Tahun 2000 sampai 2013
saya selalu menerima THR (Tunjangan Hari Raya) dari kantor tempat saya bekerja.
Kalau teman-teman suka menghabiskannya untuk belanja baju, kue dan sesuatu yang
tak penting lainnya, saya merasa sayang jika dihabiskan dalam waktu singkat.
Apa lagi jika uang THR
tersebut uangnya baru dan kelihatan ada gepoknya hehehe. Lalu, apa yang saya
lakukan dengan uang THR tersebut? Karena saya punya manajemen keuangan sendiri,
maka saya tak kesulitan mengelolanya jadi tak tarik menarik dengan kebutuhan
memberi orang tua, memberi angpau ke saudara, beli keperluan lebaran untuk anak
juga hidangan lebaran di rumah.
Setiap gaji yang saya
terima, di luar pos pos wajib, saya menyisihkan untuk keperluan lebaran sampai
pada hari H terkumpul lumayan dan mencukupi semua kebutuhan. Sehingga tidak
mengganggu uang THR yang saya dapat ketika lebaran.
Uang THR saya gunakan
untuk berinvestasi, bisa menabung dalam bentuk tabungan rencana, deposito
berjangka atau membeli emas. Karena saya kurang suka perhiasan, saya lebih
memilih menabung.
THR sangat mengandung
makna dan sejarah, maka saya selalu ingin menggunakannya untuk sesuatu yang
penting. Misalnya, menabung untuk menambah investasi, mempersiapkan pendidikan
anak. Membayar asuransi sekaligus tahunan atau membeli sesuatu yang benar-benar
dibutuhkan.
Tips mengelola uang
THR:
- Pisahkan gaji dan pemasukan dari sumber lain
- Perbanyak pos untuk alokasi investasi
- Tabungan jangka pendek
- Sisakan untuk membayar asuransi tahunan
Jika dari uang gaji dan
sumber pemasukan lain belum mencukupi, baru boleh mengambil dari pos THR. Bisa
seperempat atau sepertiganya. Dengan catatan ini untuk tambahan saja. Bukan
untuk biaya utama.
Hal ini dimaksudkan
agar terbiasa setiap tahunnya. Tidak mengandalkan uang THR untuk keperluan yang
wajib. Dengan demikian, setiap tahunnya selalu diupayakan tersedia untuk
kebutuhan lebaran dari hasil menabung rutin.
Bagaimana dengan yang tak mendapatkan THR? Seperti saya yang sekarang ini freelancer? Untuk freelancer harus memiliki pos dana yang ditabung sedikitnya setahun sebelumnya sebelum lebaran. Setiap dari penghasilannya, sisihkan untuk THR diri sendiri atau memberi komisi bagi asisten yang membantu kerja kita. Simpan dalam rekening tabungan yang tak bisa diambil. Anggap saja uang "hilang" dua minggu menjelang hari raya, baru cairkan tabungan tersebut. Akhirnya dapat juga kan THR?
Dulu saya termasuk yg boros teh. THR waktunya ngabisin duit alias kuras sampai habis. Wkwkwk. Tapi sekarang semakin bertambah usia rasanya lebih bisa menahan diri ngga boros.. xixi. Walau tetap boros...
ReplyDeleteHarus tepat yang teh mengelola uang THR
ReplyDeleteTHR ku selalu habis, dari pertama kali kerja sampai sekarang kalo dapat THR cuman di bagi 2 pos yaitu kasih ke nyokap dan bayar zakat atau sedekah. Trus habisssss ihik ihik ihik
ReplyDeletehuhuhuhuhuhu.. maunya gitu sih teh Ani. Tapi kenyataannya susah yah...
ReplyDeleteAku untungnya wes bayar sekolah kebayang kalau belom kegondol semua ama malinge:(
ReplyDeleteIya ya..freelancer justru harus ngasi THR jadi kudu pinter nyimpen
ReplyDeleteMeskipun saya bekerja, tetapi kayanya mulai dari sekarang mau menerapkan untuk menyisihkan sebagian gaji untuk THR. Hitung-hitung nabung juga kan yaa. Makasih tips-nya teh.
ReplyDeletewww.talkativetya.com
Aku pun memberlakukan ya sebagai windfall profit.. Jadi lebih baik ditabung :)
ReplyDelete