Subang, Jawa Barat – 20 Oktober
2015 lalu, saya tak pernah terpikir akan diundang oleh pihak Kementerian
Pertanian untuk terlibat dalam aktivitasnya. Karena saya tak ada background pendidikan yang ada
hubungannya dengan pangan atau pertanian. Bahkan pekerjaan saya pun jauh dari
ranah bidang tersebut. Tapi takdir bercerita lain, ya? Rezeki Allah yang
menentukan. Saya punya kesempatan emas bisa ikut terlibat dalam aktivitas
Kementerian Pertanian, dalam rangka memperingati Kinerja satu tahun Kementerian
Pertanian. Bahkan bisa langsung bersua secara personal dengan Bapak
Menteri Pertanian Amran Sulaiman yang bernama lengkap Andi Amran Sulaiman,
menjabat Menteri Pertanian untuk periode 2014-2019.
Selama ini, tak pernah berpikir, dari mana dan atas usaha bagaimana kita bisa menikmati makanan pokok yang menjadi sumber energi? Ketika berbincang langsung bersama Pak Amran dan para Blogger yang diundang di sebuah hotel sambil sarapan pagi, beliau bersemangat sekali memaparkan bahwa kehidupan para petani harus sejahtera dan tak boleh ada mafia-mafia yang menggerogoti hasil kerja keras para petani tersebut. Kebanyakan para petani mendapat hasil minim karena hasilnya banyak terpotong oleh para mafia yang menjadi perantara pemasaran hasilnya. Kesenjangan sosial terjadi dan ini harus dicari solusinya. Berkat kerja keras petani lah kita bisa mudah mendapatkan makanan pokok yang dibutuhkan.
Mengapa kesejahteraan para petani
harus dijaga dan ditingkatkan? Karena ini berpengaruh terhadap produktivitas
dan semangatnya. Pak Amran begitu detailnya memerhatikan sampai hal kecil. Yang
merupakan akar permasalahan yang perlu diberikan solusi. “Jika produktivitas baik dan prosedur bersih, pasti sistem pertanian akan
semakin membaik.” Ujarnya.
Tekad kuatnya dalam memerangi
sistem yang sudah mendarah daging dalam sistem pertanian Indonesia yang kurang
baik, tercermin keikhlasan dan tanggung jawab penuh dalam bekerja untuk
kebaikan rakyat. Lelaki yang punya garis keturunan Raja Bone dari pihak ayahnya
ini, tak peduli dengan gunjingan-gunjingan terhadap dirinya saat melakukan
tugas. “Selagi benar dan apa yang saya
lakukan tak menyimpang, saya tidak takut. Walau ada yang kontra, saya harus
berusaha untuk meyakinkan dan membuktikan bahwa upaya yang saya lakukan dapat
berhasil dan memberikan efek positif bagi semua pihak.” Kata Pak Amran.
Kesungguhannya berbuah manis dan
menghasilkan apa yang diharapkan bangsa Indonesia selama ini. Kerinduan kita
sebagai bangsa Indonesia yang kaya akan pangan dan punya predikat negara
agraris dan sempat jaya puluhan tahun lalu, membuat saya merinding dan serasa
tersiram air di kala kekeringan. Membuat saya merasa terangkat di kala kondisi
bangsa ini banyak masalah. Karena predikat negara agraris, akan menjadi milik
kita kembali. Dengan melihat berbagai pencapaian dari kinerja satu tahun
Kementerian Pertanian ini, ada secercah harapan untuk kemajuan ekonomi bangsa.
Saya yang tadinya tak peduli dengan hal ini, jadi semangat ingin menjadi bagian
yang ikut menyukseskan kemajuan pertanian dengan kapasitas saya sebagai
blogger.
Apa saja pencapaian dari kinerja
satu tahun Kementerian Pertanian ini?
1. Tingginya peningkatan produksi pangan
strategis, seperti padi, jagung, kedelai, cabai, bawang merah, daging sapi
dan gula. Capaian ini hasil dari terobosan dari regulasi yang ditempuh.
