Kru dan Produser membuka acara |
Dua minggu yang lalu,
saya menulis tentang Drama Musikal Khatulistiwa yang diproduksi oleh CIMB
Niaga, Yayasan Djosodirjo dan Zig Zag. Akan tayang di Teater Taman Ismail
Marzuki pada 18-20 Nopember 2016. Pada acara konferensi pers saat itu, semua
tim pendukung sudah menjelaskan semua persiapan, konsep dan segala hal terkait
pementasan Drama Musikal Khatulistiwa ini.
Tak menyangka, saya diundang
lagi untuk menyaksikan Drama Musikal Khatulistiwa Behind The Scene pada 18
Oktober 2016 di Gedung Nyi Ageng Serang, Kuningan. Di sana lebih detail lagi
diinformasikan semua persiapannya, Semua narasumber memberikan penjelasan yang
akurat, mulai produser, budayawan, koreografer, perancang kostum dan para
pemainnya.
Asep Kambali, Budayawan |
Awal acara, Asep
Kambali, Budayawan berbagi pengetahuan tentang pentingnya memahami Sejarah
serta melestarikannya.
“Memberi edukasi
sejarah mudah saja, praktikan dalam cerita menarik kepada anak-anak saat
ngobrol atau jalan-jalan. Sambil menjelaskan situs-situs atau segala hal yang
ada kaitannya dengan sejarah dalam kehidupan sehari-hari. Kemas cerita dengan
menarik” Kata Asep.
“Tak akan ada yang
tertarik datang ke suatu tempat jika tak ada sejarahnya. Misalnya, orang Paris
tak akan ke Jakarta jika Monas sejarahnya sama dengan Menara Eiffel begitu pula
sebaliknya. Jadi, sejarah pun merupakan suatu potensi wisata.” Asep
menambahkan.
Dalam hal terkecil,
seperti nama jalan, nama pahlawan dan asal usul sesuatu yang menjadi ikon,
jarang kita mencari tahu apa filosofinya. Misalnya, adakah yang tahu Jalan Daan
Mogot itu dari kata apa? Belum banyak yang tahu bahwa Daan Mogot adalah salah
satu nama Pahlawan Nasional Indonesia. Ada yang belum tahu juga kan, kalau H.R
Rasuna Said itu perempuan? Hehehe. Dan apa arti kata “Pahlawan” ? Saya baru
tahu juga kalau Pahlawan itu artinya Pahala-Wan. Makanya gelar Pahlawan
diberikan bagi yang sudah meninggal.
Ben, anak SD yang tertarik sejarah, bertanya ke Kang Asep |
Generasi muda harus
diajak untuk memahami dan melestarikan sejarah, dengan sejarah bisa menjadi
pengikat dan pemersatu bangsa. Selain itu, jika sejarah benar-benar dipahami,
akan menjadi acuan untuk melanjutkan perjuangan para pendahulu serta menghargai
semua jasa-jasanya.
Paparan Asep Kambali
begitu mencerahkan dan membuka wawasan kami yang hadir. Peserta kali ini, bukan
hanya Blogger tapi anak-anak sekolah menengah dan mahasiswa dari DKI Jakarta
dan sekitarnya pun ikut hadir.
Mengapa soal sejarah
ini penting diulas menjelang gelaran Drama Musikal Khatulistiwa ini? Karena
perlu diinformasikan kepada masyarakat supaya dalam membuat sesuatu harus
berdasarkan akarnya, tidak boleh asal. Misalnya, dalam Drama Musikal
Khatulistiwa ini, menceritakan beberapa pahlawan nasional dari 7 daerah di
Indonesia. Pasti melalui proses survei dan data tentang tokoh-tokoh yang
diangkatnya. Mulai dari asal usul sampai detail-detail lainnya.
Setelah maghrib dan
istirahat makan malam, kami menyaksikan proses latihan para pemain yang
diselingi paparan sutradara Adjie N.A sebagai sutradara, mengungkapkan bahwa
penjiwaan karakter tokoh dalam drama musikal harus total, untuk itu perlu
pendekatan dengan mengetahui kepribadian tokoh yang diperankannya.
Adjie N.A memberi wawasan tentang permainan drama musikal |
“Monolog dan Dialog
harus diperhatikan, dalam drama musikal dua teknis ini dibutuhkan sebagai
penghidup drama dengan kolaborasi musik.” Kata Adjie.
