangat bangga telah melahirkan dan mendidiknya sampai seperti sekarang.
Lebih membanggakan lagi ketika tanpa sepengetahuanku, Sekar menjadi
bendahara di kelasnya dan menyelesaikan tanggung jawabnya sampai kenaikan
kelas. Aku mengetahui hal ini ketika gurunya mengucapkan terima kasih padaku,
bahwa Sekar sudah membantunya dalam mengurus keuangan kelas. Bangga dan haru.
Karena aku tak pernah mengizinkannya menjadi bendahara di kelasnya tapi Sekar
berhasil menunaikan tugasnya dengan tanggung jawab walau tanpa sepengetahuanku.
Jika ikut acara ibunya gak pernah rewel, Sekar suka corat coret di buku kecil yang ia bawa |
Aura cinta kasih yang ada pada anakku, selalu menjadi energi tambahan dalam
setiap langkah hidupku. Aku tak pernah merasa sepi atau murung. Karena malaikat
kecilku selalu memberikan kebahagiaan dengan caranya. Aku kadang ingin sekali
melihatnya bermanja-manja seperti anak lainnya, berharap melihat sedikit
kenakalan untuk kebebasan ekspresinya sebagai anak-anak. Jika hal ini terjadi,
aku tak akan menegurnya, aku akan membiarkanya agar anakku pun merasakan dunianya
yang sesungguhnya. Dalam segala pengertiannya terhadapku, aku bertekad ingin selalu memberikan yang terbaik
untuknya. Aku akan berusaha semaksimal mungkin agar anakku bisa mendapatkan
kebahagiaan, kehidupan layak, sholeha, berilmu tinggi dan bermanfaat bagi
sesama dan sekitarnya.
Sekar juga suka membaca dan menulis, bisa dilihat dalam Blog Sekar
terharu baca ini mbk,semoga sekar tumbuh menjadi anak yang hebat....salam buat sekar ^^
ReplyDeleteTerima kasih Mas Zwan,nanti akaan disampaikan salamnya ke Sekar :D
ReplyDeleteduuh matanya berkaca-kaca ini baca postingan ini
ReplyDeletesalam sayang buat Sekar dan aku percaya dia akan menjadi anak yang membanggakan buatmu sistaaa
Iya sist kalo kita lagi ngobrolin anak2 kita gak pernah ada ujung ya :)
DeleteSekar udah kenal banget sama Tante Julie :D
Teh, terenyuh, terharu saya bacanya...
ReplyDeleteSetiap bertemu Sekar saya memang menyadari Sekar terlihat kalem dan tidak banyak tingkah, Smg Sekar sll sehat dan menjadi kebanggaan untuk selamanya... Aamiin :)
Sekar suka banget sama Om Awan katanya pintar, pingin langganan juara nulis kayak Om katanya,mampir ke blognya dong Om :D
DeleteAahh..semoga yg di bilang sekar, jgn temenan sama tante ini bukan aku..hihi
ReplyDeleteSekar emg anak baik teh, aku suka sama sekar..anaknya jg sopan..tp aku geli deh waktu dia ngambek dibilang gendut sama mba dewi...hihihi
Wkwkwkwk aku jadi nyengir ini ditengah banyak orang baca komen Melly, bukan Melly, Sekar sangat sayang sama Tante Melly malah nanyain kapan nginap lagi :D
DeleteSekar ngambek dibilang ndut karena udah beranjak ABG Mel, rasa pede nya terusik hahahaha aku juga kaget ga biasanya dia ngambek :D
aduh kok jadinya nangis ya baca tulisan teh ani ini,
ReplyDeleteaku sebenernya gak suka anak kecil, tapi pas ketemu sekar kok beda , sekar anak yang kuat dan tangguh tapi cenggeng waktu dibilang gendut hheheh
Iya maklum Om Rully Sekar udah beranjak ABG jadi malu dibilang ndut hihihi kata Sekar Om Rully mirip Iqbal CJ hahahaha inget gak?
