Siapa yang tak punya
kenangan dengan radio? Tak dimungkiri, radio adalah media yang masih keren buat
eksistensi walau platform musik digital bertebaran. Radio merupakan media yang
bisa menjadi teman dan mood booster kapanpun
dan di mana pun.
Radio akan hidup jika
kegiatan operasional lancar. Untuk memenuhi kebutuhan ini, biasanya datang dari
penghasilan iklan dan lain-lainnya. Maka dari itu, untuk membuat radio survive,
perlu pemasukan yang stabil untuk mendukung keberlangsungannya.
Pada 11 Desember 2017
lalu, saya berkesempatan mengikuti “Radio Day” di Ayana Mid Plaza Jakarta. Ada
37 radio di Jakarta yang tergabung dengan Persatuan Radio Siaran Swasta
Nasional Indonesia (PRSSNI) DKI Jakarta. Dalam Radio Day ini, ke-37 radio ini
memperkenalkan kembali media radio yang punya 8 segmen dan format sesuai
pendengarnya. Radio perempuan, anak muda, dewasa muda, dewasa, bisnis, berita,
dangdut dan etnik serta radio mass.
Bukti radio merupakan
media yang dapat menyesuaikan diri dalam setiap perkembangan zaman, GenZ dan
Millenials (39-40%) dapat mengakses radio melalui handphone dan perangkat
praktis lainnya yang mudah dibawa ke mana pun.
Bahkan menurut survei
Nielsen, komposisi pendengar radio di DKI Jakarta dan sekitarnya saat ini didominasi
oleh anak muda 56% dan 44% dewasa. Membuktikan anak muda masih suka ditemani
radio dalam aktivitasnya.
Sekarang radio sudah
beragam bentuknya. Tak selalu berbentuk radio transistor. Bisa berbentuk
speaker kecil, tabung, kotak dan bisa diunduh dalam aplikasi di smartphone. Menurut M.Rafiq, Ketua
PRSSNI. Menginformasikan bahwa setiap radio di Indonesia rata-rata sudah
mempunyai aplikasi sehingga mudah untuk mengaksesnya.
Wulan Guritno,
selebritis pendengar radio yang merasa bahwa radio telah membantunya dalam
mempromosikan karya dan eksistensinya merasa bahwa radio tak tergantikan
walaupun banyak platform musik bermunculan.
Menurut Wulan, radio
punya kedekatan emosional dan ada interaksi. Tak hanya menguntungkan pendengar
namun bisa menguntungkan sama-sama. Para penyiar radio saat ini banyak yang
melebarkan sayap, berkarir menjadi MC, Moderator dan anchor news di televisi.
“Para penyiar radio
yang berkarir di luar bidangnya, bisa punya banyak nilai plus karena kiprahnya
sebagai penyiar radio membuatnya terlatih berekspresi.” Kata Wulan.
Dan saya pribadi, tentu
saja punya banyak kenangan dengan radio. Mulai anak-anak hingga sekarang tak
lepas dari radio. Bahkan jika sedang naik kendaraan taksi atau taksi online,
saya selalu request untuk diputarkan radio. Selain menghilangkan rasa canggung
juga untuk menyegarkan mood. Jika di
kereta, tinggal pasang handsfree lalu
putar radio di smartphone.
Selain musik, banyak
informasi bermanfaat. Biasanya ada talkshow
dengan tema beragam. Biasanya dari talkshow
ini saya selalu dapat inspirasi untuk menulis.
Menggelitik sekali saat
ingat remaja dan zaman kuliah. Kerjaan saya saat itu rekam lagu-lagu favorit di
kaset pita melalui radio. Karena buat beli kaset asli mahal saat itu. Menurut
saya itu pekerjaan kreatif untuk anak muda dengan budget terbatas.
Radio juga menumbuhkan
kebersamaan dengan keluarga dan teman. Contohnya ketika ada cerita midnight horor kami berkumpul di satu
ruangan sambil sediakan cemilan lalu lampu dibuat redup dan mendengarkan cerita
sambil teriak ketakutan tapi seru. Enggagement
dengan keluarga tidak terasa indiviualis.
Kalau yang suka
kirim-kirim salam via radio dengan mengirimkan lagu favoritnya ini modus anak
muda di masa kejayaannya. Namun sekarang pun masih ada yang seperti itu. Ini
merupakan cara paling apresiasi dan cara paling membahagiakan setiap orang
karena merasa diperhatikan.
Radio masih menjadi
teman dengan segala keterikatan emosional yang membangkitkan kita untuk
melakukan sesuatu. Suara penyiar yang bersemangat, memberi masukan dan ngobrol
santai membuat mood bangkit.
Melalui Radio Day ini,
saya berharap eksistensi radio tetap hidup. Selain perlu perhatian dari
pemangku kepentingan, tidak ada salahnya juga buat semua radio untuk saling
berinovasi dan menumbuhkan karakter yang segar serta evaluasi berkala sehingga
ada nilai tambah yang terus meningkat dari kehadiran radio ini.
Kehadiran Radio gak bisa tergantikan walaupun zaman udah modern, pasti punya pengalaman seru saat dengerinnya.
ReplyDeleteYa ngalamin juga salah satu program radio yang ditunggu-tunggu tiap malam Jumat, serem tapi seru
Haa,ya bener ngalamin juga cerita serem tiap malam Jumat program yg ditunggu-tunggu
sebagai pendengar setia radio, sempat kaget pas 15 menit tidak mengudara :)
ReplyDeletebersyukur, hanya sementara he he he
ga bisa dibayangin deh aktivitas tanpa ditemani radio, secara dari zaman baheula radio itu udah jadi sahabat sehari-hari
Sampai sekarang aku masih dengerin radio. Jangan sampai radio musnah huhu. Banyak kali kenangan awak sama radio ini.
ReplyDeletezaman dulu banget ya suka kirim-kirim ucapan lewat radio, bahkan punya penyiar favorit kita.
ReplyDelete