Perancang Kostum di
Drama Musikal ini pun berbagi bahwa membuat kostum pemain drama itu tidak sama
pola dan teknisnya dengan baju biasa, karena dalam permainan drama selalu
dituntut cepat untuk ganti kostum, salah satu contohnya, pemasangan kancing
hanya ditempel, baju bisa merekat karena perekat lain yang mudah dibuka.
Koreografer, produser,
penulis skenario, penata musik dan semua kru Drama Musikal Khatulistiwa ini
semua berbagi bocoran persiapan pertunjukan ini. 100 talent pendukung acara ini
dibagi waktunya untuk berlatih mulai pukul 17.00 hingga 23.00. Nantinya,
pertunjukan ini akan menghabiskan waktu lebih kurang 2,5jam.
Ahmad Emir Farabi dari Sun Life Indonesia pun hadir dan menyatakan dukungan penuh atas Drama Musikal Khatulistiwa ini dan mengajak semua elemen untuk ikut peduli terhadap sejarah dan budaya Indonesia karena identitas bangsa harus dipertahankan.
Drama yang dipersiapkan
matang dan maksimal ini, melihat latihannya pun terasa merinding bangga, apa
lagi kalau nonton pertunjukannya nanti.
Saya sangat senang
terlibat dalam Drama Musikal Khatulistiwa ini walaupun dalam kapasitas sebagai
blogger, setidaknya dapat menyiarkan berita ini sebagai bagian dari edukasi
bagi masyarakat untuk memahami sejarah dan budaya dengan cara yang mengasyikan
melalui tontonan drama musikal.
Bagaimana cara
melestarikan sejarah dan budaya bangsa pada generasi muda? Biasakan anak-anak
senang pergi ke museum, perpustakaan, gemar membaca dan dampingi mereka, ketika
bertanya hendaknya dijawab dengan cerita yang asyik. Sehingga anak tidak merasa
bosan ketika berada di tempat-tempat sejarah.
Buat blogger dan
vlogger pun sama, perbanyak konten blog atau video nya dengan ulasan tempat
bersejarah dengan kemasan cerita menarik dan bisa menjadi magnet pembaca untuk
ingin tahu tempat tersebut datang berbondong-bondong untuk mengetahui dan
belajar.
Atau, ajak anak-anak
menonton Drama Musikal Khatulistiwa ramai-ramai bersama keluarha Tanggal 18-20
Nopember 2016 nanti karena acara ini dikemas fun dan dijamin tak akan membosankan. Karena saya sudah melihat
latihannya dan proses yang berkualitas pasti menghasilkan pertunjukan yang
maksimal. Apa lagi dalam drama musikal ini, banyak cerita sejarah yang belum
diketahui dan tak banyak diceritakan. Jangan lewatkan! Tak sabar saya ingin
menonton.
Lihat behind the scene nya jadi pengen banget nonton live ya ��.
ReplyDeleteNanti kita nonton rame2 yuk :)
Deletesatu lagi PR kita sebagai bangsa Indonesia yaitu mengenal sejarah. Ada yang menganggap belajar sejarah itu membosankan dan bikin ngantuk. Tapi, kalau belajar sejarahnya dengan drama musikal seperti ini, pasti ngga akan bosan. Jadi, tergantung bagaimana sejarah itu dikemas ya teh. Mau juga dong nonton Drama Musikal Khatulistiwa ini teh :)
ReplyDeleteBener Uciiii, dan tiket nonton ini pun murah Ci, buat anak-anak yang di luar kota akan didistribusikan via DVD jadi semua anak Indonesia bisa nonton Drama Musikal ini :)
DeleteSejarah yang disampaikan dengan kemasan menarik tentu menarik minat mempelajari
ReplyDeletesalam sehat selalu mbak Ani - amin
Dan aku gagal memahami sejarah, selalu ngak tertarik berkunjung ke tempat2 seperti museum dan sejenis nya. Kayak nya gw perlu ketemu mang asep kambali lagi biar di doktrin ttg sejarah hehehe
ReplyDelete18-20 nov? cateeeeet ah :)
ReplyDeletebtw, judulnya bikin galau nih.
kirain, "memungut kepingan hati yang hilang" #eaaa
*gagal fokus
nice sharing, Teh Ani... nuhun. Makin tak sabar ya menunggu pementasan.
ReplyDelete