MotoMobi, Diandra dan Fitra Eri |
Setiap tahunnya di dunia termasuk
di Indonesia, kematian usia produktif kian bertambah. Sebagian besar karena
kecelakaan pengendara sepeda motor. Kecelakaan tersebut melibatkan pengendara
berumur 15-24 tahun dengan jumlah 8.700 kejadian. Faktornya macam-macam, ada
yang disebabkan memang belum mahir, belum cukup usia karena labil di jalan dan
belum terlatih dalam mengoperasikan kendaraan.
Remaja sedang tinggi gengsinya
kadang tak peduli risiko yang dihadapi di jalan raya. Sendirinya sudah
hati-hati namun banyak faktor pengendara di jalan yang sering teledor jadi tak
bisa mengandalkan kemampuan diri, aware terhadap sekitarnya adalah lebih
penting juga.
Surat Izin Mengemudi (SIM) adalah
bekal yang kuat untuk siapapun dalam menghadapi segala suasana di jalan raya.
Karena jika sudah punya SIM, mau sepahit apapun keadaan terjadi, yang jelas
pengendara sudah semaksimal mungkin berusaha menjalankan kendaraan sesuai
aturan.
Melihat kondisi ini, Michelin
Indonesia berinisiatif untuk mengadakan pelatihan kemananan dan etika saat berkendara
melalui Michelin Safety Academy (MSA). Tahun ini adalah tahun ke empat MSA
diselenggarakan. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengedukasi kesadaran
berkendara untuk anak sekolah, khususnya pelajar SMA (Sekolah Menengah Atas)
yang sudah layak mendapatkan SIM.
AKBP Aldo Siahaan |
Michelin melibatkan 400 orang
siswa-siswi dari 10 sekolah di Jakarta, Tangerang, Bekasi dan Cilegon. Pada
konferensi pers yang diadakan di Restoran Meradelima pada 4 Oktober lalu, AKBP
Aldo Siahaan, S.IK, Kasi Kemitraan Subdit Dikmas Ditkamsel Korlantas Polri
memberikan materi tentang keamanan dan etika berkendara kepada para peserta
yang hadir.
Siswa-siswi SMA yang hadir pada
acara ini menyimak setiap paparan yang dikemukakan Pak Aldo Siahaan.
Menurutnya, kecelakaan lalulintas terjadi karena kondisi pengendara sendiri
yang mengalami, apakah tidak fokus, sudah berhati-hati dan sesuai prosedur tapi
pengendara lain yang teledor. Pak Aldo pun mengatakan bahwa seiring pertumbuhan
pengendara di jalan, kepadatan terjadi membuat pengendara baru bisa saja merasa
grogi atau tidak tahu bagaimana teknisnya melalui jalan yang dipenuhi
pengendara lain.
MSA didukung oleh Federasi
Otomotif Internasional yang diwakili Ikatan Motor Indonesia (IMI). Peserta
memperoleh materi tentang persiapan sebelum berkendara dari
instruktur-instruktur andal yang menjadi ikon besar di dunia otomotif. Instruktur
tersebut diantaranya melibatkan IMI Jakarta, Fitra Eri (Pembalap profesional
dan jurnalis otomotif), Diandra Gautama (Pembalap wanita di ajang lokal) dan
MotoMobi (Pengulas Otomotif).
Diandra Gautama, pembalap nasional |
Diandra Gautama sharing tips aman
berkendara di jalan. Menurutnya, jika anak muda ingin mengekspresikan diri
dalam berkendara, sebaiknya di sirkuit saja.
“Jangan berpikir bahwa di sirkuit
rawan kecelakaan justru di sirkuit adalah tempat teraman untuk mengekspresikan
para pengendara dibanding dilakukan di jalan raya yang banyak distraksinya.”
Ujar Diandra.
Frederick Muller dari Michelin |
Frederick Mueller III, Presiden
Direktur Michelin Indonesia mengatakan bahwa MSA sebagai salah satu bentuk
komitmen perusahaan dalam melakukan tanggung jawabnya kepada masyarakat untuk
memberikan edukasi saat berkendara. Di samping itu, Michelin juga mengeluarkan
produk ban berkualitas untuk mendukung keselamatan di jalan raya.
Dalam kesempatan yang sama, Pak
Hindro Surahmat, ATD, Direktur Jenderal Perhubungan Darat, Kementerian
Perhubungan menyatakan dukungannya juga, bahwa langkah yang dilakukan Michelin
Indonesia merupakan upaya dukungan kepada pemerintah dalam mempromosikan
buadaya berkendara yang baik dan aman bagi generasi muda Indonesia.
Peserta MSA diberi pelatihan di
Pusdik Lantas Polri Serpong, Tangerang pada 7 dan 14 Oktober 2017. Setelah
melalui pelatihan tersebut, peserta didik akan diberikan SIM A dan SIM C dengan
ikut ujian resmi pada Tanggal 14 Oktober 2017 di Satpas SIM, Daan Mogot,
Jakarta Barat.
Melihat inisiatif Michelin ini, saya pun setuju dengan
menggalakkan edukasi bagi anak muda untuk membudayakan berkendara yang aman dan
beretika, mengingat kebutuhan kendaraan bermotor semakin meningkat karena
efektivitas waktu dan ongkos perjalanan. Jika edukasi ini digencarkan,
kecelakaan pun dapat diminimalisir dengan baik.
Wa,kegiatannya bagus banget. Miris banget rasanya,setiap hari di daerah tempat aku tinggal sekarang,banyak ortu yg membebaskan anak2nya untuk berkendara sepeda motor. Keselnya itu selalu mainin gas :(
ReplyDelete"Remaja sedang tinggi gengsinya kadang tak peduli risiko yang dihadapi di jalan raya. Sendirinya sudah hati-hati namun banyak faktor pengendara di jalan yang sering teledor jadi tak bisa mengandalkan kemampuan diri, aware terhadap sekitarnya adalah lebih penting juga."
ReplyDeletenah ini kadang suka pengen ngegetok remaja yang ugal-ugalan kayak beberapa hari lalu ngalamin. bonceng tiga ga pake helm di jalan kecil malah ngebut. giliran jatuh atau celaka, bukan mereka yang repot, justru warga sekitar yang harus nolongin. juga orangtua yang kasihan
salut sama Michelin yang konsisten terhadap keselamatan pengendara di Tanah Air. semoga kampanye mereka diikuti banyak perusahaan besar lainnya untuk bersinergi dengan dishub, lantas, dan lainnya demi menekan angka kecelakaan
Semoga tidak hanya anak muda, yang sudah tua pun semakin memiliki kesadaran untuk berkendara yang baik. Tapi memang anak muda, emosinya masih kurang stabil. Jadi dalam berkendara pun terkadang kurang berhati-hati
ReplyDelete