Foto: Facebook Sahabat Kelapa Indonesia |
Masih ingat lagu Nyiur
Hijau Ciptaan Maladi? Betapa menggambarkan sebagian ikon Indonesia atas
kekayaan yang dimilikinya, yakni kelapa yang melimpah dan membawa keberkahan
bagi rakyatnya. Lalu ingat Tunas Kelapa? Lambang Pramuka sebagai simbol didikan
bagi generasi muda yang tangguh dan bercitra positif? Ini pun mengambil ikon
buah kelapa sebagai simbol dunia.
Kelapa yang yang
bermanfaat dari ujung atas hingga ujung bawah ini kini sedang menjadi primadona
kalangan asing mengingat produk dari kelapa bulat maupun turunannya menunjukkan
kualitas dan kegunaan yang baik untuk dikonsumsi maupun sebagai bahan komoditi
dan industri.
Tetapi mirisnya,
Indonesia sebagai penghasil kelapa terbesar dunia kini hanya tinggal kenangan.
Beberapa saat lalu banyak diberitakan di media-media bahwa Indonesia sudah
mulai mengimpor kelapa dari India, Malaysia, Thailand dan Filipina. Hal ini
dibenarkan oleh BPS (Badan Pusat Statistik) dan APCC (Asian and Pacific Coconut
Community) pada 2017.
Walaupun Indonesia
mengimpor hanya produk jadi dan turunannya tetapi hal ini perlu disikapi bahwa
sikap Indonesia mengimpor kelapa sangat mengejutkan dan miris. Sehingga berita
ini menggelitik beberapa pihak yang peduli akan kelangsungan nasib perkebunan kelapa
di Indonesia.
Oleh karena itu, pada
14 September 2017 diadakan Diskusi Nasional yang diselenggarakan Media
Perkebunan di Gedung C Kementerian Pertanian Jakarta. Mengambil tema
“Mengembalikan Kejayaan Kelapa Indonesia” dengan Narasumber Ir. Bambang, MM( Direktur Jenderal Perkebunan) Bapak
Dr. Ismail Maskromo (Kepala Balit Palma, Badan Litbang Pertanian) Prof. Nelson
Pomalingo (Bupati Gorontalo) dan Bapak H.Muhammad Wardan (Bupati Indragiri
Hilir Riau) dan Bapak Mawardi Simpala (Ketua Sahabat Kelapa).
Bahasan
yang diulas mencakup solusi dan pemecahan akar permasalahan mengapa kelapa
Indonesia kian hari kian berkurang komoditinya?
Pak
Bambang mengemukakan bahwa komoditas kelapa membutuhkan perhatian serius.
Permasalahan utama yang dihadapi adalah dari 3,6 juta hektar mayoritas
tanamannya sudah tua sehingga produktivitas menurun, masalah yang kedua adalah
kurangnya bibit unggul dan penyempitan lahan.
Pada
2017 ini, pemerintah mengalokasikan 12 ribu benih untuk dibudidayakan. Serta
terus melakukan identifikasi terhadap berbagai potensi kelapa di Indonesia.
Namun, menurut Pak Bambang, persoalan kelapa ini bukan semata-mata tanggung
jawab pemerintah saja. Penduduk pun harus ikut berpartisipasi dan terlibat
dalam memajukan kebun kelapa Indonesia.
Mengingat
kebun kelapa didominasi oleh perkebunan milik rakyat, selayaknya para petani
kelapa ikut memikirkan solusinya agar kelapa Indonesia menghasilkan produk
unggul dan mampu memproduksi bibit-bibit berkualitas.
Untuk
memperkuat hasil dari para petani kelapa yang visinya adalah ekonomi
kerakyatan, diperlukan kelembagaan petani kelapa di setiap daerah dan hal ini
belum terbentuk hingga sekarang.
Hal
ini disikapi oleh Bupati Gorontalo, Bapak Nelson yang hadir dalam diskusi
nasional ini. Menurutnya, selayaknya bukan hanya pemerintah dan organisasi saja
yang semangat dalam membangkitkan produksi kelapa ini. Tapi pemerintah daerah
pun harus mampu menggerakkan masyarakatnya agar berbuat sesuatu untuk
membudidayakan kebun kelapa dengan kualitas tinggi bahkan bernilai ekspor.
