Kembali saya bersyukur
sekali bisa menghadiri even yang ada hubungannya serta pengaruhnya dengan
kehidupan manusia secara langsung, yakni pertanian. Tanpa ada pertanian, kita
harus bisa menanam sendiri semua bahan makanan yang ada di muka bumi ini. Dari
contoh kecil ini sudah jelas bahwa peran petani sangat punya andil dalam kehidupan manusia
secara umum. Artikel saya sebelumnya tentang pertanian ada di sini http://duniaspasi.blogspot.co.id/2015/10/petikan-inspirasi-di-peringatan-kinerja.html
Tanggal 14 Desember
2015 lalu saya menghadiri forum diskusi “Revolusi Kelembagaan Petani” di hotel Aston Priority TB Simatupang, Jakarta. Diselenggarakan oleh
Media Perkebunan dan disupport oleh Kementerian Pertanian. Dengan narasumber
Ir.Bambang. MM , Kepala Dinas Perkebunan dan Hortikultura Sulawesi Tenggara.
Menurut Pak Bambang,
pertanian di Indonesia sudah mencapai titik yang lebih baik ditinjau dari
penyediaan sarana, infrastruktur dan pembiayaan dalam pemberdayaan pertanian di
Kabupaten / Kota maupun tingkat propinsi. Kemajuan ini belum maksimal karena
masih ada masalah dalam pengelolaan Sumber Daya Manusia yang belum massif dan
tepat sasaran. Terbukti, masih banyak petani di pedesaan yang kesulitan dalam
sarana produksi pertanian, budidaya pascapanen, pengolahan hasil hingga proses
pemasaran. Oleh karena itu, menurut Pak Bambang, kelembagaan pertanian harus
lebih ditingkatkan kuantitas dan kualitasnya. Sehingga dapat membantu para
petani menjadi mandiri dan mampu berdaya saing dengan maksimal.
Selama ini, hambatan
yang terjadi pada sektor pertanian adalah ego sektoral dan ini harus
diminimalisir. Keberadaan lembaga seperti KUD ( Koperasi Unit Desa ) pun
sebaiknya bisa dikembangkan dan dihidupkan kembali. Sebagai gambaran, bahwa petani belum mampu
dalam meningkatkan daya saing dan produktivitasnya, Pak Bambang menyontohkan
produksi karet yang semestinya mampu
menghasilkan 1,6 Ton per hektanya sekarang baru mampu di bawah 1 Ton, untuk
Kakao yang seharusnya mampu 2 Ton, masih mampu di kisaran 500 Kilogram begitu
pula untuk kelapa yang seharusnya mampu menghasilkan 3,5 Ton, baru mampu di
jumlah 850 Kg saja.
Contoh lain, agar para
petani bisa mendapatkan nilai tambah terhadap produksinya, harus ada pengelolaan
yang terpadu dan beberapa proses yang bisa menghasilkan produk baru. “Misalnya untuk kakao, sebelum diproses
menjadi tepung semestinya difermentasikan dulu agar menghasilkan minyaknya
selain tepung kakao.” Kata Pak Bambang.
Ini artinya, potensi
alam belum berbanding lurus dengan sumber daya manusia yang harus dikembangkan.
Support dari pemerintah berupa infrastruktur dan pembiayaan lainnya harus
diimbangi dengan edukasi bagi para petani dan semua pihak yang berhubungan
dengan pertanian. Agar tujuan mejadikan pertanian semakin maju tercapai. Para
petani harus diberdayakan dulu baik SDM maupun penyediaan infrastrukturnya.
Jika petani sudah dibekali edukasi maka akan otomatis mengelola pertanian
dengan baik.
Salah satu solusi dalam
menuju pertanian yang berkembang dan petani sejahtera, Pak Bambang
memperkenalkan Lembaga Ekonomi Masyarakat ( LEM ) Sejahtera. Lembaga ini
dikelola murni oleh masyarakat dan mengacu pada dasar hukum UU Pemda No.23 yang telah disempurnakan, UU Koperasi
No.17, dan UU Desa No.6. LEM berdiri Tahun 2009 dan telah membantu
banyak petani di Sulawesi Tenggara dalam mengembangkan berbagai komoditas
pertanian. Baik secara infrastruktur maupun sumber daya manusia.
