Tarian di sela peragaan Batik |
Di Kantor Pusat Indosat
Ooredoo 13 Oktober 2016, ada parade dan pameran Batik karya beberapa koleksi
Batik dari perancang ternama Sjully Darsono, Ibu Ginandjar Kartasasmita, Ibu
Aang Kunaefi dan Batikology Community.
Acara ini dalam rangka
memperingati Hari Batik Nasional yang diperingati setiap 2 Oktober, bertepatan
dengan diresmikannya Batik sebagai warisan Budaya Dunia oleh UNESCO.
Dalam sambutan Pak
Alexander Rusli, mengatakan bahwa Bangsa Indonesia di mana pun berada
selayaknya mendukung pelestarian dan pengembangan Batik Indonesia. Tak hanya bermanfaat
dan populer di negeri sendiri saja, semua elemen semestinya mendukung agar
Batik lebih mendunia. “Jika Batik banyak dikenal di luar negeri, berarti
identitas Bangsa Indonesia pun semakin diketahui banyak negara.” Katanya.
Peragaan Batik ini, sebagai
pemacu semangat generasi muda agar selalu mencintai waridan budaya nenek
moyang. Generasi muda bisa berkarya dengan batik dalam segala bentuk adibusana
tetapi tidak menghilangkan ciri khas dan filosofi yang sudah tertanam kuat.
Batik tulis, Batik printing,
Batik Cap atau apa pun jenis Batik itu, tetap harus dihargai sebagai karya anak
bangsa yang kreatif.
Dalam peragaan dan
pameran Batik yang mengusung “The Beauty
of Indonesian Batik” ini, ada yang menarik perhatian saya, yaitu Batik
karya Ibu Aang Kunaefi yang eksis sejak tahun lima puluhan. Corak batiknya
eksotis dan punya ciri khas tersendiri, Batik Ibu Aang disebut motif Garutan
karena dari Garut Jawa Barat dan salah satu karyanya yang saya suka yaitu motif
Kleur Lereng. Sederhana dan warnanya kalem.
Bati-batik karya Ibu
Aang banyak dipadu-padankan dengan kebaya model jadul yang sekarang in lagi.
kiri-kanan; Ibu Aang Kunaefi, Ibu Linda Gumelar , Sjulli Darsono dan Pak Alexander Rusli |
Peragaan Batik karya
Ibu Aang Kunaefi dan perancang lainnya, diwarnai tari topeng dan live painting yang diwarnai Tari Merak, tarian
daerah Jawa Barat. Karya-karya tersebut tentu saja menjadi semakin bernyawa dan
beraura kuat.
Pak Alexander Rusli
menambahkan bahwa kita jangan cepat puas dan berhenti berjuang untuk
sosialisasikan karya.
“Jangan berhenti sampai
pengukuhan di UNESCO saja tapi harus terus meningkatkann karya dengan baik.
Sekarang setiap daerah di Indonesia mempunyai Batik, ini adalah salah satu
kemajuan dan pelestarian yang harus berkesinambungan. Setiap even, setiap
berkunjung ke negara lain, saya selalu bangga memakai Batik, semua orang selalu
bilang Oh so nice.” Kata pak Alex.
Keindahan Batik Jawa
Barat yang diangkat oleh Batikology adalah seri ke 3 dari rangkaian program The Beauty of Indonesian Batik. Sebelumnya
mengangkat Batik Pekalongan. Para kontributor karya Batik diapresiasi dalam
setiap gelaran The Beauty of Indonesian
Batik yang diadakan Batikology.
yang live-painting itu keren bu, jadi berasa ke sentra batik tulis hehehe
ReplyDeleteberkat ikut acara kemaren, saya baru tahu kalo ada batik khas garut
maklum, biasanya garut identik sama dodol heheheh
Klasik banget itu yang kebaya tosca...
ReplyDeletebangga jadi orang Indonesia yang punya kekayaan budaya batik apalagi bisa go internasional :)
ReplyDeleteBatiknya cantik-cantik, saya suka tuh pas bagian tari merak.
ReplyDeleteBatik karya Ibu Aang Kunaefi kece-kece banget Teh Ani Berta. Kemarin pengen beli, tapi gak bawa duit lebih wkwk.
ReplyDeleteSemoga Batik Indonesia semakin mendunia ya Teh.
Salam Batik Indonesia :)
Nkasir batik yang di bazarnya ooredoo cuma dompet belum mendukung. koleksi Bu Aang itu klasik banget
ReplyDeleteBatik 1960 nya terawat banget.. itu harganya mahal sekarang.. eh kemarin lupa nanya ke bu Aang.. keluarganya ada yang nerusin bikin batik nggak
ReplyDelete