THE PROFESIONALS

Saya suka sekali nonton Film Action, dari mulai film-film nya Jean Claude Van Damme, Bruce Willis, Arnold Swarchzenegger dan lain-lain. Untuk film Indonesia, ada beberapa fil action yang memikat saya tapi itu dulu, zamannya Barry Prima hehehe.

Di tengah kerinduan saya terhadap film action Indonesia yang bikin greget, bagai dayung bersambut, 9 Desember 2016 lalu, saya mendapat undangan Press Screening Film The Profesionals dari MNC Pictures.

Film karya Affandi Abdul Rachman ini membuat saya lepas kontrol saat film habis, saya spontan berdiri dan tepuk tangan. Tak pernah saya bersikap seperti itu ketika nonton film sebagus apa pun. Bukan lebay, itu karena saya surprise saja melihat Film Indonesia terlihat profesional sesuai judulnya. Penyegaran banget di samping banyak film alay dan mainstream yang terpatok percintaan, kekayaan dan mistis yang sedang marak.

SINOPSIS

Abi (Fachri Albar) dipenjara dan kehilangan segalanya, mulai harta, keluarga dan nama baik, ini karena dikhianati sahabat sekaligus rekan bisnisnya Reza (Arifin Putra). Perusahaan yang menjadi rebutan tersebut adalah Trimitra yang dikelola bertiga bersama Nicole (Imelda Therinne) saat Abi dipenjara, Reza membesarkan Trimitra dengan cara tidak wajar dan merugikan banyak pihak. Licik dan membuat orang lain tak berkutik.

Sekeluarnya Abi dari penjara, Abi membuat perhitungan dan membuat strategi untuk merebut kembali perusahaan yang telah dirintisnya dengan mengajak beberapa korban kelicikan Reza. Abi yang tak punya apa-apa lagi, merasa perlu bantuan banyak pihak dengan keahian yang berbeda-beda untuk menghancurkan Reza.

Cokro (Lukman Sardi) pengusaha yang perusahaannya diambil Reza, Joe (Richard Kyle) anak David, David perusahaannya diambil Reza juga. David terpuruk sampai meninggal, Ferry (Cornelio Sunny) hacker yang dikhianati Reza dengan mengambil presentasinya sekaligus menghasut sahabatnya Danny (Ramon Tungka) dan sistem yang dimilikinya digunakan dengan berbagai modifikasi. Ferry merasa dirugikan karena ia ditendang dan tak mendapatkan apapun. Sophie (Melayu Nichole) driver profesional yang akan terlibat dalam operasi tim Abi.

Satu tim tersebut menjalankan tugasnya sesuai keahliannya. Tak jarang saat melakukan tugas, mereka melakukan adegan-adegan berbahaya dan risikonya nyawa. Seperti adegan action sambil kejar-kejaran di kendaraan dan melompat dari atas gedung bertingkat. Beberapa kali pertemuan Abi dan Reza, Reza mengendus gelagat Abi yang ingin menjatuhkannya. Hingga meningkatkan pengamanan ketat di kantor dan area rahasia penyimpan Dongle yang menjadi pembuka semua area rahasia dan data penting.

Apakah Dongle berhasil didapatkan Abi? Bagaimana nasib perusahaan Trimitra selanjutnya? Tonton saja mulai 22 Desember 2016 di bioskop terdekat.

RESENSI

Film dengan adegan demi adegan yang membuat tegang dan deg-degan ini tidak mudah ditebak. Apa yang saya pikirkan di awal film, tidak terjadi dan para pemain all out tidak nampak grogi atau kaku baik ketika adegan berkelahi atau melewati medan-medan berbahaya. Semua terlihat natural dan nyata. Bahkan adegan lompat Abi dari atas gedung itu betulan, tidak memakai stuntmant atau peran pengganti.

Gabungan antara aksi laga dan teknik coding serta perencanaan strategi yang dilakukan tim Abi membuat decak kagum. Ini bukan sekadar film action tapi ada pemikiran-pemikiran yang didalami dan mengalahkan lawan tak hanya dengan kekuatan fisik dan keberanian tetapi ada perencanaan matang, dukungan solid dan kekompakan.

Menurut Sutradara, Affandi Abdul Rahman, semua pemain belajar keahlian yang diperankannya sampai benar-benar menguasai. Misalnya latihan laga dan bagi Melayu Nichole, Ia mengaku bahwa urusan menyetir mobil baru belajar. Wah salut ya? Padahal kebut-kebutannya seperti sudah biasa.

Ada pesan moral dalam film ini, terutama tentang jalinan persahabatan. Mengingatkan bahwa sikap terhadap sahabat tidak perlu berlebihan dan tidak perlu semua diungkapkan. Karena istilah “pagar makan tanaman” itu terjadi.

Penjiwaan karakter yang sepenuh hati dari setiap pemain membuat saya tak mengenal mereka sebagai figur aslinya. Keren!