Lembaga
ini dapat menjadi inspirasi bagi lembaga lainnya agar dapat tercipta solusi
dalam pemberdayaan masyarakat desa dalam pembangunan terpadu. Sebagai lembaga
yang lebih kompetitif, transparan dan demokratis. Juga bisa mengedepankan
investasi swadaya, membangun jejaring desa, kecamatan, kabupaten serta provinsi
dalam skala panjang.
Dengan
demikian, edukasi berkelanjutan dan saling berjejaring antar petani dari desa
ke desa bisa mencapai solusi dalam mengembangkan produktivitas atau membuat
nilai tambah suatu sektor pertanian. Seperti yang diungkapkan oleh Pak Syamsuddin
Said selaku Ketua Petani kakao di Sulawesi Tenggara. Bahwa masyarakat desa
khususnya petani yang punya satu komoditas pertanian harus bisa mengolah
komoditas lainnya agar pada musim paceklik dari satu komoditas bisa beralih ke
komoditas lainnya. Misalnya yang punya sawah, bisa juga melakukan tumpangsari
dengan tanaman lain atau diversifikasi. Jadi, semua persoalan dapat di wadahi dalam
lembaga yang ada di setiap desa.
Untuk
menciptakan sinergi antara masyarakat, petani dan pemerintah, Kementerian
Pertanian RI diharapkan menjadi garda terdepan dalam memfasilitasi atau
mendukung lembaga yang pro petani secara terpadu. Dengan demikian, untuk
mewujudkan hal ini akan ringan pekerjaannya dan solusi tercapai untuk
mewujudkan petani yang sejahtera dan Pertanian Indonesia yang lebih maju.
FGD soal Petani, tapi ndak ada petaninya :-D
ReplyDeleteSemoga petani Indonesia semakin maju ya teh ani ..
ReplyDeleteacaranya inspiratif bu, kapan2 mau ikut ah :)
ReplyDeletesecara, pertanian, khususnya petani merupakan tulang punggung negeri ini
jadi, kalo mereka sejahtera, bisa dipastikan masyarakat pun sama
kapan2 mau belajar lebih lanjut soal LEM Sejahtera
Aamiin..
ReplyDeleteSaya berharap profesi petani sama kayak buzzer-buzzer yang seliweran di media sosial, Teh Ani. Sekali cangkul dibayar 100.000, lebih bagus dua juta sih kayak Gita Gutawa :D
ReplyDeletekelembangaan petani menjadi pe er ku banget teh, ini tugas berat karena kita harus bisa membantu mereka untuk memanage kelompoknya, KUD sendiri cuma ada satu dari 4 wilayah binaan yang aku pegang teh, itu pun kondisinya turun naik, tapi kelembagaan gapoktannya jalan untuk simpan pinjam, itu membantu petani banget dalam produksi
ReplyDeleteDengan adanya Lembaga ini, diharapkan para petani dapat lebih banyak menerima informasi dan pengetahuan ya, sehingga mampu meningkatkan taraf hidup masing-masing petani. Petani menggunakan internet? kenapa tidak? ibu rumah tangga juga sekarang banyak yang menggunakan internet untuk mencari resep masakan,
ReplyDeleteAmiin teh..
ReplyDeleteiya ya terkadang petani juga butuh hidup lebih sejahtera, dah harus ada edukasi melek internet min biar tau informasi aja.
semoga bukan skedar wacana dan wacana lagi ya kak :) , persawahan di seluruh plosok negri butuh sentuhan ilmu dan teknologi agar Indonesia kembali mnjd negeri agraris
ReplyDeletedukung kemajuan duni apertanian di Indonesia, miris skr banyak sawah di jual
ReplyDeletekeren teh.. semoga kedepannya enggak ada istilah "cuman jadi petani aja", sdm yang mumpuni, teknologi bagus dan dukungan pemerintah membuat pertanian Indonesia makin maju
ReplyDelete