DeleteSiapa dulu donk tante-nya :P
ReplyDeleteYa dong :p
DeleteMbaaa... salam yaa buat Sekar... terharu deh bacanya :'). Dulu pas ketemu anaknya asik bgt ya. Semoga Sekar tercapai cita2nya ya, nak. Aamiin
ReplyDeleteHai Mbaa, terima kaasih doanya.Kapan kita ketemuan lagi :D ?
Deletesekar pasti tumbuh menjadi anak yang membanggakan bagi bunda dan keluarganya...
ReplyDeleteaminnn
Amin, Makasih Om depz yang selalu support :D
DeleteUdah gede ya teh Sekar, ngga ketemu dah brp taon ya, terakhir di ganci ^^
ReplyDeleteWaktu ke Gancyt gak ikut Dilla......dirimu belum ketemu Sekar baru lihat di foto aja hihihi ntar sambil ke Java Jazz ya ketemu hehehe
DeleteWaah, Sekar, saya jadi pengen ketemu nih.
ReplyDeleteAyo kita kopdar Mba nanti ketemu Sekar :D
DeleteAku juga Tante Sekar, lho. :D Semoga Sekar sehat terus dan jadi anak salehah, ya. :)
ReplyDeleteIya Tante Haya inspirasi buat Sekar kalo lagi nulis hehehe bukunya selalu dibaca berulang-ulang :D
DeleteSekar malaikat kecilku. Engkaulah sepasang sayap yang tumbuh di pundakku. Sehingga mampu buat bunda terbang ke mana saja untuk bahagiakanmu.
ReplyDeleteSekar bunga kecilku. Engkaulah penghias indah taman hati ibumu.
Menebarkan semerbak aroma mewangi ke mana saja langkahkan kaki kecilmu.
Puisi yang sangat indah, saya bookmark ya :D
DeletePeluk cium dan sayang buat sekar,farissa suka nanyain sekar loohh.tumbuh jadi anak yang sholehah dan kuat ya sekar.
ReplyDeleteSalam sayang juga buat Farissa ya Mak Fadlun terima kasih doanya :D
Deletesekar .... bikin haru :') .
ReplyDeleteTante Tia udah ketemu Sekar di Sentul ya :D
DeleteAsli cerita Sekar bikin terharu, mungkin perjalan (nasib) hidupnya yang gak jauh beda sama saya yang membuat seolah saya merasa apa yang dirasakan Sekar.
ReplyDeleteIbunya lah yang harus kuat jangan sampai terlihat memikul beban dihadapannya. Karena bagaimanapun, meski dia belum dewasa, dalam hati kecilnya sudah mengerti dan mencoba memahami kondisi ibunya yang harus membesarkannya sendirian
Benar sekali, Ibunya harus kuat dan jangan kelihatan lemah dihadapan anak dalam situasi apapun :)
DeleteSelalu manis ceritanya Teh....
ReplyDeleteTapi sayang ya...belum pernah ketemu Sekar...
Lain kali ke Bali bawah Sekar turut serta Teh,...kangen banget, deh...sayang perjumpaan kita hanya beberapa menit.
Semoga selalu ada waktu untuk kita bersua kembali, Teh...
:)
Hani, aku juga kangenn pingin ngobrol lebih lama lagi, kemarin ketemu cuma 15 menit di Bandara ya hihihi.....Salam dari Sekar buat Tante Pendarbintang :D
Deleteaku terharu baca tulisanmu tentang Sekar.. tanpa tulisan inipun sebenernya aku sudah tahu banget betapa luar biasa cinta mbak Ani untuk Sekar.. Luar biasa..
ReplyDeleteMakasih Mas Arie supportnya :D
DeleteAh mba Melly, jgn diingatkan lg cerita dirmhnya Riri, waktu mulut sy keceplosan ngomongin Sekar yg ndut *jd gak enak*
ReplyDeleteMaapkan tante ya Sekar, tp Sekar tetap cantik kok :) *berdo'a smg Sekar g 'bleklis' tante sbg tmnnya mama ;)
Hihihi Sekar gak marah benerann Tante an gak ada bleklist, salam sama Wawa ya tan :D
Delete