Safety Driving Bukan Hanya Untuk Slogan Tapi Dijalankan - Dunia-Spasi

Saturday, 28 May 2016

Safety Driving Bukan Hanya Untuk Slogan Tapi Dijalankan

Juhri Pulubuhu 
Safety Driving menjadi slogan keren di mana-mana tetapi jarang yang benar-benar menerapkannya. Faktornya, tidak mau ribet atau menganggap remeh semua aturan dan ketentuan aman berkendara. Karena sikap meremehkan ini, kecelakaan pun terjadi dan sesudahnya baru menyesal.

Sebulan lagi lebaran, musim mudik pasti lebih ramai, mengingat pendatang ke ibukota semakin bertambah dan yang pulang saat lebaran pun pasti akan membludak. Rata-rata mudik dipenuhi oleh pengguna kendaraan pribadi dan jalanan menjadi padat, rawan dengan gesekan dari kendaraan lain, belum lagi kalau ada yang ngerem mendadak, belum lagi banyak sepeda motor yang memuat lebih dari satu pembonceng dan barang bawaannya.

Menurut data WHO (World Health Organization) bahwa jumlah kematian di dunia sebanyak 48% dari 90% adalah karena kecelakaan kendaraan, korban berusia antara 15-44 Tahun dengan mayoritas laki-laki.
Sedangkan di Indonesia, menurut data dari Kepolisian Republik Indonesia, angka kecelakaan mencapai 100.000 kasus per tahun. Dengan berbagai akibat dari penyebab kecelakaan ini. Misalnya, pengendara bermotor, pejalan kaki dan pesepeda. Kalau hal ini tak dicegah, akan semakin banyak terjadi. Biasanya karena kekurang tahuan juga. Maka masyarakat perlu diedukasi dalam hal berkendara.

Edukasi tentang Safety Driving bisa dilakukan siapa saja dengan menggandeng pihak-pihak yang berkepentingan dengan memberikan materi yang sesuai untuk diterapkan oleh masyarakat. Salah satunya Mobil123.com yang mengadakan talkshow yang bertujuan untuk mengedukasi masyarakat terkait Safety Driving. Melalui Blogger dan Media yang akan menyebarkan informasinya ke khalayak umum.

Acara ini diadakan pada Tanggal 25 Mei 2016 di sebuah cafe di Jakarta, dengan narasumber kompeten Bapak Juhri Pulubuhu dari Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) yang kerap memberikan edukasi  dan tips tentang cara mengemudi yang aman di jalan raya.

Menurut Bapak Juhri, peraturan lalu lintas di luar negeri benar-benar ditegakkan dan pengendara harus mematuhinya, kalau tidak? Sanksi berat pun menunggu. Makanya di luar negeri terbilang tertib dan tak sebanyak di Indonesia angka kecelakaannya.

Peraturan lalu lintas sebenarnya bukan hanya untuk dipajang atau dibicarakan saja, tapi harus diaplikasikan dan benar-benar dipatuhi.

Indikator Safety Driving menurut Bapak Juhri adalah:

Mengerti, artinya pengendara harus paham rambu-rambu lalu lintas, paham bagaimana menjalankan kendaraan yang stabil di jalan pada saat jalanan lancar maupun macet, paham kapan harus ngerem, paham kapan harus menyalakan lampu sein atau hazard. Dan mengerti saat parkir kendaraan dengan posisi yang tepat.

Fokus, Tidak main handphone, tidak pecicilan, tidak mabuk dan tidak merokok. Jika ngantuk sebaiknya menepi dulu dan istirahat sesaat. Jika sudah segar, jalan kembali.

Tertib dan disiplin, artinya tahu bagaimana harus bersikap saat mengemudi. Tidak egois dan kebut-kebutan, tidak ngerem mendadak dan tidak main handphone saat mengemudi.

Empaty, artinya tidak ingin asal enak sendiri tanpa memedulikan pengendara lain di sekitarnya. Beri ruang untuk pengendara lain dan tidak mendahului atau belok tanpa memberi tanda lampu sein. Komunikasi saat berkendara dengan pengemudi lain melalui nyala lampu sein pun perlu diperhatikan dan ini sangat penting.

Selain untuk pengendara mobil, Bapak Juhri juga menekankan untuk pengendara sepeda motor untuk lebih fokus dan tidak lupa mengenakan helm. Walaupun satu motor bertiga dengan anak balita, anak balita pun wajib memakai helm.

Khusus untuk pengendara sepeda motor perempuan, harus lebih hati-hati juga karena perempuan cenderung kurang fokus. Ini penyebab rawan kecelakaan buat pengendara perempuan:

Mental eksklusivitas, karena merasa perempuan harus serba diistimewakan dan didahulukan. Makanya di jalan cenderung egois dan kebut-kebutan. Terus slow motion, perempuan merasa jalan pelan sudah aman, padahal tidak juga. Harus tetap stabil dan fokus. Ketiga, multitasking, gak selamanya multitasking itu bagus, banyak perempuan yang berkendara sambil dandan, teleponan atau menyisir rambut. Perilaku-perilaku inilah yang membahayakan dan mengantarkan pada kecelakaan.


Mulai sekarang, yuk kita ciptakan ketertiban di jalan raya, jangan sampai terjadi lagi banyak angka kecelakaan di tahun ini dan tahun-tahun berikutnya. Mari kita sama-sama sosialisasikan edukasi Safety Driving melalui berbagai cara.

4 comments:

  1. Aku paling sebel kalo ketemu di jalan, naik motor atau mobil mainan hape. Entah itu sms penting ,mending minggir dulu daripada mencelakakan orang lain, mba

    ReplyDelete
  2. saya pengguna roda dua, namanya keselamatan di jalan raya jakarta memprihatinkan.
    lampu merah diterobos, trotoar jadi jalan motor

    ReplyDelete
  3. Safety driving bisa dimulai dari diri kita sendiri. Meskipun kadang, walau kitanya sudah hati-hati, pengendara / pengguna jalan lainnya yang ceroboh, tetap saja bisa terjadi hal-hal yg tidak kita inginkan.

    ReplyDelete

@templatesyard