Peran Ayah Dalam Perkembangan Anak

Ki-ka; Dude Herlino, Julie Widyawati, Naomi Soetikno

Bukan ibu saja yang berperan penting dalam menunjang perkembangan anak. Peran ayah sangat diperhitungkan. Mengingat pola asuh ayah yang berbeda dengan cara ibu, memberi warna tersendiri pada aktivitas anak.

Psikolog anak dan Dosen Universitas Tarumanegara, Naomi Soetikno pada acara talkshow sekaligus peluncuran popok Baby Happy produksi Wings Care di Kota Kasablanka Mall menjabarkan empat unsur peran ayah terhadap pertumbuhan anak.

Yaitu Structure, Warm, Accessibility dan Playing. Structure, menggambarkan bahwa seorang ayah harus mempunyai ketegasan dalam menerapkan peraturan dalam rumah tangga agar kuat arahnya. Sehingga anggota keluarga mempunyai pegangan dan acuan pasti dalam mengikuti “locomotif’ keluarga, yakni ayah yang bijaksana, tangguh dan tegas.

Sedangkan Warm, dideskripsikan Naomi sebagai sikap ayah yang tegas dan tangguh harus dibarengi dengan sikap hangat sang ayah. Sosok ayah dalam keluarga jangan ditakuti tapi disegani. Jadi, sosok ayah sebaiknya dekat dengan anak-anak. Bisa jadi tempat curhat atau bersenda gurau yang asyik.

Accessibility artinya, seorang ayah harus mudah diakses ketika dibutuhkan. Walau keberadaannya jauh, misalnya sedang bertugas di luar kota atau lembur, ketika anak membutuhkan untuk curhat, laporan sesuatu atau ingin mengungkapkan rasa kangen, ayah harus tetap bisa komunikasi. Baik dengan telepon atau video call.

Untuk Playing ketika anak bermain bersama ayah, cenderung mengasah logika dan merangsang kemampuan sosialisasi karena biasanya ayah mengajak bermain yang sifatnya menantang. Misalnya, main terjun dari beberapa bantal yang disusun di kasur, berkebun atau apa saja. Ayah harus memotivasi anak untuk bermain yang menantang. Gunanya bagi anak 0-2 tahun akan membantu perkembangan motoriknya dan bagi anak usia 2-5 tahun akan membantu perkembangan logikanya.

Naomi menambahkan, jika anak terlahir dari single parent tanpa ayah, sosok ayah harus tergantikan, misalnya dengan kakek, paman atau anggota keluarga laki-laki yang dekat di lingkungan rumah. 

Menurut Julie Widyawati, Marketing Manager Baby Happy, menjelaskan bahwa komunikasi dan kebersamaan antara anak dan ayah akan menyeimbangkan kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional karena anak merasakan dua pola asuh dari ibu dan ayah yang berbeda yang menyatu antara kelembutan dan ketegasan, perasaan dan logika.

Dalam acara peluncuran popok bayi Baby Happy ini, moment nya pas dengan tema talkshow yang berlangsung. Maka, Julie menambahkan bahwa aktivitas kebersamaan anak dan ayah bisa juga dilakukan dengan proses mengganti popok. Dengan cara ini pun tercipta bonding yang erat.

Dude Herlino

Dude Herlino, artis dan Brand Ambassador Baby Happy turut hadir menjadi narasumber acara talkshow ini pun berpendapat bahwa keluarga adalah utama. Dude setiap bangun tidur selalu melakukan aktivitas bersama anaknya. Main di kasur atau sarapan bersama sebelum berangkat kerja. Kebersamaan berkualitas juga diutamakan keluarga Dude dalam kesehariannya. Terutama pas hari libur, jika tak ada pekerjaan yang urgent Dude beserta anak istrinya memilih liburan bersama. Baik di rumah maupun ke luar. Dude selalu menyempatkan bermain dengan anaknya.

“Baby Happy membantu anak saya bergerak leluasa saat bermain dan kebersamaan bermain kami semakin asyik. Jika bermain bersama, anak saya terlihat ceria terus wajahnya.” Kata Dude.

Wings Care meluncurkan Popok Bayi Baby Happy yang mempunyai kemampuan menyerap lebih banyak sehingga aman dan teknologi double pressure nya membuat Baby Happy tetap tipis serta karet pinggang dengan perekat ultra sonic tak mudah melorot.

Untuk kampanye membiasakan kedekatan bersama ayah ini, dibalut dalam rangkaian acara di 5 kota yang diawali dari Jakarta lalu Medan, Bandung, Surabaya dan Makassar. Acaranya seru, mulai talkshow parenting, dancing with Dad, Baby Gym, Bazaar, Booth activity dan masih banyak lagi.