![]() |
Prof. Paulina |
Jakarta, 24 Maret 2015
– Dua narasumber Dr. Antar Merau Tugus Sianturi dan Prof. Paulina
G.Padmohoedojo, hadir memberikan materi padat di workshop upaya pencegahan
penyalahgunaan narkoba, diselenggarakan di Wisma Tanah Air Jakarta Timur.
Dampak penyalahgunaan
narkoba yang semakin darurat, seiring maraknya pengedar dengan jaringan
internasional yang menganggap Indonesia adalah lahan empuk bagi mereka. Secara
geografis dan lingkungan, memberikan kemulusan peredaran narkoba yang
disalahgunakan oleh sebagian masyarakat Indonesia. Terutama generasi muda.
Darah-darah muda yang masih labil, masih mudah dipengaruhi dan belum mampu
memberi filter terhadap budaya negatif, membuat tantangan semakin tinggi bagi
para orangtua untuk menjaganya supaya tidak terjerumus.
![]() |
Dr. Antar Merau Tugus Sianturi |
Dr.Antar Merau
memberikan penjelasan bahwa untuk mencegah penyalahgunaan narkoba tak
semata-mata tanggung jawab pemerintah saja. Selain melibatkan pemangku
kepentingan yang ada hubungannya dengan masalah ini, perlu melibatkan
masyarakat luas dalam implementasinya. Sebagai acuan, mengambil dasar dari
standar program UNODC ( United Nations Office on Drugs and Crime ) dengan
menyasar 5 kelompok target intervensi, mulai dari keluarga termasuk ibu hamil,
sekolahan, tempat kerja. Juga dikelompokkan berdasarkan umur.
Tujuan dari intervensi
kepada masyarakat ini, sebagai upaya pencegahan dengan melibatkan orang-orang
terdekat dan lingkungan. Bahwa bimbingan dan perhatian keluarga di rumah
terbukti mempunyai pengaruh besar untuk mencegah terjerumusnya anak-anak untuk
memakai obat-obatan terlarang. Dengan pola asuh yang baik, menerapkan pola
hidup sehat dan memberikan bimbingan untuk berkarya, sangat ampuh untuk
menghindari pemakaian narkoba.
Prof. Paulina
menambahkan, menurut beliau, strategi pencegahan berbasis masyarakat akan lebih
efektif, mengingat kehidupan generasi muda kian digerogoti narkoba secara
perlahan tapi pasti. Sebut saja data pada Tahun 2008 jumlah pengguna dari 1,99%
meningkat di Tahun 2013 menjadi 2,56%. Menurut
laporan UNODC, Indonesia menduduki ranking pertama jumlah tersangka Narkoba di
ASEAN. Penyebabnya selain jaringan sindikat pengedar narkoba internasional yang
marak, ditambah peningkatan produksi ecstasy dan shabu yang meningkat, serta
kultivasi ganja yang sama meningkat.
Tiga komponen utama
dalam pencegahan penyalahgunaan narkoba, yang terdiri dari, penurunan supply,
penurunan permintaan dan mengurangi dampak buruk pada kesehatan dan sosial.
Bisa dilakukan pengawasan bersama dengan bekerjasama dengan aparat kepolisian,
sedangkan penurunan permintaan, dilakukan pencegahan dengan memberdayakan
pengetahuan masyarakat akan narkoba. Jika sudah terjadi penyalahgunaan, lakukan
terapi sesegera mungkin dan terakhir, lakukan rehabilitasi terhadap pecandu.
Sehingga generasi muda terselamatkan.
![]() |
Libatkan seluruh komponen masyarakat |
Dalam mengatasi masalah
ini, tak bisa dilakukan sendirian, “Semua komponen masyarakat patut dilibatkan
dan lingkungan sekitarnya mencakup kampung-kampung terdekat harus diedukasi
secara keseluruhan.” Kata Prof. Paulina.
Langkah paling efektif
adalah koordinasi dan pengorganisasian di masyarakat yang diajak untuk
sosialisasi pencegahan penyalahgunaan narkoba. Misalnya, melalui kegiatan PKK,
di Posyandu atau Karang Taruna. Dengan merangkul seluruh komponen masyarakat
untuk ikut menjadi subjek dalam implementasinya. Masyarakat tak hanya menjadi
objek. Jadi, semuanya ikut andil. Baik dalam pengumpulan data, melakukan
tindakan pengawasan, pelaporan dan terapi.
Selain pencegahan
secara teknis, perlu juga dilakukan pencegahan melalui pesan-pesan positif yang
ditampilkan, baik secara lisan maupun tulisan. Selain itu, saat melakukan
sosialisasi tak hanya membahas tentang narkoba nya saja, asupan rohani,
pendidikan sosial dan etika perlu dibahas. Ada baiknya lagi, masyarakat diberikan
keahlian dan keterampilan khusus agar dapat menciptakan lapangan pekerjaan
dalam lingkungannya. Perlu diketahui, bahwa penyebab penyalahgunaan narkoba,
salah satunya akibat dari pengangguran tinggi.
Say no to narkoba...
ReplyDeleteSay Yes to healthy life :D
Deletebeberapa hari ini juga sering lihat liputan tentang narkoba,kerugian materinya hampir 5, triliun,kerugian sosialnya 6 triliun..ngeri ya mbak :(
ReplyDeleteJadi inget,dulu waktu ngajar BK,materi wajib setiap semester itu pengetahuan dan sosialisasi tentang zat adiktif dll...makasih sharingnya mbak^^
Iya Mba, sekarang sedang darurat narkoba, semua lapisan masyarakat harus bergerak :D
DeleteParah memang, sudah sangat mengkhawatirkan. Tak salah jika ditetapkan darurat narkoba. Seperti fenomena gunung es. Terlihat di permukaan saja udah mengkhawatirkan, di bawah permukaan alias data2 yg tak terungkap lebih mengerikan lagiii. Adikku jadi korban "ganas"nya kecanduan narkoba :(
ReplyDeleteYuk kita sama2 jaga anak2, saudara kita dari bahaya penyalahgunaan ini Mba :)
Delete