Sebagian Siswa Siswi SMP Terbuka Diponegoro |
Senin pagi, pukul 07.00 begitu terlihat geliat semangat siswa-siswi
berseragam putih biru yang lalu lalang di pekarangan kelas yang berjejer empat
baris. Sebagian ada yang menyapu dan mengepel lantai kelas serta me-lap meja
dan kursi di dalam kelas tersebut.
Kesibukan mereka di pagi
hari itu tak terlihat sebuah keterpaksaan, pancaran tulus nampak dari raut-raut
wajah penuh semangat itu. “Selamat pagi bu.” Sapa mereka ramah tersenyum menuju
saya yang baru hadir di sana. Satu per satu menyalami sambil mencium tangan.
Ya, di sanalah SMP Terbuka
Diponegoro. Sebuah SMP terbuka bagi para siswa siswi yang tak tertampung di SMP
Ibnu Sina yang terletak di daerah Jombang – Ciputat- Tangerang Selatan. Sekitar
300 meter dari Stasiun Sudimara dan 200 meter dari Pasar Jombang Ciputat.
Sekolah ini meng-induk ke
SMP Negeri 1 Tangerang Selatan Serpong – Tangerang Selatan. Jika ujian, akan di
laksanakan di sana.
SMP Terbuka Diponegoro,
walaupun tak mengikat untuk datang setiap hari, tetapi semua siswa di sini
rutin hadir setiap hari, belajar mulai pukul 07.30 pagi sampai 12.00 siang.
Para guru di SMP ini semuanya guru sukarelawan yang berasal dari daerah
sekitarnya. Semua siswa memperoleh pelajaran yang sama kurikulumnya dengan
pelajar SMP pada umumnya.
Kenapa saya bisa sampai di
SMP Negeri Terbuka Diponegoro? Saya di mintai tolong mengajarkan cara membuat dan
menulis blog oleh Pak Dedi Ekadibrata, salah satu pendiri sekolahan tersebut.
Berawal dari obrolan tentang blog di sebuah acara organisasi. Maka tanpa pikir
panjang, saya langsung menyetujuinya. Karena saya mengajar hanya setiap Hari
Senin dari pukul 07.30 sampai 08.30. Ini berarti jam sebelum aktivitas saya
bekerja.
Berbekal pengalaman dalam
menulis blog selama 5 tahun, tentu saja masih banyak hal yang belum memadai
dalam penguasaan menulis blog saya sampai tingkat yang benar-benar sempurna.
Tetapi saya punya keyakinan dan di niatkan ingin berbagi apa yang mampu saya
berikan dalam membagi ilmu tentang menulis blog.
Akhirnya jadilah saya
pertama kalinya mengajar anak kelas 8 di SMP Terbuka Diponegoro. Mulai mengajar
pada Tanggal 14 Januari 2013. Memberi teori sekaligus praktek dasar membuat
blog.
Saya benar-benar takjub
dengan para siswa di sana, mereka antusias, bersemangat dan sangat tertarik
untuk belajar dan ingin mengetahui lebih jauh tentang menulis blog. Setiap apa
yang saya jelaskan dan terangkan, selalu mereka catat. Pertanyaan-pertanyaan
meluncur rebutan. Bahkan ketika praktek di komputer, mereka begitu cepat
menangkap.
Sebagai informasi, para
siswa di SMP Terbuka Diponegoro adalah sebagian besar para siswa yang berangkat
dari keluarga kurang mampu secara ekonomi. Ada juga yang mempunyai kebutuhan
khusus dalam hal perhatian. Yaitu Autis. Saya
sampai tak percaya bahwa apa yang di sampaikan begitu mudah di pahami oleh mereka.
Ini adalah sebuah potensi anak bangsa yang cerdas. Walau mereka penuh
keterbatasan. Dalam arti tak mendapatkan fasilitas selayaknya anak SMP di
sekolahan lainnya.
Namun semangat mereka begitu
terasa. Saya pun sampai tertular dan saya bertekad ingin terus berbagi di sana.
Ada cerita seru, selama baru
dua kali mengajar di sana. Adit, yang menurut keterangan adalah anak yang
autis, anak ini begitu aktif dalam interaksi tanya jawab. Adit bercerita, bahwa
di rumahnya suka menanam tanaman cabe rawit. Dan berlanjut menjadi hobby yang berkelanjutan sehingga di
halaman rumahnya banyak sekali tanaman cabe rawit yang tentu saja bermanfaat
untuk ibunya memasak. Adit pun menuangkan ceritanya dalam tulisan blog yang
telah di buatnya saat itu.
Lalu ada Ine, yang punya kesukaan
menulis kata bijak di status facebook nya. Teman-teman dan gurunya sering
mengutip kata-kata bijak tersebut sebagai bahan diskusi. Sekarang Ine bisa
mengembangkan kata bijak tersebut dalam sebuah tulisan di blog nantinya. Ine
sangat cepat memahami pelajaran menulis blog. Bahkan teman-temannya yang masih
belum paham dengan sukarela Ine mau mengajarkan kepada teman-temannya yang
masih belum paham. Dengan bahasa gaul a la mereka tentunya.
