THR Jangan Dihabiskan - Dunia-Spasi

Thursday 14 July 2016

THR Jangan Dihabiskan


Tahun 2000 sampai 2013 saya selalu menerima THR (Tunjangan Hari Raya) dari kantor tempat saya bekerja. Kalau teman-teman suka menghabiskannya untuk belanja baju, kue dan sesuatu yang tak penting lainnya, saya merasa sayang jika dihabiskan dalam waktu singkat.

Apa lagi jika uang THR tersebut uangnya baru dan kelihatan ada gepoknya hehehe. Lalu, apa yang saya lakukan dengan uang THR tersebut? Karena saya punya manajemen keuangan sendiri, maka saya tak kesulitan mengelolanya jadi tak tarik menarik dengan kebutuhan memberi orang tua, memberi angpau ke saudara, beli keperluan lebaran untuk anak juga hidangan lebaran di rumah.

Setiap gaji yang saya terima, di luar pos pos wajib, saya menyisihkan untuk keperluan lebaran sampai pada hari H terkumpul lumayan dan mencukupi semua kebutuhan. Sehingga tidak mengganggu uang THR yang saya dapat ketika lebaran.

Uang THR saya gunakan untuk berinvestasi, bisa menabung dalam bentuk tabungan rencana, deposito berjangka atau membeli emas. Karena saya kurang suka perhiasan, saya lebih memilih menabung.

THR sangat mengandung makna dan sejarah, maka saya selalu ingin menggunakannya untuk sesuatu yang penting. Misalnya, menabung untuk menambah investasi, mempersiapkan pendidikan anak. Membayar asuransi sekaligus tahunan atau membeli sesuatu yang benar-benar dibutuhkan.

Tips mengelola uang THR:
  • Pisahkan gaji dan pemasukan dari sumber lain
  • Perbanyak pos untuk alokasi investasi
  • Tabungan jangka pendek
  • Sisakan untuk membayar asuransi tahunan

Jika dari uang gaji dan sumber pemasukan lain belum mencukupi, baru boleh mengambil dari pos THR. Bisa seperempat atau sepertiganya. Dengan catatan ini untuk tambahan saja. Bukan untuk biaya utama.

Hal ini dimaksudkan agar terbiasa setiap tahunnya. Tidak mengandalkan uang THR untuk keperluan yang wajib. Dengan demikian, setiap tahunnya selalu diupayakan tersedia untuk kebutuhan lebaran dari hasil menabung rutin.

Manajemen keuangan yang baik akan menyelamatkan uang THR atau Bonus tahunan yang didapat. Jika uang THR nyangkut ke hal-hal yang sifatnya tahan lama dan awet maka akan mendatangkan kepuasan dari hasil kerja keras di tempat kerja.

Bagaimana dengan yang tak mendapatkan THR? Seperti saya yang sekarang ini freelancer? Untuk freelancer harus memiliki pos dana yang ditabung sedikitnya setahun sebelumnya sebelum lebaran. Setiap dari penghasilannya, sisihkan untuk THR diri sendiri atau memberi komisi bagi asisten yang membantu kerja kita. Simpan dalam rekening tabungan yang tak bisa diambil. Anggap saja uang "hilang" dua minggu menjelang hari raya, baru cairkan tabungan tersebut. Akhirnya dapat juga kan THR? 


8 comments:

  1. Dulu saya termasuk yg boros teh. THR waktunya ngabisin duit alias kuras sampai habis. Wkwkwk. Tapi sekarang semakin bertambah usia rasanya lebih bisa menahan diri ngga boros.. xixi. Walau tetap boros...

    ReplyDelete
  2. THR ku selalu habis, dari pertama kali kerja sampai sekarang kalo dapat THR cuman di bagi 2 pos yaitu kasih ke nyokap dan bayar zakat atau sedekah. Trus habisssss ihik ihik ihik

    ReplyDelete
  3. huhuhuhuhuhu.. maunya gitu sih teh Ani. Tapi kenyataannya susah yah...

    ReplyDelete
  4. Aku untungnya wes bayar sekolah kebayang kalau belom kegondol semua ama malinge:(

    ReplyDelete
  5. Iya ya..freelancer justru harus ngasi THR jadi kudu pinter nyimpen

    ReplyDelete
  6. Meskipun saya bekerja, tetapi kayanya mulai dari sekarang mau menerapkan untuk menyisihkan sebagian gaji untuk THR. Hitung-hitung nabung juga kan yaa. Makasih tips-nya teh.

    www.talkativetya.com

    ReplyDelete
  7. Aku pun memberlakukan ya sebagai windfall profit.. Jadi lebih baik ditabung :)

    ReplyDelete

@templatesyard