Pak Janggut |
Kayaknya saya harus
banyak berterima kasih sama creator komik-komik di era 80-90an, banyak komik
yang memberi memori indah sampai sekarang. Saya sering mendapatkan komik
tersebut dari nenek saya yang membelikan atau membawakan entah dari mana. Juga
dari keluarga dan teman-teman. Sepertinya saat itu, semua di sekeliling saya
sangat paham hobi membaca saya.
Richie Rich, Tintin,
Donal Bebek, NINA, Majalah Bobo, Ananda, Kuncung mewarnai hari-hari saya sampai
sekolah menengah. Bahkan waktu kuliah saya masih suka membaca semua bacaan itu.
Kenapa bacaan-bacaan
itu selalu membangkitkan memori indah buat saya? Karena masa-masa saya membaca
semua itu berada dalam suasana yang asyik, masa kecil yang dikelilingi
orang-orang tersayang dan saat membacanya sangat nyaman. Jadi, kalau ingat
semua bacaan itu, otomatis akan teringat juga dengan suasana hati dan kondisi
saat saya anak-anak yang menyenangkan. Bukan menyenangkan secara materi ya,
karena saya terlahir dari keluarga yang sangat biasa hehehe.
Memasuki SMP kelas 2
saya baru meningkat ke Majalah GADIS, Aneka Yess dan MODE kalau majalah ini
sudah tidak dikasih sama keluarga, saya biasanya pinjam dari teman yang
langganan atau beli majalah baru sesekali jika ada uang jajan lebihan. Kalau
beli di tukang buku loakan biasanya saya pilih-pilih yang menarik.
Dari majalah-majalah
remaja ini, saya biasanya meniru gaya model-modelnya yang seusia saya, seperti
Lulu Tobing, Wanda Hamidah, Aimee Juliet, Meisya, Cindy Fatika, Clara Nelly dan
lain-lain. Gayanya akan saya tiru kalau pas dengan badan saya yang mini juga
tidak terbuka. Biasanya beli kain terus dijahit. Masih ingat, di Tahun
1993-1997 musim baju dan sepatu era 70an, semua berlomba cari sepatu punya
orang tua masing-masing yang hak nya tinggi dan tebal itu hahaha. Dipadu
padankan dengan celana Cutbray (Celana panjang yang sempit di atas dan lebar di
bagian bawah, bayangkan penyanyi dangdut A Rafiq)
Selain suka dengan
konten bacaannya, saya juga suka mendalam kalau sedang baca tokoh-tokoh
berprestasi, seperti saat itu Lulu Tobing, Gadis Sampul 92, yang selain cantik
juga cerdas. Cindy Fatika yang pintar public speaking, kecerdasan Clara Nelly
dan Wanda Hamidah yang saya favoritkan. Setelah membaca kisah mereka, biasanya
saya terpacu untuk berprestasi juga. Ajaib banget pokoknya bisa menggerakkan
alam bawah sadar saya.
Memasuki SMA, saya
mulai merambah Femina dan beberapa majalah kesehatan, semakin banyak inspirasi,
saya suka mencatat resep-resep masakan yang ada di sana karena kalau digunting
sayang. Majalah dewasa ini saya kebanyakan pinjam atau beli sesekali saja,
mengingat lumayan mahal pada zamannya.
Dari majalah yang lebih
dewasa ini saya tumbuh dan lambat laun paham dunia kerja, masak memasak,
bagaimana cara menggapai cita-cita dan mempersiapkan diri untuk masa depan. Semua
tips dan artikel-artikelnya saya lahap.
Saya menyukai majalah,
komik dan bacaan versi cetak dan jika isinya penuh influencer saya, biasanya
bertahun-tahun akan saya simpan dan dibaca bolak-balik pas ingin membacanya.
Kesimpulannya, apa yang
saya baca dari kecil hingga sekarang, sangat memberikan kontribusi positif
dalam membentuk pemikiran yang sebagian diambil banyak hikmah dan manfaatnya.
Misalnya, untuk urusan pekerjaan saya banyak mendapat masukan dari tips-tips
yang dibagikan di artikel ketika saya remaja. Masih diingat sampai sekarang.
Dan itu semuanya aplicated.
Dan saya jadi
membiasakan anak gemar membaca sejak TK. Kalau bepergian, selain ada botol
minuman, anak saya sering bekal buku yang belum dibaca, ketika di angkot, bus
atau sedang menunggu di tempat umum, suka diselingi membaca.
Senang ya berada di jaman era 80-9- an, sekarang, anak-anakku susah sekali dibacain buku bacaan. Mereka lebih menyukai hal-hal yang kinestetik. Diajak bernyanyi sembari ngedance atau lompat warna, mereka riang.
ReplyDeleteEra 90an itu surga banget buat remaja Mba, walau semi konvensional hehehe lagu anak-anak pun masih banyak :D
DeleteWaktu kecil aku sukaaaa banget majalah Bobo Teteeeeh...