Lain lagi dengan Sandi,
siswi kelas 7 ini setelah berhasil membuat blog sendiri, ingin selalu mengganti
template dan menautkan gambar serta foto di blognya, sangat kreatif. Sandi pun
sangat suka membaca novel remaja.
Yang paling bagus tulisannya
adalah Halimah, tulisannya runut walau masih dalam ukuran artikel pendek.
Katanya Halimah beberapa hari yang lalu memenangkan sebuah kamera digital
karena berhasil menjadi juara lomba menulis yang di adakan oleh Yayasan Kick
Andy yang berkunjung ke SMP Terbuka Diponegoro ini. Pantas saja tulisannya
bagus, Halimah pantas mendapatkan hadiah keren itu.
Siswa nyentrik adalah Hery,
jika di tugaskan membuat draft sebuah
karangan fiksi atau non fiksi, Hery meminta ijin untuk menulis di luar kelas,
bisa di masjid atau halaman kelas yang sepi. Katanya jika menulis di tempat
ramai suka tidak dapat inspirasi. Saya mengijinkan saja. Karena prinsip saya
mengajar secara fleksibel dan tidak kaku. Agar kreativitas mereka lebih
menonjol dan bebas ber-ekspresi.
Buat saya sendiri, kepuasan itu datang tidak tanggung-tanggung. Saya mendapatkan banyak energi positif dari para murid. Dan saya mendapatkan banyak teman guru-guru yang punya dedikasi luhur. Mereka tanpa di bayar rela menyisihkan waktu, tenaga bahkan materi bagi para siswanya. Mengajar sepenuh hati dengan cinta.
Keakraban yang tak di buat-buat, saya yang tak punya background menjadi guru sama langsung di terima menjadi bagian dari mereka yang rata-rata merupakan guru sebuah sekolah favorit di luar SMP Diponegoro dan sebagian merupakan dosen beberapa universitas terkemuka. Terharu rasanya bisa di terima di sana untuk bersama berbagi ilmu bagi yang membutuhkan.
Halimah dan Ratna sedang Ujian membuat Blog |
Melihat para siswa senang dan
semangat, saya semakin ingin selalu dekat dan tak sabar bersua dengan mereka.
Menanti Hari Senin ke Senin berikutnya. Ini adalah pengalaman yang sangat
berharga. Bisa berbagi ilmu dan pengalaman kepada orang-orang yang tepat. Yang
memang membutuhkan ilmu tersebut. Harapan saya semoga mereka akan mendapatkan
ilmu yang lebih canggih lagi dari yang lain selain saya. Bahkan fasilitas yang
memadai untuk mereka belajar. Saya yakin mereka anak-anak yang rajin, cerdas,
mau belajar dan berpotensi menjadi generasi penerus yang bisa di andalkan.
aciyee jadi buguru ngeblog :D
ReplyDeletebdw, teh. kalo dari pihak sekolah dikasih target pencapaiannya gak? apa bikin sendiri?
semoga semakin banyak blogger2 yang ngeblog sehat diindonesia secara otomatis akan memperkaya konten2 positif.
oia, aku mau follow dulu blogspotnya deh ::
waahhh!! ternyata kak Ani sekarang udah jadi Ibu Guru yaaah..
ReplyDeletecita-citaku waktu sd, semoga ilmunya berkah lahir batin dunia akhirat..
hadeeuuuuhh bu guru ngeblog..
ReplyDeletemau donk diajarin teh..
mau donk ketularan virus menulisnya..
keren banget niy..!!
Asiikk nambah satu lagi ibu guru.
ReplyDeleteaku pikir waktu baca status teh ani yg mo ngajar ke Jombang itu beneran ke Jombang (jawa timur) hihi.
Wih kereen Teh Anny sekarang punya profesi baru..
ReplyDeleteSebetulnya saya juga memiliki cita-cita seperti ini Teh, mengenalkan blog ke sekolah-sekolah. Tapi saya gak tau jalurnya gimana, kalau Teh Anny kan ditawari yah, nah kalau saya gimana apa masukkan proposal ke sekolah?
aku baru tau mbak Ani seorang guru, keren euy, jempol utk para guru..
ReplyDeletehemmm aku kok jadi kepengen yah jadi guru kalo liat anak-anak antusias belajar gitu :) luar biasa teteh ini.
ReplyDeleteSemoga pihak pemerintah dan para dermawan membaca artikel ini dan segera memfasilitasi atau mau menyumbangkan sarana dan prasarana yg blm lengkap atau yg blm dimiliki :)
ReplyDeleteAnak2ku juga mulai ngeblog mak. Tapi yg sulung rupanya tdk terlalu suka krn lbh menyukai hal2 teknis. Yg kedua lebih tertarik.
ReplyDeleteBu, saya juga mau dong, diajarin nge-blog. Hehehehehe
ReplyDeleteArtikel yang menginspirasi ..,btw pengin nyekolahin anak di tangsel tp ngk mampu ..yang bagus bayarnya selangit ..
ReplyDelete