Misalnya, 1. Merevisi prosedur lelang menjadi penunjukan langsung untuk
pengadaan benih dan pupuk (Perpres 172/2014).
2. Memfokuskan kembali anggaran Rp.4,1 triliun dari perjalanan
dinas/rapat, seminar menjadi perbaikan irigasi dan penyediaan alat dan mesin
pertanian. 3. Bantuan benih tidak di lokasi existing 4. Kebijakan dialokasikan
sesuai tahun anggaran 5. Bekerja sinergis 6. Melakukan pengawalan dan
pendampingan UPSUS melibatkan TNI, Mahasiswa, Penyuluh PNS dan lain-lain 7.
Evaluasi berkala 8. Antisipasi perubahan iklim.
2.
Tidak
ada impor beras dan penghematan devisa 52 triliun melalui kebijakan
pengendalian rekomendasi impor dan mendorong ekspor. Sejak Januari 2015
tidak ada impor beras medium, ini adalah kabar sangat baik. Sehingga dapat
menghemat devisa sebesar US$ 374 Juta. Produksi jagung naik 8,72% di Tahun
2015. Pengendalian impor jagung menghemat devisa sebesar US$ 483 Juta. Secara
keseluruhan berdampak terhadap perekonomian nasional Rp. 215 triliun yang
dinikmati petani dan pelaku usaha lainnya.
3.
Mulai
modernisasi pertanian. Sebelumnya, penyediaan alat dan mesin pertanian
modern terbatas sekali dan menitikberatkan pada sistem manual. Kerja jadi
kurang efisien dan menghambat produktivitas. Mulai Tahun 2015 dilakukan
mekanisme besar-besaran sebanyak 62.221 unit dan pada 2016 akan disediakan
lebih banyak lagi, meliputi : Rice
Transplanter, Combine Harvester, Dryer, Power Thresher, Chorn Seller, Rice
Milling Unit (RMU), Traktor dan Pompa air. Dengan solusi ini, produksi
pertanian yang menyusut jika dengan sistem manual akan terhindar dan bisa
menghemat biaya produksi juga. Jika menggunakan sistem manual, bisa memerlukan
20 orang untuk hari kerjanya tapi dengan alat modern, semua biaya dapat ditekan
dengan baik.
4.
Mulai
bangkitnya investasi di sektor pertanian. Bermunculannya para investor yang
siap mengelola lahan pertanian jagung, gula dan sapi. Selain itu, terdapat
kesiapan 15 pabrik gula (PG) existing untuk memperluas kebun tebu 200 ribu ha
dan 19 PG baru akan mengembangkan lahan 500 ribu ha yang mampu membuka lapangan
kerja baru bagi 3,87 juta jiwa.
Kemajuan sektor pertanian jika
dibandingkan pada kondisi El-nino (musim kekeringan) yang ekstrim di Tahun 1998
terdapat impor beras sebesar 7,1 Juta
dengan penduduk 205 Juta penduduk. Jika dibandingkan dengan tahun Tahun 2015 seharusnya ada impor beras
8.8 Juta untuk 250 Juta penduduk sekarang ini. Tapi di tahun ini, sama sekali
tak ada impor beras. Ini bukti kemajuannya. “Kesalahan
regulasi lebih berbahaya dari pada masalah lainnya, maka perubahan regulasi
menjadi lebih baik adalah lebih penting.” Kata Pak Amran.
Bukti keberhasilan satu tahun
kinerja Kementerian Pertanian, tergambar saat saya dan para Blogger diajak menghadiri
perayaan ini di Desa Gardu Mukti, TampakDahan, Pamanukan, Subang Jawa Barat.
Gairah peserta yang hadir, seperti para petani, Mahasiswa Sahabat petani,
Organisasi pertanian dan sejumlah pejabat yang hadir tercipta sinergi yang kuat
dalam mendukung kemajuan sistem pertanian. Beberapa alat dan mesin pertanian moern bertengger dan
berjajar, dengan berbagai macam jenis dan fungsinya.