ReplyDeletePas waktu bikin blog sempet bingung mau dikasih nama Coreng, Bibi Ketuk Pintu atau Bibi Titi Teliti hahaha...
Aniweeey, Lulu Tobing itu teman sekelasku waktu SMP lho Teh hehe...*penting*
Sampe jadi branding buat Teh Erry ya Bibi Titi Teliti nya :D
DeleteLulu Tobing orangnya gimana Teh pas di sekolahan? Hahaha *Gosip yuk wkwkwkwk
Ngingetin masa lalu banget nih.
ReplyDeleteSama Mba Ani, saya juga suka banget Bobo. Pas SMP baru baca Gadis, Aneka, Kawanku. Ngangenin ya masa2 itu.
Wah proses peralihan bacaan kita sama ternyata ya Mba :D
DeleteSaya masih menyimpan beberapa majalah dan komik lama :D
Wah, sama Mba. Saya juga menyukai bacaan versi cetak. Dan majalah tempo doeloe masih tersimpan baik. Apalagi Majalah Bobo, banyakkk..wkwkk
ReplyDeleteIlustrasi di majalah BOBO yg dulu lebih ekspresif dan bagus ya Mba dibanding yang sekarang?
DeleteSekarang majalah Bobo banyak iklannya hahaha. Rada puyeng bacanya.
ReplyDeleteNah itulah :D
Deleteteh, saya kecilnya suka baca Bobo juga, pas udah gede jadi suka kawan ku, lalu lanjut komik sampai sekarang, makanya bentuknya jadi begini
ReplyDeleteHahahahah jadinya begini gimana Ev? wkwkwkwk
DeleteAhai sama bacaannya jaman SMA juga Mode dan Anita cemerlang. Selalu ngumpet dari razia guru. Bawa ke sekolah dibaca saat istirahat atau jam kosong
ReplyDeleteNah Anita Cemerlang lupa aku sebut, majalah paling hits dan unik dengan ilustrasi lukisan dan cerpen2nya
DeleteAku SD langganan Bobo, pas SMP ganti jadi Fantasi sama Keren Beken. Suka Fantasi karena ngefans sama boyband. Memang pas masa SMP biasanya jadi beralih ke majalah atau tabloid yang berbau dunia remaja. Alhasil, pas SMP ini jadi mengidolakan coverboy, covergirl, sama top guest juga.
ReplyDeleteOh iya ada Tabloid Fantasi hihihi sampe lupaaa
DeleteKalau dilihat riwayat bacaan dan idolah gadis sampulnya sepertinya kita seangkatan ya teh Ani :D
ReplyDeleteTOSS kalau begitu Mba hihihi
DeleteMajalah Nina salah satu bacaanku. walau tak mampu beli, aku pede aja minjem teman. Duh, pengennya ikutan one day one post, tetapi kenapa ya kok malah 3 bulan ini saya susah menyemangati diri untuk kembali ngeblog? Maaf mbak Ani, numpang curhat :)
ReplyDeleteTernyata banyak juga ya koleksi bacaan nya mbak, salut banget dech. Era 90 an emang keren... Semoga di era digital ini semakin banyak bacaan yang menginspirasi kaum muda ya mbak #SaveMediaAnak hehehe
ReplyDeleteHwaaa, jadi inget bacaan anak-anak waktu kecil. Ahhh, dulu suka seri petualangan lia sekawa, seru kayaknya ya. Melatih logika berpikir
ReplyDeletewaktu kecil aku suka majalah bobo dn kuncung ama kawanku... gedean dikit ganti gadis dan hai... setelah itu komik
ReplyDeletePada masanya anak-anak bunda masih kecil sampai kelas 6 SD bunda masih tetap berlangganaan Majalah Bobo untuk mereka. Karena bsnyaknya Bunda bundle menjadi beberapa bundle tebal. Setelah mereka dewasa baru bunda hibahkan semua majalah Bobo yang sudah dibundle itu, kepada yang menyukainya saja. Tapi kini tak seorag pun anak bunda yang menyukai dunia membaca, begitu juga para cucu, hiks...
ReplyDeleteSaya dulu langganan BOBO sampai lulus SD terus pindah ke Annida, kadang-kadang juga beli Kawanku eceran kalau sedang tertarik dengan isinya. Perpustakaan juga jadi tempat paling nyaman disinggahi saat sekolah, buku-buku klasik karya Sutan Takdir, NH Dini, jadi favorit banget dulu :)
ReplyDeleteMemang beda kok yang dari kecilnya suka baca dengan yang tidak...
Jadi ingat juga bunda majalah favorit saya ketika duduk di bangku SD, majalah BOBO, NINA, dan Mentari. Memori yang paling membekas setiap ayah terima gaji, kalau ada lebihnya selalu dibeliin majalah mentari, dan senengnya bukan kepalang karena biasanya cuman pinjem dari teman. Eh begitu udah gede lebih suka ke komik saladdays, chicken shoup 4 the couple soul daripada majalah. he.he
ReplyDelete