Berwisata tak harus ke tempat
yang terkenal dan banyak dibicarakan orang. Karena banyak hal menarik yang tak
ter-ekspos di area wisata yang belum terjamah publik. Jika saya wisata, selalu
mempunyai tujuan ingin mengenal hal baru beserta hal menarik yang bisa
menyenangkan hati dan akan terkenang sampai kapanpun. Syukur-syukur bisa balik
lagi ke tempat yang kita kunjungi tersebut.
Seperti saat saya dan teman-teman
berwisata ke Gunungkidul, Sebelah Tenggara Yogyakarta terkenal sebagai daerah gersang karena sebagian besar permukaan
tanahnya berkapur. Otomatis daerah ini menjadi kekurangan air. Jangankan untuk
mengairi pesawahan dan ladang. Untuk keperluan sehari-haripun masyarakatnya
kesusahan. Bahkan harus rela mengangkut air dari sungai yang jaraknya ratusan
meter dari rumahnya.
Musisi Dari Desa Wonosari Gunungkidul |
Tarian khas Gunungkidul |
Perekonomian Masyarakat Desa
Gunungkidul akhirnya tak dapat megandalkan sektor pertanian karena tekstur
tanahnya yang gersang. Pada sektor pariwisatalah mereka menggantungkan harapan
kelangsungan hidupnya.
Saya tidak menyangka sama sekali
bahwa Desa Gunungkidul menyimpan sejuta pesona dan budaya yang ber-etika
tinggi. Berikut pesona Gunungkidul yang telah saya nikmati :
Gerbang masuk Desa Bobung |
Geliat Masyarakat Desa Bobung |
Lokasi pengrajin Topeng Kayu di Desa Bobung Gunungkidul.
Disini, mayoritas masyarakatnya
bekerja di rumah masing-masing, mulai dari anak-anak sampai yang berusia lanjut
mengerjakan pekerjaan membuat topeng kayu. Jika sudah selesai baru disetor ke
pabrik untuk finishing dan dipasarkan. Geliat semangat mereka sangat memberi
efek aura positif bagi siapapun yang berkunjung kesini. Masing-masing punya
keterampilan mengukir dan membuat banyak model topeng serta kerajinan kayu
lainnya. Hasil karya mereka sudah merambah ekspor ke luar negeri.
Meskipun bahan dasar kerajinan
berasal dari kayu, otomatis akan banyak pohon ditebang untuk keperluan bahan
baku, jadi Masyarakat Desa Bobung menerapkan kebijakan bahwa setiap warga yang
telah menebang satu pohon, harus menanam 10 pohon setelah menebang. Dan ini
adalah wajib. Jika tidak, akan dikenakan sanksi oleh masyarakat disekitar sana.
Ini demi keseimbangan alam dan mencegah bertambahnya kegersangan.
Sejarahnya, daerah ini menjadi
penghasil kerajinan topeng kayu karena leluhurnya adalah para Penari Topeng
Panji yang ada hubungannya dengan Tari Topeng Cirebon Jawa Barat. Hasil karya
Topeng Kayu Bobung ini sudah dikenal luas dan Bobung sudah menjadi destinasi
wisata yang layak dikunjungi karena didalamnya begitu banyak karya yang harus
kita bantu untuk melestarikannya. Dan ada folosofi bermanfaat ketika menerapkan
kebijakan menebang satu pohon, harus menanam 10 pohon, hal ini patut jadi
inspirasi bagi daerah lainnya.
