Batik Karya Aang Kunaefi di Parade Batikology - Dunia-Spasi

Saturday, 15 October 2016

Batik Karya Aang Kunaefi di Parade Batikology

Tarian di sela peragaan Batik

Di Kantor Pusat Indosat Ooredoo 13 Oktober 2016, ada parade dan pameran Batik karya beberapa koleksi Batik dari perancang ternama Sjully Darsono, Ibu Ginandjar Kartasasmita, Ibu Aang Kunaefi dan Batikology Community.

Acara ini dalam rangka memperingati Hari Batik Nasional yang diperingati setiap 2 Oktober, bertepatan dengan diresmikannya Batik sebagai warisan Budaya Dunia oleh UNESCO.

Dalam sambutan Pak Alexander Rusli, mengatakan bahwa Bangsa Indonesia di mana pun berada selayaknya mendukung pelestarian dan pengembangan Batik Indonesia. Tak hanya bermanfaat dan populer di negeri sendiri saja, semua elemen semestinya mendukung agar Batik lebih mendunia. “Jika Batik banyak dikenal di luar negeri, berarti identitas Bangsa Indonesia pun semakin diketahui banyak negara.” Katanya.

Peragaan Batik ini, sebagai pemacu semangat generasi muda agar selalu mencintai waridan budaya nenek moyang. Generasi muda bisa berkarya dengan batik dalam segala bentuk adibusana tetapi tidak menghilangkan ciri khas dan filosofi yang sudah tertanam kuat.






Batik tulis, Batik printing, Batik Cap atau apa pun jenis Batik itu, tetap harus dihargai sebagai karya anak bangsa yang kreatif.

Dalam peragaan dan pameran Batik yang mengusung “The Beauty of Indonesian Batik” ini, ada yang menarik perhatian saya, yaitu Batik karya Ibu Aang Kunaefi yang eksis sejak tahun lima puluhan. Corak batiknya eksotis dan punya ciri khas tersendiri, Batik Ibu Aang disebut motif Garutan karena dari Garut Jawa Barat dan salah satu karyanya yang saya suka yaitu motif Kleur Lereng. Sederhana dan warnanya kalem.

Bati-batik karya Ibu Aang banyak dipadu-padankan dengan kebaya model jadul yang sekarang in lagi.

kiri-kanan; Ibu Aang Kunaefi, Ibu Linda Gumelar , Sjulli Darsono dan Pak Alexander Rusli

Peragaan Batik karya Ibu Aang Kunaefi dan perancang lainnya, diwarnai tari topeng dan live painting yang diwarnai Tari Merak, tarian daerah Jawa Barat. Karya-karya tersebut tentu saja menjadi semakin bernyawa dan beraura kuat.

Semua Batik yang diperagakan akan dipamerkan pada akhir Oktober ini pada jamuan Diplomatik di Praha, Cekoslovakia. Ini adalah kesempatan untuk sosialisasikan Batik agar terus mendunia.
Pak Alexander Rusli menambahkan bahwa kita jangan cepat puas dan berhenti berjuang untuk sosialisasikan karya.

“Jangan berhenti sampai pengukuhan di UNESCO saja tapi harus terus meningkatkann karya dengan baik. Sekarang setiap daerah di Indonesia mempunyai Batik, ini adalah salah satu kemajuan dan pelestarian yang harus berkesinambungan. Setiap even, setiap berkunjung ke negara lain, saya selalu bangga memakai Batik, semua orang selalu bilang Oh so nice.” Kata pak Alex.

Keindahan Batik Jawa Barat yang diangkat oleh Batikology adalah seri ke 3 dari rangkaian program The Beauty of Indonesian Batik. Sebelumnya mengangkat Batik Pekalongan. Para kontributor karya Batik diapresiasi dalam setiap gelaran The Beauty of Indonesian Batik yang diadakan Batikology.

Situs www.batikology.org selain menyajikan ulasan karya-karya Batik, juga menyediakan wawasan dan edukasi tentang Batik dari berbagai daerah.

7 comments:

  1. yang live-painting itu keren bu, jadi berasa ke sentra batik tulis hehehe

    berkat ikut acara kemaren, saya baru tahu kalo ada batik khas garut
    maklum, biasanya garut identik sama dodol heheheh

    ReplyDelete
  2. Klasik banget itu yang kebaya tosca...

    ReplyDelete
  3. bangga jadi orang Indonesia yang punya kekayaan budaya batik apalagi bisa go internasional :)

    ReplyDelete
  4. Batiknya cantik-cantik, saya suka tuh pas bagian tari merak.

    ReplyDelete
  5. Batik karya Ibu Aang Kunaefi kece-kece banget Teh Ani Berta. Kemarin pengen beli, tapi gak bawa duit lebih wkwk.

    Semoga Batik Indonesia semakin mendunia ya Teh.
    Salam Batik Indonesia :)

    ReplyDelete
  6. Nkasir batik yang di bazarnya ooredoo cuma dompet belum mendukung. koleksi Bu Aang itu klasik banget

    ReplyDelete
  7. Batik 1960 nya terawat banget.. itu harganya mahal sekarang.. eh kemarin lupa nanya ke bu Aang.. keluarganya ada yang nerusin bikin batik nggak

    ReplyDelete

@templatesyard