Pak Amran Sulaiman yang mempunyai
prinsip bekerja Beriman dan Bermanfaat apapun
caranya beliau akan terus melakukan terobosan dalam mencapai berbagai perubahan
menuju lebih baik. Bersyukur saya bisa mengetahui kabar ini dari sumbernya
langsung disertai bukti dan data yang akurat dari berbagai pihak. Berita bagus
ini harus disampaikan kepada masyarakat luas supaya dapat memacu kemajuan demi
kemajuan lagi.
Dari sosok Pak Amran terlihat
sikap pemimpin yang sebenarnya, karena tak ada ambisi memperkaya diri atau
ambisi mempertahankan jabatannya dengan cara melakukan pekerjaan “Asal Bapak Senang” Beliau bekerja
sesuai hati nurani, sekalipun menempuh risiko misalnya resuffle beliau tidak takut dan rela akan melepaskan jabatannya
jika diintimidasi oleh sistem yang bertentangan dengan nuraninya yang lebih
memihak rakyat.
Kebijakannya sangat realistis,
contohnya ketika memfokuskan anggaran yang besar pada alokasi untuk seminar,
kunjungan dan lain-lain ke perbaikan irigasi dan pengadaan alat dan mesin
pertanian modern, saya sangat setuju dan ini cerminan kebijakan yang tepat. Mudah-mudahan dapat berkelanjutan dan ada
pengembangan penyuluhan yang lebih masif untuk para petani dalam menguasai
peralatan modern tersebut. Sehingga ada komunikasi dua arah dan ada dialog
langsung dengan para petani sebagai pelaku usaha.
Mengenai ketahanan pangan
Indonesia, saya punya harapan agar perhatian mencakup semua sektor, tak hanya
di sektor produksi pangan strategis. Sebab banyak wilayah Indonesia yang letak
geografisnya berlainan, dari barat sampai ke timur, punya ciri khas pangan yang
tak selalu sama dengan bahan pangan strattegis. Misalnya, untuk beberapa
wilayah ada hasil unggulan berupa ketela pohon dan ubi jalar, lalu sagu dan
lain-lain. Jadi, paradigma kesejahteraan pangan tak hanya terpatok dengan padi,
jagung dan bahan pangan strategis lainnya.
Terlepas dari harapan saya
tersebut, melihat kinerja satu tahun Kementerian Pertanian membuat saya kembali
percaya diri ada di Indonesia yang memang kaya jika diolah dan di-manage dengan baik. Semoga dalam
tahun-tahun berikutnya menghasilkan banyak terobosan lagi dan membuat kemajuan
yang lebih pesat lagi.
![]() |
Bersama Meneteri Pertanian, Amran Sulaiman dan Bloggers. Foto By Harris Maulana |
Senang sekali mendapat banyak insight dari Bapak menteri Amran
Sulaiman, selain dapat ilmu masalah pertanian serta mengetahui
persoalan-persoalannya, saya pun dapat memetik banyak inspirasi dari sisi-sisi
kehidupan Pak Menteri yang down to earth dan
punya sisi kemanusiaan yang tinggi. Padahal beliau itu orang luar biasa dan
pengusaha besar selain menjadi menteri. Sikap kerja keras, Ingat Sang Pencipta
dan semangat mengabdinya ingin saya teladani.
Semoga pertanian Indonesia semakin keren dan perekonomian semakin baik, aamiin :)
ReplyDeletemenurut saya pribadi mah, pertanian kita sudah lebih baik dibanding sebelumnya
ReplyDeletememang sih belum swasembada pangan seperti era 1980-1995an
setidaknya, sudah positif :)
kita perlu lebih banyak sosok inspiratif seperti ini yang bisa merealisasikan visi menjadi aksi nyata. You are lucky mba, bisa mendapat insight langsung dari beliau..
ReplyDelete