Kuliner Khas Desa Gunungkidul
Kekeringan yang menyelimuti tanah
Gunungkidul tak membuat masyarakatnya menyerah untuk maju, ini adalah inspirasi
lagi bagi saya atau siapapun yang berkunjung kesini. Karena mereka pantang
menyerah pada keadaan dibuktikan dengan memutar otak mengolah sumber bahan
pangan yang tumbuh subur tanpa memerlukan banyak air. Akhirnya membudidayakan
Ubi Jalar dan Ketela pohon. Menjadi olahan makanan khas yang tak kalah gizinya
dengan makanan lain. Seperti Ubi jalar ungu yang dibuat kripik, bolu kukus dan
Es Krim. Juga ketela pohon dibuat Thiwul dan Gathot. Yang akhirnya menjadi
industri makanan khas Gunungkidul, setiap wisatawan pasti mencari makanan ini
jika berkunjung ke Gunungkidul. Thiwul dan Gathot yang diolah dengan berbagai tahapan, perebusan,
pemotongan dan pengukusan, dalam kedua makanan ini, Gahtot mempunyai kandungan
protein yang lebih banyak dari hasil fermentasi yang dilakukan. Jika berkunjung
ke Gunungkidul, dapat mengunjungi pabrik Thiwul dan Gathot yang sudah terkenal
yaitu, Pabrik Yu Tum. Disana kita dapat melihat proses pembuatan Thiwul dan
Gathot dari awal sampai akhir.
Mengintip pembuatan Thiwul di Dapur Yu Tum |
Proses Memasak Thiwul |
Ini dia Thiwul lezat khas Gunungkidul |
Belalang Goreng dalam kemasan |
Bolu kukus Ketela Rambat Ungu |
Makanan khas Gunungkidul yang
lebih menarik dan unik lagi adalah Walang Goreng, Keadaan Gunungkidul berpuluh
tahun silam yang kekurangan bahan pangan membuat masyarakat berpikir keras,
sampai akhirnya memanfaatkan belalang yang berkeliaran di pohon-pohon. Menurut
Prof. Ahmad Sulaiman, kandungan gizi
yang ada pada Belalang proteinnya setara dengan protein yang ada pada Daging
Sapi. Saya sudah mencoba Walang Goreng ini, rasanya gurih dan aroma daun-daun
yang dimakan belalang ini agak terasa. Dan Belalang goreng pun kini sudah menjadi
sumber potensi makanan khas Gunungkidul.
Pantai Indrayanti
Pantai Indrayanti adalah salah
satu pantai di Gunungkidul yang saya kunjungi. Tempatnya masih sepi dan belum
terjamah orang banyak. Menurut beberapa masyarakat disana, pantai ini
dinamanakn Pantai Indrayanti karena masih dikelola oleh masyarakat setempat dan
belum ada ikut campur pemerintah dalam menjadikan pantai tersebut sebagai
destinasi wisata publik. Maka beberapa warga berinisiatif untuk mengelolanya
secara swadaya. Baik dalam menyediakan area parkir, penginapan dan fasilitas
lainnya untuk keperluan wisatawan yang datang. Nama Indrayanti sendiri adalah
salah satu pengelola akomodasi yang ada di Pantai tersebut.
Pantai Indrayanti |
Menikmati sore di Pantai Indrayanti |
Pantai Indrayanti cocok sekali
menjadi tempat untuk menikmati sore dengan Sunset yang cantik dan menikmati
ombaknya yang tenang. Pokoknya, tak kalah dengan pantai-pantai yang selama ini
banyak dibicarakan.
Kesimpulannya, Gunungkidul yang
selama ini banyak dipandang sebelah mata, ternyata setelah saya saksikan dengan
mata kepala sendiri keunikan dan pesonanya, begitu menuai rindu untuk kembali
kesana, pengalaman berinteraksi dengan warganya yang santun, sikap pekerja
keras yang ulet dan selalu dijadikan prinsip dalam mengelola kekurangan menjadi
sebuah potensi. Baik dalam kehidupannya maupun potensi wisatanya. Dari sini
saya tak hanya memperoleh nikmat keindahan alam dan karya seninya tetapi lebih
dari itu. Yaitu prinsip pekerja keras dan tetap bergerak maju walau dalam
kondisi penuh keterbatasan daerahnya.
Perjalanan dari Yogyakarta ke Gunungkidul
memakan waktu lebih kurang 2 Jam perjalanan dengan kendaraan bermotor.
ini daerahku lho yang mau di temani keliling pante wediombo 083840574544
ReplyDelete