Agnes Davonar, Bunga Citra Lestari, Joe Taslim |
Sebuah karya yang
konsisten dari Agnes Davonar. Sejak tahun lalu, saya sudah membaca Surat Kecil
Untuk Tuhan dalam format Novel dengan tema kisah anak jalanan dengan romantika
kehidupannya yang berliku, penuh tantangan dan menuai risiko.
Untuk cerita lengkapnya
ada di http://duniaspasi.blogspot.co.id/2016/07/surat-kecil-untuk-tuhan.html
karya “Surat Kecil untuk Tuhan” dibuat Agnes setahun sekali dengan tema
berbeda, seperti setahun sebelumnya, Surat Kecil Untuk Tuhan bertema perempuan
pengidap kanker yang tangguh. Menurut Agnes, setahun sekali tema-tema baru akan
diluncurkan.
Surat Kecil Untuk Tuhan
yang mengisahkan anak jalanan Anton dan Angel ini berhasil di-film-kan dan
merebut hati penonton sampai berurai air mata. Walau tak diniatkan untuk
nangis, ketika membaca novelnya atau menonton filmnya, pasti nangis. Sebab
selain ceritanya sesuai realita dan sangat menyentuh, ditambah akting para
pemain yang sangat total.
Sedangkan Joe Taslim
sendiri, merasa menjiwai ketika memerankan Martin. Kesdihan yang diperankan
sangat dirasakan,mengingat Joe pernah mengalami kekurangan di masa kecilnya.
“Kalau dibilang
menyentuh, sebenarnya novelnya saja sudah sangat epic apa lagi di film ini banyak adu akting yang semakin menjadikan
cerita ini lebih hidup. Saya sendiri terbawa emosi dengan kondisi yang ada di
film yersebut.” Kata Joe Taslim.
Agnes Davonar juga
menjelaskan bahwa dirinya terinspirasi dari lingkungan yang ia hadapi di daerah
Grogol Jakarta Barat, saat pergi ke kampusnya setiap hari, selalu melihat
pemandangan anak jalanan yang hilir mudik sambil beraktivitas macam-macam.
Alur cerita yang
membahas proses hukum juga terinspirasi dari latar belakang pendidikan Agnes
yang mengambil Hukum. Jadi, ada korelasinya dan Agnes ingin mengangkat tentang
hukum yang sebenarnya agar masyarakat juga setidaknya melek hukum dari menonton film ini.
Film Surat Kecil Untuk
Tuhan dengan tema anak jalanan ini, mengambil lokasi di Indonesia dan
Australia.
Nobar SKUT |
Meet n greet and book signing, Photo By Falcon Publishing |
Saya mengambil banyak
pesan moral dari film ini, selain harus benar-benar menjaga generasi muda,
masih menjadi PR juga buat bangsa Indonesia, tentang anak-anak yang masih
terbunuh hak-haknya. Hidup di jalanan yang rawan dan suram sungguh memerlukan
perhatian agar para generasi muda selamat dan terlindungi.
Novel yang digarap
Falcon Publishing dan Film nya yang digarap Falcon Pictures, pantas diangkat
dan menstimulasi semua pihak untuk sama-sama bergerak dalam mengentaskan
kemiskinan yang membawa banyak risiko terutama untuk generasi penerus.
Jika nonton film ini, sedia
tisue yang banyak atau kuatkan hati kalau tidak ingin menangis. Selamat
menonton di bioskop-bioskop terdekat.
Saya sudah menonton. Dari film ini yg paling sedih adalah soal penjualan organ tubuh anak-anak jalanan teh.
ReplyDeleteKemaren liat trailernya dan pengeeen banget nonton.
ReplyDeleteWah ketawan nih, teh Ani menonton sambil meneteskan air mata. Emang filmnya mellow banget.
ReplyDeletejadi penasaran pengen nonton kalo libur
ReplyDeleteapalagi, penulisnya AD, blogger ngehit di Kompasiana :)
SUrat kecil untuk Tuhan yang mengangkat kisah gadis pengidap kanker, belum lama ini lihat tayang di TV. APiik banget ceritanya.
ReplyDeleteDan ternyata, SKUT ini rilis tiap tahun dengan kisah yang berbeda - beda ya Mbak. Kereeennn banget itu