Bapak
Nelson sudah berencana membentuk wadahnya yang akan diberi nama Koalisi
Pemerintah Daerah Penghasil Kelapa.
Bapak
Ismail pun berpendapat bahwa solusi membangkitkan kembali kejayaan kelapa
Indonesia bisa melalui tiga cara, yakni Peremajaan dan Rehabilitasi, Bibit
Unggul dan Perluasan Lahan. Dalam hal ini, diperlukan kerjasama dengan beberapa
pihak terkait agar berjalan lancar.
“Memperluas
lahan tak hanya perlu ruang khusus, bisa mengambil posisi pada perkebunan kakao
sebagai naungan dan ini dapat memenuhi target perkebunan kelapa seluar 5 Juta
Hektar.” Kata Pak Bambang.
Sebagai
titik balik dari upaya mengembalikan kejayaan kelapa Indonesia, pada 9-11
September lalu, terselenggara dengan sukses Festival Kelapa Internasional yang
dihadiri beberapa pihak dari nasional maupun internasional. Menurut Bapak
Mawardi Simpala, hal ini menunjukkan bukti geliatnya bahwa kelapa Indonesia
segera bangkit dengan melakukan berbagai pembenahan.
Kelapa
Indonesia harus dibangkitkan kembali untuk memperkuat ekonomi Indonesia dan
Indonesia. Diharapkan Indonesia tidak kalah dengan negara bukan penghasil
kelapa namun mereka bisa maju dengan produksi kelapa dan turunannya. Karena
negara seperti Thailand yang mengimpor kelapa bulat dari Indonesia lalu
mengolahnya dan mengekspor kembali produksinya ke Indonesia, sungguh ini miris.
Indonesia
jangan hanya menjadi pengekspor bahan baku saja tapi harus menjadi pengolah
juga yang dapat dipasarkan ke lokal maupun internasional.
Kesimpulan
dari hasil diskusi nasional ini adalah penting bagi pemerintah dan masyarakat
bekerja sama dalam memajukan kembali kelapa Indonesia dengan melakukan
peremajaan, rehabilitas, pembibitan unggul dan perluasan lahan. Di samping itu,
penting juga sinergi dengan industri. Karena perkebunan erat kaitannya dengan
industri.
Bahkan
kelapa yang bermanfaat selain untuk produk makanan juga bermanfaat untuk
pembuatan produk rumah tangga dan kerajinan bernilai ekonomi tinggi.
Sudah
banyak bukti bahwa dari luar buahnya yang dapat dimakan, batok, sabut, batang
dan pelepah daun kelapa bisa berdaya guna untuk kebutuhan peralatan rumah
tangga seperti membuat sapu lidi dari pelepah daunnya, membuat briket arang
serta interior dinding dan lantai dari batok kelapa yang diolah bahkan
batangnya yang kokoh menjadi bahan berkualitas untuk bangunan. Jadi, potensi
kelapa sangat luas, para petani pun tidak hanya mengandalkan penjualan buah bulatnya
saja. Hal ini berkaitan erat dengan kerjasama bersama industri.
Semoga
kejayaan kelapa dapat bangkit dengan cepat dan kelembagaan petani kelapa di
setiap daerah segera diperkuat agar para petani mempunyai wadah untuk saling
berbagi solusi.
siar siur daunnya melambai...
ReplyDeleteingat banget lagu itu teh..
jaman dulu ada usaha meningkatkan produksi kelapa dengan kelapa hibrida, apakah hasilnya sudah tak sebanyak dulu lagi?
mudah2an ada solusi supaya nyiur hijau tetap melambai
Kelapa, buah yang banyak banget manfaatnya. Sebagai makanan hingga produk rumah tangga, bisa didapatkan dari kelapa. Moga kelapa Indonesia biaa berjaya lagi yaa. Amiiin :)
ReplyDelete